Mendo'akan Orang Lain

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Seperti biasa, pada sepertiga malam terakhir, Sayyidah Fathimah — putri kesayangan Rasulullah saw senantiasa melaksanakan shalat tahajud di rumahnya. 

Terkadang, ia menghabiskan malam-malamnya dengan qiamu lail dan doa. Hasan bin Ali, putranya, sering mendengar munajat sang bunda.

Suatu pagi, ketika Sayyidah Fathimah selesai berdoa, Hasan kecil bertanya, "Ya Ummi, dari tadi, aku mendengarkan doamu, tetapi tak satu pun doa yang kau panjatkan untuk dirimu sendiri?"

Fathimah menjawab dengan lembut, "Nak, doakan dulu tetanggamu karena ketika para malaikat mendengarkanmu mendoakan tetanggamu, niscaya mereka akan mendoakanmu. 

Adakah yang lebih baik daripada doa para malaikat yang dekat dengan Allah, Tuhan kita?"

"Apabila salah seorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) tanpa diketahui oleh yang didoakan, para malaikat berkata, "Amin, semoga engkau memperoleh pula sebagaimana yang engkau doakan itu." (HR Muslim dan Abu Dawud)

Dari Muslim dan muslimah sejati

Barisan Manusia di Padang Mahsyar

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Bismillahirahmanirahim. Suatu ketika, Muadz bin Jabal ra mengadap Rasulullah SAW dan bertanya: “Wahai Rasulullah, tolong jelaskan kepadaku mengenai firman Allah SWT : Pada sangkakala ditiup, maka kamu sekalian datang berbaris-baris” (Surah an-Naba’:1)

Mendengar pertanyaan itu, baginda menangis dan basah pakaian dengan air mata. Lalu menjawab: “Wahai Muadz, engkau telah bertanya kepada aku, perkara yang amat besar, bahwa umatku akan digiring, dikumpulkan berbaris-baris menjadi 12 barisan, masing-masing dengan pembawaan mereka sendiri….”

Maka dijelaskanlah oleh Rasulullah ke 12 barisan tersebut :

BARISAN PERTAMA Di iring dari kubur dengan tidak bertangan dan berkaki. Keadaan mereka ini dijelaskan melalui satu seruan dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang- orang yang sewaktu hidupnya menyakiti hati tetangganya, maka demikianlah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEDUA Diiring dari kubur berbentuk babi hutan. Datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih: “Mereka itu adalah orang yang sewaktu hidupnya meringan-ringankan solat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KETIGA Mereka berbentuk keldai, sedangkan perut mereka penuh dengan ular dan kala jengking. “Mereka itu adalah orang yang enggan membayar zakat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEEMPAT Diiring dari kubur dengan keadaan darah seperti air pancutan keluar dari mulut mereka. “Mereka itu adalah orang yang berdusta di dalam jualbeli, maka inilah balasannya dan tempat mereka adalah neraka…”

BARISAN KELIMA Diiring dari kubur dengan bau busuk daripada bangkai. Ketika itu Allah SWT menurunkan angin sehingga bau busuk itu mengganggu ketenteraman di Padang Mahsyar. “Mereka itu adalah orang yang menyembunyikan perlakuan derhaka takut diketahui oleh manusia tetapi tidak pula rasa takut kepada Allah SWT, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEENAM Diiring dari kubur dengan keadaan kepala mereka terputus dari badan. “Mereka adalah orang yang menjadi saksi palsu, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KETUJUH Diiring dari kubur tanpa mempunyai lidah tetapi dari mulut mereka mengalir keluar nanah dan darah. “Mereka itu adalah orang yang enggan memberi kesaksian di atas kebenaran, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KELAPAN Diiring dari kubur dalam keadaan terbalik dengan kepala ke bawah dan kaki ke atas. “Mereka adalah orang yang berbuat zina, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KESEMBILAN Diiring dari kubur dengan berwajah hitam gelap dan bermata biru sementara dalam diri mereka penuh dengan api gemuruh. “Mereka itu adalah orang yang makan harta anak yatim dengan cara yang tidak sebenarnya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KESEPULUH Diiring dari kubur mereka dalam keadaan tubuh mereka penuh dengan penyakit sopak dan kusta. “Mereka adalah orang yang derhaka kepada orang tuanya, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KESEBELAS Diiring dari kubur mereka dengan berkeadaan buta mata-kepala, gigi mereka memanjang seperti tanduk lembu jantan, bibir mereka melebar sampai ke dada dan lidah mereka terjulur memanjang sampai ke perut mereka dan keluar beraneka kotoran. “Mereka adalah orang yang minum arak, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah neraka…”

BARISAN KEDUA BELAS Mereka diiring dari kubur dengan wajah yang bersinar-sinar laksana bulan purnama. Mereka melalui titian sirat seperti kilat. Maka,datanglah suara dari sisi Allah Yang Maha Pengasih memaklumkan: “Mereka adalah orang yang beramal salih dan banyak berbuat baik. Mereka menjauhi perbuatan durhaka, mereka memelihara sholat lima waktu, ketika meninggal dunia keadaan mereka sudah bertaubat, maka inilah balasannya dan tempat kembali mereka adalah syurga,mendapat keampunan, kasih sayang dan keredhaan Allah Yang Maha Pengasih

Wallahu A'lam

Meraih Kemenangan Setiap Hari

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika hanya kepada-Nya kamu menyembah” (QS. An Nahl: 114).

Bila meraih suatu kemenangan, manusia akan merasakan suatu kepuasan dan kesenangan yang sulit terukur. Dan kemenangan itu sebenarnya bukan hal yang jarang, karena setiap hari kita bisa meraihnya, misalnya, melalui pintu rezeki. 

Mengapa layak disebut kemenangan ..?

Pasalnya, setiap hari banyak manusia harus bertarung untuk memilih antara rezeki yang halal dan yang haram. Tidak jarang, tawaran yang haram lebih banyak jumlahnya dan menarik sehingga banyak juga peminatnya, sehingga menggiurkan atau menggoda banyak orang untuk segera memilihnya. Dan, bertarung melawan godaan tersebut terbukti tidaklah merupakah hal yang mudah bagi manusia. Makanya tidak sedikit orang, terlepas statusnya dari status terdidik atau tidak yang bertekuk lutut pada harta , banyak yang haram statusnya.

Meskipun kebanyakan mengetahui hukumnya, baik dari cendikiawan maupun kalangan umum masih banyak yang berbuat demikian, merasa dirinya menang serta menyepelekan dosa kecil menurut kebanyakan mereka.  Padahal sesungguhnya, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan, “Tiada mendatangkan faedah bagi daging yang tumbuh dari sumber yang haram, melainkan nerakalah tempat yang sewajarnya bagi daging itu” (HR. Imam Turmudzi).

Dengan demikian, siapapun patut untuk terus berjuang menjauhi segala yang diharamkan oleh Allah subhanahu Wata'ala dan bagi mereka yang telah berhasil dan mampu bertahan hendaknyalah merayakan kemenangan pertarungannya setiap hari dalam meraih rezeki yang halal, dengan bersyukur kepada Allah, yang telah memberikan rezeki sekaligus melindungi dari yang haram, terlebih lagi dengan bersyukur dijanjikan kenikmatan yang bertambah-tambah. 

Wallahu A'lam

Hancurnya Kehidupan, Kembalilah Ke Jalan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Apa yang salah terhadap bangsa ini? Mengapa mengalami nasib yang begitu nestapa? Tak henti-henti terus menerus dirundung malang. Berbagai peristiwa yang sangat menyedihkan selalu menghentak kesadaran. Tetapi, tak ada kesadaran kolektif yang mau mengakhiri mengakhiri semuanya, Sepertinya mereka menikmati kehidupan yang serba menyedihkan.

Betapa Indonesia bangsa besar. Dengan jumlah penduduk 240 juta. Mayoritas hampir 90 persen beragama Islam. Selalu menjadi kebanggaan dengan jumlah itu. Muslim terbesar di dunia. Penduduknya terus tumbuh selalu menjadi perhatian dunia. Karena posisinya yang dipandang sangat strategis dan memiliki sumber daya alam, yang seakan tak pernah habisnya.

Seorang yang baru pulang dari umrah, bertutur bahwa pesawat apa saja yang mendarat di bandara internasional Jeddah, selalu ada orang Indonesia. Puluhan ribu orang pergi umrah setiap bulannya. Orang pergi haji, harus inden sampai delapan tahun. Padahal, orang Indonesia pergi haji tak kurang dari 250 ribu, setiap tahunnya. Kalau shalat di Madinah, kanan-kiri, depan-belakang, pasti ada orang Indonesia. Begitu luar biasa banyaknya orang Indonesia yang melakukan ibadah ke tanah suci, Makkah dan Madinah.

Mestinya semakin banyak orang yang jalan hidupnya sesuai dengan Islam, dan menjadikan al-Qur’an sebagai jalan hidup mereka. Menjelang perayaan maulud Nabi Shallahu alaihi wassalam, begitu banyak yang menyelenggarakan perayaan maulud. Mulai dari Istana sampai ke masjid dan mushala di kampung, semuanya menyelenggarakan perayaan maulud. Adakah umat ini yang menyatakan cinta kepada baginda Nabi Shallahu alaihi wassalam, dan mengikuti jejak beliau?

Betapa rusaknya kehidupan ini orang tua dengan sangat tega membunuh anaknya sendiri. Anak membunuh orang tuanya sendiri. Orang tua membuang bayi yang baru dilahirkannya. Orang tua kandung menzinahi anak sendiri, sampai hamil. Berbuat zina dan selingkuh menjadi kegemaran. Bukan nista. Kantor-kantor dan pabrik-pabrik yang memperkerjakan perempuan-laki, berlangsungnya dan terus menerus berbuatan fakhisah (dosa besar), tak lagi merasa bersalah dan malu. Sering perempuan diperkosa diangkot dan kendaraan umum. Minimal dilecehkan secara seksual. Tak ada lagi tempat yang aman di negeri ini bagi perempuan.

Belakangan sering terjadi bunuh diri. Anak, orang dewasa, laki dan perempuan, melakukan bunuh diri. Dengan berbagai cara. Mengakhiri hidup dengan sangat nista. Bunuh diri. Dengan berbagai alasan. Mereka tak dapat lagi berpikir rasional menghadapi kehidupan. Sebagian besar motivasinya karena ekonomi, dan keluarga yang pecah.

Kehidupan sekarang ini, di manapun berlangsung tipu-menipu dan saling peras memeras. Di semua tingkatan lapisan dari atas sampai bawah. oknum dokter memeras dan menipu pesien. Banyak pasien miskin, yang melahirkan di rumah sakit, tak mampu membayar, akhirnya bayinya disandera. Oknum hakim dan jaksa memeras tersangka. Oknum polisi memeras maling dan penjahat. Para pengacara dan advokat memeras kliennya yang berperkara.

Pengadilan korupsi hanya menjadi tempat “theater” sandiwara mengelabuhi mata rakyat. Secara telanjang. Para politisi “busuk” dengan sangat canggih, membonsai aparat penegak hukum, semacam KPK, dan membuatnya menjadi lumpuh. Tak dapat lagi yang dapat menjangkau para penjahat di negeri yang sudah menghabiskan uang rakyat, bertriliun-triliun. Akhirnya rakyat menjadi masa bodoh. Tak lagi tertarik dengan kehidupan ini, karena kebusukan sudah menjadi sistem kehidupan.

Kehancuran sudah didepan mata. Masihkah tidak peduli? Masihkan menutup mata dengan segala penyimpangan dan penyelewengan ini? Masihkah tidak mau mengubah jalan hidup ini? Masihkan akan selalu bergelimang dengan dosa dan durhaka?

Wallahu’alam.Sumber Voa-islam

Bekerja Keras Mencari Karunia Allah

Posted by "membaca Al Quran 3 komentar
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

 فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الأرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung"

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Teruntuk Saudaraku Agan Hendi dan kawan kawan yang membutuhkan ayat al quran sebagai penyemangat, khususnya yang berkaitan dengan bekerja dan atau pekerjaan Surah Al Jumu'ah ayat ke 10 menjadi pilihan utama bagi penulis berikut adalah sedikit uraian dari surah diatas :

(Apabila telah ditunaikan salat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi) Dengan bersandar pada ayat sebelumnya (al jumu'ah ayat 9) yang mana dalam ayat tersebut kita diperintahkan untuk bersegera mininggalkan pekerjaan, Ayat diatas (al jumu'ah ayat 10) dimulai dengan perintah untuk bertebaran dimuka bumi (bekerja dan atau mencari penghidupan dan atau karunia) Perintah ini menunjukkan pengertian ibahah atau boleh (dan carilah) carilah rezeki (karunia Allah, dan ingatlah Allah) dengan ingatan (sebanyak-banyaknya supaya kalian beruntung) yakni memperoleh keberuntungan.

Ayat 9 - 11 diatas diturunkan Pada hari Jumat, Berkenaan dengan pada saat Nabi saw. berkhutbah tiba-tiba datanglah rombongan kafilah membawa barang-barang dagangan, lalu dipukullah genderang menyambut kedatangannya (sebagaimana kebiasaan para pedagang yang mungkin sampai saat ini masih juga terjadi didesa - desa dengan menggunakan speaker untuk memanggil warga kampung). Maka orang-orang pun berhamburan keluar dari mesjid untuk menemui rombongan itu, kecuali hanya dua belas orang saja yang masih tetap bersama Nabi SAW. lalu turunlah ayat ke 11. (tafsir jalalain)

Secara singkat Ayat diatas (yang admin maksud al jumu'ah 9 - 10) berisi tentang perintah untuk bersegera meninggalkan pekerjaan jika telah datang waktu shalat dan bersegeralah pula untuk memulai kerja apabila telah selesai mengerjakan shalat, hendaklah dipisahkan dan atau disendirikan / diseimbangkan antara urusan duniawi dengan urusan ukhrawi, agar supaya kita beruntung, dan bukan sebaliknya / mencampuradukkan antara urusan duniawi dengan urusan ukhrawi seperti dijelaskan dalam ayat ke 11, dimana didalam ayat itu disebutkan bahwa ketika Nabiyullah Muhammad SAW sedang berkhotbah, beberapa orang meninggalkan Beliau sendiri berkhotbah demi untuk perniagaan dan permainan, sesungguhnya Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki.

Wallahu A'lam


Ayat selanjutnya yang dapat admin sarankan untuk dijadikan patokan kaitannya dengan Bekerja Keras / Giat Bekerja adalah Surah Alam Nasyrah / Al Insyirah , surah ini menjadi pilihan kedua bagi admin setelah surah Al Jumu'ah, karena memang urutan ayatnya demikian Al Jumu'ah lebih awal dari Al Insyirah (agar tartil) ^_^ he..he..

Berikut adalah sedikit uraian dari surah al insyirah :

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (٦) فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ (٧) وَإِلَى رَبِّكَ فَارْغَبْ

"Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, Maka apabila kamu telah selesai dari sesuatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap"

Krisis dan permasalahan multi dimensi dibeberapa tempat kerja yang berkepanjangan dan tak kunjung reda dikarenakan etos kerja masyarakat yang sebagian besar adalah Muslim belum mencerminkan etos kerja islami. Padahal sebenarnya islam sangatlah mengedepankan disiplin yang tinggi dan tidak mengharapkan upah terlebih dahulu / mengharapkan gaji yang tinggi dan berlebihan. kenapa....? bukankah usaha kita wajib untuk dihargai...?

Jika saja semua orang mau mengamalkan ayat tersebut diatas yang mana kita amat sangat dianjurkan untuk bersegera kepada melakukan urusan dan atau pekerjaan yang lain dengan sungguh - sungguh (kerja keras) maka Upah dan Atau Gaji itu akan datang dengan sendirinya. seberapapun giatnya kita bekerja seberapapun kerasnya dan seberapapun lamanya kita bekerja hal tersebut adalah sekedar usaha yang tentunya harus dilakukan dengan sungguh - sungguh.

Adalah bersyukur atas nikmat yang telah dikaruniakan Allah Subhanahu Wata'ala yang mustinya kita dahulukan, seberapapun pendapatan kita, seberapapun hasil yang kita dapatkan, maka hendaklah kita bersyukur dan hanya kepada-Nya kita berharap, karena dengan Bersyukur apapun dan seberapapun kecil besarnya pendapatan kita maka Insya Allah akan diberikan keberkahan (Cukup dan tidak kekurangan) dan yang perlu untuk diyaqini kemudian adalah bahwa Allah Subhanahu Wataa'ala akan menambahkan karunia-Nya kepada kita, sebaliknya jika kita kurang bersyukur dan atau mengingkari nikmatnya maka sesungguhnya Azab Nya sangat pedih. Sebagaimana dijelaskan dalam Firmannya :

"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmat-Ku, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." Ibrahim : 7

Dewasa ini bisa dimaklumi jika kemudian banyak terjadi persengketaan , demo , kerusuhan , dan lain sebagainya , admin tidak membela baik yang bekerja (karyawan) maupun yang mempunyai perusahaan (bos , direktur) karena jika kemudian terjadi yang demikian hendaklah keduanya mencari jalan keluar yang baik. jika dirasa pendapatan / penghasilan dari karyawan tidak mencukupi maka sudah sepantasnyalah Sang Majikan pemilik perusahaan sadar diri, namun .... dibalik itu semua hendaknyalah para pekerja juga menyadari keadaan sang majikan apakah selama ini penghasilan yang dimiliki oleh perusahaan sanggup untuk menaikkan gaji seluruh karyawan atau justru masih belum menghasilkan apa - apa atau bahasa kerennya ROI (return on investmen (ora untung yo ora rugi / pak pok).

Teruntuk saudara Hendi Al fati, demikianlah sedikit uraian singkat ayat - ayat alquran yang mungkin dapat dijadikan patokan untuk giat bekerja , dan mohon maaf teruntuk aGan Hendi alfati saya rasa dari kedua ayat tersebut sudah bisa dipilih ^_^ jika kesemuanya dibahas akan terlalu panjang ^_^

Maaf lagi ada masukan dan atau ceramah sedikit diatas barangkali nantinya terjadi seperti yang lain, ada mogok kerja dan atau demo kerja tolong dipertimbangkan lagi, dan alangkah baiknya juga jika sodara mau menjelaskan sedikit atau banyak kepada yang lain dan juga kepada pemilik / pimpinan perusahaan (kalo mau sih ^_^) dengan menambah dan atau mengurangi isi tulisan ala kadarnya diatas khususnya Surah Alam Nasyrah / Al Insyirah sampai Akhir.

Akhir kata Wabillahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh 

Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. Al ´Ashr : 2 - 3

Wallahu A'lam

Taqwa Lebih Mulia

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Setiap insan yang hidup di dunia ini membawa beragam identitas dan atau tanda pengenal yang mana hal tersebut adalah tergantung dan terserah pada pribadi setiap insan. Ada identitas berdasarkan jenis kelamin laki-laki atau perempuan, budaya, warga negara, suku, etnis, warna kulit, status ekonomi kaya dan miskin, dan berbagai identitas lain. 

Namun ada identitas yang bisa memayungi semua identitas tersebut, yang tak terhalang batas negara, batas budaya, batas kekayaan, dan batas-batas lain, itulah identitas muslim. Inilah identitas yang sangat penting dipelihara, karena bisa mempersatukan hati manusia dari berbagai identitas yang nampakya saling bertolak belakang seperti jenis kelamin, budaya, negara, dan lain-lain.

Namun hal tersebut nampaknya dan seringkali enggan dipelihara. Sebahagian orang lebih suka menonjolkan identitas yang ada dan atau melekat dalam dirinya baik sebagai orang kaya atau orang miskin, baik sebagai wanita dan pria dan berbagai identitas yang lain. Sebahagian yang lain menonjolkan diri dengan identitas sebagai keturunan yang hebat atau keturunan yang lemah. Bahkan, tak jarang didapati antar sesama mereka saling mencela, berkata kotor, membiarkan tak terbantu, tak mau bersaudara, dan sejenisnya. Padahal inilah perilaku-perilaku yang merusak identitas yang penting dalam menuju ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Rasulullah mengingatkan bahwa antara muslim yang satu dengan yang lainnya bersaudara. 

”Seorang muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya” (HR. Imam Muslim)

”Orang muslim tidak halal menakut-nakuti orang Muslim lainnya” (HR. Imam Ahmad & Abu Daud). 

”Orang muslim tidak halal melihat orang muslim lainnya dengan pandangan yang menyakitinya” (HR. Imam Ahmad).

Bahkan Rasulullah sendiri tak pernah mengatakan sukunya lebih hebat dari suku-suku lain. Tidak juga Rasulullah mengagung-agungkan bangsa Arab bahkan hal tersebut dilarang terlebih mengagungkan nenek moyang mereka dengan menyebut secara berlebihan. Katanya, seorang Arab tidak lebih baik daripada orang yang non-Arab. Demikian juga yang non-Arab tidak lebih baik dari orang Arab. Yang membuat lebih baik adalah kesalihannya dan atau ketaqwaannya (al ayat).

Mengenai Pengertian Taqwa Insya Allah akan kami catatkan dalam posting selanjutnya.

Wallahu A'lam

Tidak Menakutkan Sama Sekali Bahkan Menjenuhkan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Peristiwa kebakaran tampaknya menjadi momok menakutkan bagi warga yang bermukim di Kecamatan Tanjungpriok, Jakarta Utara. Bagaimana tidak, hari ini saja, dua peristiwa kebakaran terjadi di kecamatan tersebut. Ya, jika siang harinya kebakaran melanda pemukiman padat di Jl Jati 6 V RW 09 Sungaibambu, Tanjungpriok, maka sore harinya sekitar pukul 18.00 tadi, si jago merah kembali mengamuk dan menghanguskan bangunan bekas kafe di Jl Raya Bugis RT 06/01, Kebonbawang, Tanjungpriok.

Bangunan bekas kafe yang terbakar belakangan diketahui milik Ibu Ace (60) dan bernama Kafe Hanessy. Kebakaran ini diduga akibat korsleting listrik dari kamar mandi yang terdapat pada bangunan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Hanya saja, seorang petugas pemadam kebakaran menderita luka lecet pada bagian lututnya.

Hasan , pedagang yang berjualan di depan bekas bangunan kafe itu mengatakan, peristiwa tersebut terjadi persis sesaat setelah adzan Magrib berkumandang. Saat itu ia melihat kobaran api dan kepulan asap yang berasal dari bangunan tesebut. Melihat api yang membesar, dirinya pun sontak berteriak memberitahu warga lainnya jika ada kebakaran. "Api diduga akibat korsleting listrik di dalam kamar mandi bangunan bekas kafe tersebut," kata Hasan,

Kafe itu memang tidak berpenghuni, karena sudah tutup sejak beberapa tahun lalu. "Warga sempat memadamkan api yang berkobar. Namun, usaha itu sia-sia dan justru api semakin membesar," ujarnya.

Kasudin Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Damkar dan PB) Jakarta Utara, Irwan menjelaskan, sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api tersebut. Sekitar pukul 19.00 atau satu jam kemudian api akhirnya berhasil dipadamkan.

Saat memadamkan api tersebut, lanjut Irwan, pihaknya sempat mengalami kesulitan, lantaran bangunan yang terbakar dalam keadaan tertutup dan terkunci, sehingga petugas mendobrak pintu kafe itu untuk memudahkan pemadaman.

Kebakaran memang tidak menakutkan sama sekali bagi mereka yang tidak mengalami dan atau melihat sendiri kejadiannya, terlebih bagi mereka yang hanya melihat dari siaran televisi, pun demikian dengan gempa , angin puting beliung dan banjir serta tanah longsor. Tidak menakutkan sama sekali bahkan menjenuhkan...?

Katanya

Shalat Maghrib

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sholat lima waktu adalah salat fardhu (shalat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari. Hukum shalat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu.

Salah satu shalat lima waktu adalah Shalat Magrib, terdiri dari 3 raka'at dimana Waktu Maghrib diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.

Terbenam Matahari di sini berarti seluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di bawah horizon (cakrawala).

Lebih Lengkap tentang waktu shalat bisa dibaca dalam catatan sebelumnya disini 

Cercalah Dirimu Sendiri

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu” (QS. Ibrahim: 22).

Ayat di atas adalah suatu pengakuan setan yang dengan jelas sekali diungkapkan dalam kitab suci Alquran. Di akhirat kelak, makhluk yang telah dilaknat sejak masa Nabi Adam ‘alaihissalam itu akan mengakui sejujurnya bahwa sebenarnya mereka tak punya kekuatan untuk menjerumuskan manusia, selain hanya sekedar mengajak manusia ke jalan yang sesat.

Meskipun demikian, terbukti ajakan setan banyak diikuti manusia di mana-mana, tak terkecuali di tempat-tempat ibadah. Penerimaan ajakan ini menunjukkan manusia bisa mengalami kesadaran palsu sewaktu-waktu. Seakan-akan apa yang bersifat dilarang Allah, menyenangkan hati; sedangkan apa yang disuruhNya, memberatkan hati. Manusia bukan tidak sadar ketika mengambil hak orang lain, misalnya, tetapi tidak memiliki kesadaran untuk menyadari tentang kesadaran palsunya. Kesadaran inilah yang mengantar kita untuk benar-benar mengenali lagi dampak baik dan dampak buruk dari setiap perbuatan yang dilakukan.

Sejatinya, bila setan akan mengakui kesalahan dan ketidakberdayaannya, manusia yang menjadi target dari upaya penyesatannya menghindari diri dari mengikuti langkah-langkah setan. Bagi yang terlanjur terjerumus, sepatutnya berhenti. Apalagi sebenarnya ajakan setan dari segala penjuru itu berpeluang gagal, karena pilihannya ada pada manusia: menurutinya atau menolaknya. Apalagi dalam Alquran juga telah diingatkan, 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar” (QS. An-Nuur: 21).

Bacakanlah Kitab Tuhanmu Al Quran

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al Quran). Tidak ada (seorangpun) yang dapat merobah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain dari padaNya.

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.

Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;

Al Kahfi : 27 - 31

Tafsir Jalalain

027. (Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu, yaitu Kitab Rabb-Mu. Tidak ada seorang pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya. Dan engkau tidak akan mendapatkan perlindungan selain perlindungan-Nya).

028. (Dan bersabarlah kamu) tahanlah dirimu (bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap) melalui ibadah mereka itu (keridaan-Nya) keridaan Allah swt., bukannya karena mengharapkan sesuatu daripada kebendaan duniawi sekali pun mereka adalah orang-orang miskin (dan janganlah berpaling) jangan kamu memalingkan (kedua matamu dari mereka) (karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami) maksudnya dilalaikan hatinya daripada Alquran, dan orang yang dimaksud adalah Uyaynah bin Hishn dan teman-temannya (serta memperturuti hawa nafsunya) yaitu melakukan perbuatan yang memusyrikkan (dan adalah keadaannya itu melewati batas) terlalu berlebih-lebihan.

029. (Dan katakanlah) kepadanya dan kepada teman-temannya, bahwa Alquran ini (adalah benar datang dari Rabb kalian, maka barang siapa yang ingin beriman, hendaklah ia beriman dan barang siapa yang ingin kafir, biarlah ia kafir). Kalimat ayat ini merupakan ancaman buat mereka. (Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu) yaitu bagi orang-orang kafir (neraka, yang gejolaknya mengepung mereka) yang melahap apa saja yang dikepungnya. (Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih) seperti minyak yang mendidih (yang menghanguskan muka) karena panasnya, jika seseorang mendekat kepadanya (seburuk-buruk minuman) adalah minuman itu (dan ia adalah sejelek-jelek) yakni neraka itu (tempat istirahat). Lafal Murtafaqan sebagai lawan makna yang telah disebutkan di dalam ayat yang lain sehubungan dengan gambaran surga, yaitu firman-Nya, "Dan surga itu adalah tempat istirahat yang paling indah" (Q.S, 18 Al-Kahfi, 31). Jika tidak diartikan demikian, maka tidaklah pantas neraka dikatakan sebagai tempat istirahat.

030. (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang- orang yang mengerjakan amalnya dengan baik) Jumlah kalimat "Innaa Laa Nudhii'u" berkedudukan menjadi Khabar daripada "Innal Ladziina". Di dalam ungkapan ini terkandung pengertian meletakkan isim Zhahir pada tempat isim Mudhmar; makna yang dimaksud adalah Ajrahum atau pahalanya. Atau dengan kata lain, Kami akan memberi pahala kepada mereka sesuai dengan amal baik mereka.

031. (Mereka itulah orang-orang yang bagi mereka surga Adn) sebagai tempat tinggal mereka (mengalir sungai-sungai di bawahnya. Dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang) menurut suatu pendapat disebutkan, bahwa huruf Min di sini adalah Zaidah dan menurut pendapat yang lain dikatakan pula bahwa itu mengandung makna Tab'idh atau sebagian. Lafal Asaawira adalah bentuk jamak dari lafal Aswiratun yang wazannya sama dengan lafal Ahmiratun, dan lafal Aswiratun ini pun adalah bentuk jamak dari kata tunggal Siwaarun (emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus) sutra yang paling halus (dan sutra tebal) sutra yang paling tebal. Di dalam surah Ar-Rahman disebutkan, "Yang sebelah dalamnya dari sutra yang tebal." (Q.S. Ar-Rahman 54). (Sedangkan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan) lafal Araaiki adalah bentuk jamak dari kata Ariikah, yaitu pelaminan yang dihiasi dengan berbagai macam pakaian dan kelambu buat pengantin. (Itulah sebaik-baik pahala) yaitu surga (dan tempat istirahat yang paling indah).

Wallahu A'lam

Apa Urusanmu Dengan Saya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Urus dirimu sendiri, seperti apa yang harusnya kamu lakukan !!  kejahatan orang lain bukanlah tanggung jawab kita, Dakwahi Diri Sendiri dulu, Baru Orang Lain. Urus dulu keluarga sendiri baru orang lain. Demikianlah ungkapan yang berkembang di tengah umat. “..Benahi diri sendiri dulu, baru orang lain.. benahi keluarga sendiri dulu, baru keluarga orang lain..” seolah menjadi patokan untuk menilai seorang da’i. Mereka berkeyakinan, bahwa sebelum membenahi keluarga dan diri sendiri, maka tidak patut seseorang itu memperbaiki orang lain atau keluarga lain. Tidak ada tanggung jawab terhadap kerusakan orang lain selama diri sendiri masih rusak. Sebagian mereka bahkan merasa tidak bertanggungjawab atas dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar, bahwa kerusakan serta kejahatan orang lain bukanlah tanggungjawab mereka.

Demikianlah kaum muslimin diselewengkan oleh syetan. Padahal alim ulama menjelaskan, bahwa berdasarkan Al Qur’an, ada lima tugas yang diemban oleh setiap diri umat Muhammad SAW, yaitu:

1. Tanggungjawab atas diri sendiri, firman Allah, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tahrim 6) Setiap manusia dituntut untuk memperbaiki diri sendiri dan meningkatkan keimanan serta ketaatannya kepada Allah, agar terhindar dari api neraka.

2. Tanggung jawab Keluarga. Firman Allah. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At Tahrim 6) Selain diri sendiri, seorang mukmin juga bertanggungjawab menjauhkan keluarganya dari murka Allah, dan membawa mereka kepada ridha-Nya.

3. Tanggung jawab atas kaum kerabat dan sahabat dekat. Allah berfirman, “Dan peringatilah keluargamu dan kaum kerabatmu.” (QS. Asy syu’ara 214) Setiap mukmin bertanggungjawab untuk mengajak kaum kerabat dan saudara-saudaranya mentaati Allah.

4. Tanggungjawab atas sesama muslim di daerah. Allah berfirman, “Dan agar kamu memberi peringatan kepada (penduduk) “ibu negeri” (Mekkah) dan (orang-orang)yang di luar lingkungannya.” (QS. Al-An’am 92) Setiap mukmin pun dituntut utuk memberi peringatan dan menyampaikan agama kepada penduduk di sekitarnya dan di luar lingkungannya.

5. Tanggungjawab seluruh manusia. Firman Allah. “Kalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah” (QS. Ali Imran 110)

Terakhir adalah tanggung jawab sebagai Khoiru Umat, yaitu sebaik-baik umat yang dipilih oleh Allah untuk menemui manusia untuk mengajak mereka kepada kebaikan dan menyelamatkan mereka dari murka Allah Ta’ala.

Kelima tanggungjawab tersebut adalah tanggung jawab setiap muslim, dan untuk menunaikannya tidak terikat, oleh salah satu diantara yang lima tersebut. Ketidak sempurnaan pada diri tidak menghapuskan kewajiban seseorang beramar ma’ruf terhadap keluarga. Dan ketidak sempurnaan pada keluarga tidak menghapuskan kewajiban seseorang beramar ma’ruf terhadap kaum kerabat. Dan ketidaksempurnaan terhadap kaum kerabat, tidak menghapuskan kewajiban seseorang beramar ma’ruf terhadap sesama muslim lainnya, demikian seterusnya.

Adalah keliru, jika seseorang menyaksikan kemungkaran di hadapannya, kemudian dia tidak mencegah dengan alasan bahwa ia atau keluarganya belum sepenuhnya baik. Tidak demikian. Ia tetap dituntut meramar ma’ruf nahi mungkar jika kesempatan itu ada di hadapannya, meskipun ia belum sepenuhnya baik.

Hal ini telah banyak dijelaskan melalui perjalanan Nabi SAW, beliau tidak membatasi dakwahnya kepada orang lain. Ketika ahli keluarganya sendiri, yaitu kaum Quraisy dan Bani Hasyim justru menolak ajakan beliau terhadap Isklam. Beliau terus mendakwahi manusia, orang terdekat maupun jauh, meskipun paman-pamannya, kaum kerabatnya, dan orang sekitarnya justru menolak ajakan beliau saw.

Dapat dibayangkan bagaimana jadinya jika Nabi saw mogok dakwah hanya karena beralasan akan mengurusi keluarganya dulu yang belun menerima Islam? Atau mengurusi kaum Quraisy dulu dan meninggalkan kaum yang lainnya? Tentu Islam tidak akan berkembang. Bisa jadi Islam hanya sampai pada diri Nabi saw saja. Dan kita sendiri tidak akan mengenal Islam.

Demikian juga untuk menyampaikan kebenaran Islam, seseorang tidak mesti menunggu dirinya menjadi baik, atau menunggu keluarga mejadi baik, atau kamu menjadi baik. Kapanpun seseorang berkesempatan untuk menjalankan dakwah ilallah maka pada saat itu ia mesti menyampaikannya.

Dari Anas ra., bahwa Rasulullah saw bersabda “Laa Ilaaha Illallaah selalu bermanfaat bagi siapapun yang mengucapkannya dan akan menghindarkan mereka dari adzab dan bencana selama mereka tidak mengabaikan hak-haknya “. Sahabat bertanya “ya Rasulullah apakah yang dimaksud dengan mengabaikan hak-haknya?” jawab beliau,”kemaksiatan kepada Allah yang dilakukan secara terang terangan, tetapi tidak di ubah olehnya. (Al Ashbahani – At Tharghib)

Jika membenci kemaksiatan dengan hati adalah derajat terendah, maka tingkat yang utama adalah kesempurnaan dakwah sebagai kesempurnaan iman. Dari hadits diatas, dapat di ketahui bahwa meninggalnya amar ma’ruf nahi mungkar atau menunda nundanya akan menybabkan laknat dan murka Allah dan apabila umat Muhammad saw meninggalkan tugas ini maka mereka akan ditimpa berbagai musibah bencana kehinaan dan terjauh dari pertolongan Allah

Meninggalnya amar ma’ruf hanya karena kita belum mengamalkan yang ma’ruf tersebut, akan membuat yang ma’ruf tersebut semakin ditinggalkan oleh umat. Dan meninggalkan nahi mungkar hanya karena kita belum meninggalkan yang mungkar tersebut akan membuat kemungkaran tersebut semakin merajalela.

Untuk menegakkan dakwah maka tidak mesti memandang dulu bagaimana keluargana, bagaimana tetangganya, bagaimana orang kampungnya dan sebagainya. Kemudian ia menolak berdakwah karena ia merasa keluarganya belum benar , tetangganya belum benar, tetangganya belum benar dan sebagainya

Peringatan bagi para dai firman Allah

“Sangat besar murka kebencian disisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan.” QS. Ash Shaff 3)

Adalah peringatan bagi dai yang sama sekali tidak berminat untuk mengamalkan apa yang di dakwahkan bukan bagi orang terhalang untuk mengamalkan apa yang di sampaikannya dan ayat tersebut bukan bermakna larangan untuk beramar ma’ruf nahi mungkar. Ketika diri sendiri belum bisa mengamalkan apa yang dia nasehatkan kerena suatu udzur ia tetap menyampaikan apa yang seharusnya ia sampaaikan, ia tetap harus mengajak kepada sesuat yang bermanfaat bagi pelakunya da menjauhkan sesuatu yang berbahaya dari pelakunya.

Penekanan ayat diatas adalah kepada para dai agar intropeksi pada diri nya sendiri atas apa yang ia dakwahkan. Bukan seorang mad’u yang mengkritik seorang dai yang mengingatkannya. Bukan dalil bagi seorang murid untuk mengkritik gurunya, sehingga ia enggan menerima nasehat-nasehat kebaikan dari guru nya tersebut

Mendakwahkan suatu amalan yang belum kita amalkan dan kita tetap berniat dan berusaha untuk mengamalkannya, sedangkan amalan tersebut sangat penting untuk sampaikan maka tidaklah berdosa kita untuk menyampaikannya bahkan ia tetap di tuntut untuk menyampaikannya. Maka apakah berdosa jika seorang mengajarkan di majelisnya masalah haji sedangkan ia belum melaksanakan haji begitu juga dengan masalah zakat, waris mu’alamah nikah dan sebagainya.

Dari Anas ra. ia berkata, kami bertanya, “Ya Rasulullah, kami tidak akan menyuruh orang untuk berbuat baik sebelum kami sendiri mengamalkan semua kebaikan dan kami tidak akan mencegah kemungkaran sebelum kami meninggalkan semua kemungkaran.” Maka Nabi SAW. bersabda, “Tidak, bahkan serulah kepada kebaikan meskipun kalian belum mengamalkan semuanya, dan cegahlah dari kemungkaran, meskipun kalian belum meninggalkan semuanya.” (HR. Thabrani).

Inilah jalan hidup umat, Allah berfirman :

Katakanlah, Inilah jalan (hidup)ku, (yaitu) mengajak (manusia) kepada Allah di atas ketetapan hati, (sebagai tugas) aku dan orang-oang yang mengikutiku” (QS. Yusuf 108)

Wallahu A'lam

Shalat Mencegah Keji Dan Mungkar ....?

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Esensi shalat yaitu untuk mencegah perbuatan keji dan munkar, akan tetapi kenyataan yang ada banyak diantara mereka yang shalat namun tetap saja mengerjakan kejahatan, kezaliman dan atau perbuatan tercela. Sebenarnya ribuan tafsir dan mungkin jutaan pandangan mengenai esensi shalat yang satu ini telah di bahas di berbagai tempat baik itu pengajian maupun majalah islami, atau majlis majlis taklim baik yang online maupun tidak. ada berbagai pendapat mengenai hal itu :

Tujuan sholat bagi diri seseorang itu agar dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka apabila seseorang itu melakukan perbuatan keji dan mungkar artinya belum tercapai tujuan sholat itu. (orang itu belum dikatakan sholat). Seorang muslim tidak akan pernah merasa punya ruang atau waktu kosong tanpa pengawasan Allah, seperti yang telah dijelaskan dalam catatan Si Pulan

Shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar, jika ada orang  tetap melakukan kejahatan meskipun taat beribadah hal tersebut adalah wajar, karena perbuatan  pada dasarnya shalat dalam artian mengingat allah Subhanahu Wata'ala, tidak pernah terikat oleh tempat, waktu dan atau keadaaan dan sadar bahwa setiap perbuatan Allah Mengetahuinya. 

Firman Alllah Swt : Qs Al 'Ankabuut ayat 45

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (٤٥

"bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa shalat (mengingat Allah)   ذِكْرُ اللَّهِ adalah lebih besar keutamaannya, serta ditambahkan lagi keterangan وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Umat Islam memang diwajibkan melakukan salat dengan menghadap kiblat yang dikerjakan pada waktu tertentu (subuh, dzuhur, ashar, magrib, isya') Tapi, Islam tidak menyuruh umatnya menyembah Ka'bah yang terbuat dari batu. Sebaliknya, umat Islam diwajibkan menyembah Allah yang tidak terikat dengan tempat, ruang, dan waktu, melainkan mengetahui semua tempat, ruang, dan waktu. Maka, seorang muslim yang benar-benar menghadap kiblat tidak akan pernah merasa punya ruang atau waktu kosong untuk melakukan keburukan, (shalat dalam arti selalu mengingat Allah).


Ada suatu kisah di suatu pondok pesantren yang menggambarkan dan atau mencontohkan seorang muslim yang lebih disayang oleh sang Kyai (pemimpin pesantren) bukan karena banyak nya Ilmu yang dimiliki dan atau lamanya dia mengabdi akan tetapi karena tingkat keimanan nya kepada Allah Swt (lebih lengkap baca Allah Maha Mengetahui)

Jika kita mau lebih mengerti tentang apa sebenarnya makna shalat serta menjalankannya niscaya tidak akan ada perbuatan keji dan mungkar. mau makan ingat Allah, mau tidur ingat allah, mau berangkat bekerja ingat allah, mau korupsi ingat allah, mau mencuri ingat allah, mau apapun selalu ingat allah. karena mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bagaimana shalatmu...? Bagaimana Dzikirmu....? Wallahu'alam

Baca Juga  Adab Qalbu Dalam Ibadah 

Bukan Berarti Diam

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sangat menyenangkan hidup ini bila mampu merasa diri aman dari segala gangguan. Menyadari hal ini, banyak orang berusaha mencari tempat tinggal yang aman atau melengkapi diri dengan dengan berbagai alat pengamanan. Namun, yang demikian juga sebenarnya bukan kunci keamanan diri, bila belum mampu menyelamatkan diri dari gangguan diri sendiri.

Sebagaimana diisyaratkan dalam hadits Rasulullah sallallu ‘alaihi wasallam, manusia sering tidak aman oleh lidahnya sendiri. Lidah bisa menjadi sumber banyak gangguan hidup manusia, sebagaimana sabda Nabi SAW, “Kebanyakan kesalahan anak Adam adalah pada lidahnya” (HR. Thabrani). Tak terbantahkan dalam kenyataan, lidah seringkali menjadi penyebab timbulnya sakit hati orang lain dan bahkan menjadi penyulut timbulnya perpecahan umat dalam skala besar. Tentunya, lidah yang dimaksud adalah yang dimiliki orang-orang yang tak (sepenuhnya) beriman kepada Allah.

Lidah orang-orang demikian digambarkan cenderung banyak dan gampang berbicara, tetapi sedikit atau bahkan tidak ada manfaatnya bagi kebaikan. Bila sedikit kebaikan, maka yang banyak adalah keburukan. Dalam ketiadaan kebaikan, yang ada adalah keburukan yang membahayakan. Sebab, keburukan adalah dosa, yang sebahagian balasannya ditimpakan di dunia.

Namun demikian, disebutkan dalam hadits bahwa menyelamatkan diri dari bahaya lidah bukan selamanya berarti diam. Bahkan, diam di saat penting berbicara juga merupakan tindakan berbahaya. Akan tetapi berbicara, asalkan mampu memastikan kebaikannya. Dengan cara demikian, insya Allah kita juga bisa mempertanggungjawabkan pemanfaatan lidah. 

Wallahu A'lam

Aku Memohon Kepada-Mu

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Ya Allah, limpahkanlah malam-malam barakah kepada hamba-hamba-Mu. Malam dimana hamba-Mu senantiasa bersujud kepada-Mu, 

Malam dimana hamba-Mu menghadap-Mu dengan berharap ampunan dan ridho-Mu.

Ya Allah, Aku memohon kepada-Mu dengan permohonan hamba yang rendah, hina dan ketakutan, maafkanlah aku, sayangilah aku. Jadikan aku selalu rela dan puas dengan pemberian-Mu, 

selalu tunduk dan patuh kepada-Mu dalam segala keadaan.

Ya Allah, Ampunilah semua dosa yang telah kulakukan, semua kesalahan yang telah kuperbuat dan aku datang menghampiri-Mu dengan mengingat-Mu, 

aku memohon pertolongan Mu dan kemurahan-Mu, dekatkan aku keharibaan-Mu, 

sempatkan aku untuk bersyukur dan bimbinglah aku untuk selalu mengingat-Mu.

Aamiin Ya Rabbal 'Alamiin

Waktu Shalat

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Shalat merupakan ibadah ummat Islam yang paling utama kepada Allah Subhanahu Wata'ala, Shalat adalah salah satu rukun Islam, Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab di hari akhir. Jika shalat seorang hamba itu baik, baik pula amal lainnya, dan demikian pula sebaliknya. Ada sejumlah ayat Al Quran yang berhubungan dengan waktu shalat salah satunya adalah Firman Allah Subhanahu Wata'ala Dalam Surah An Nisaa ayat 103 Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."dan surah Al Israa ayat 78 "Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)."

Pada asalnya, cara menentukan waktu shalat adalah dengan melakukan observasi / pengamatan posisi matahari. Namun dengan kemajuan kemajuan ilmu pengetahuan, tanpa melihat posisi matahari, manusia dapat mengetahui kapan datangnya waktu shalat lima waktu adalah sebagai berikut.

1. Zhuhur : Waktu zhuhur dimulai saat pertengahan hari, yaitu ketika matahari melewati garis meridian lingkaran besar langit yang menghubungkan utara dan selatan. Saat melewati garis meridian, ada tiga kemungkinan azimuth matahari dihitung dari arah utara. Pertama, azimuth matahari = 0 derajat, yaitu ketika matahari melewati garis meridian, posisinya di belahan langit utara. Kedua, azimuth = 180 derajat, ketika posisinya di belahan langit selatan. Ketiga, azimuthnya tidak dapat ditentukan, ketika posisinya benar-benar tepat di zenith atas kepala atau ketinggiannya tepat 90 derajat.. Untuk kemungkinan pertama dan kedua, sebuah benda memiliki panjang bayangan jika terkena sinar matahari. Adapun untuk kemungkinan ketiga, panjang bayangan sama dengan nol. Panjang bayangan saat datangnya waktu Zhuhur ini akan berpengaruh pula pada penentuan datangnya waktu shalat Ashar, karena waktu zhuhur berakhir saat datangnya waktu shalat ashar.

2. Ashar : ada dua pendapat mengenai kapan datangnya waktu shalat ashar. Ini berkaitan dengan bayangan benda yang ditegakkan di atas tanah. Menurut mazhab Syafii, waktu shalat ashar adalah ketika panjang bayangan sama dengan tinggi benda ditambah panjang bayangan saat Zhuhur. Sedangkan menurut mazhab Hanafi, waktu shalat Ashar adalah ketika panjang bayangan sama dengan dua kali tinggi benda ditambah panjang bayangan saat Zhuhur. Waktu Ashar berakhir pada saat datangnya waktu shalat maghrib.

3. Maghrib : Waktu shalat maghrib dimulai saat matahari terbenam (sunset). Ketika matahari terbenam dimana posisinya di bawah ufuk, langit tidak langsung gelap. Hal ini disebabkan adanya atmosfer bumi yang membiaskan cahaya matahari. Karena itu, matahari harus tenggelam hingga belasan derajat di bawah ufuk supaya tidak ada lagi cahaya matahari yang dapat dibiaskan sehingga langit menjadi gelap. Waktu shalat maghrib berakhir saat datangnya waktu shalat Isya'.

4. Isya' : Waktu shalat Isya' dimulai saat langit gelap, atau berakhirnya mega merah (astronomical twilight) di langit barat. Waktu Isya' berakhir saat datangnya waktu shubuh.

5. Shubuh : Waktu shubuh dimulai ketika munculnya fajar (shidiq) atau cahaya secara merata di langit timur. Meskipun saat itu matahari masih belasan derajat di bawah ufuk, namun akibat pembiasan atmosfer cahaya matahari dapat dibiaskan sehingga langit tidak lagi gelap.

Diharapkan adanya landasan pemahaman yang kokoh jika suatu saat ditemui terjadinya perbedaan waktu jadwal shalat karena perbedaan waktu disuatu tempat dan atau perbedaan mazhab, janganlah lantas hal tersebut kemudian menjadikan perpecahan diantara umat, khususnya umat islam. 

Wallahu A'lam

Janganlah kamu menzaliminya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sungguh menyejukkan kata-kata yang disampaikan Rasulullah SAW tentang persaudaraan. Bukan hanya sebatas kata-kata indah, Rasulullah juga membina persaudaraan dalam kehidupan nyata semasa hidupnya, baik dengan sesama saudara seiman maupun yang bukan.

Begitu keras juga larangannya melakukan hal-hal yang merusak persaudaraan. Nabi SAW memperingatkan, “Setiap muslim atas muslim yang lain, haram darahnya, hartanya dan kehormatannya” (HR. Muslim).

Namun sayangnya, pesan-pesan itu bagaikan kehilangan makna saat ini, akibat ulah diri kita sendiri yang tega tidak menghargai pesan dan perjuangan Rasulullah.

Buktinya, dengan saudara seiman pun kadangkala suka menzalimi, menghina, merendahkan, dan sejenisnya. Hanya gara-gara pemilihan pemimpin, harta dan nyawa saudara seiman direnggut paksa dan martabatnya diinjak-injak. Padahal tujuan pemilihan pemimpin itu sebenarnya untuk membantu mewujudkan tatanan hidup manusia, tetapi mengapa dalam prosesnya malah menimbulkan keburukan terhadap sesama manusia.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa kita perlu berpikir kembali tentang bagaimana memaknai sekaligus memupuk persaudaraan. Tidak akan ada orang lain yang akan bersungguh-sungguh memikirkan nasib persaudaraan kita, kecuali kita sendiri. Apalagi persaudaraan adalah kekuatan umat yang penting, baik untuk pertahanan diri sendiri maupun pertahanan umat.

Semoga kita terketuk untuk memulai niat baru dengan cara bahu-membahu untuk menjadi hamba-hamba yang bersaudara. "Seseorang Muslim adalah bersaudara dengan seorang Muslim yang lain. Janganlah kamu menzaliminya, jangan pula menghinanya dan juga jangan merendahkan mereka” (HR. Imam Muslim).

Madinah Al Munawwarah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Madinah atau Madinah Al Munawwarah: مدينة رسول الله atau المدينه, (juga Madinat Rasul Allah, Madīnah an-Nabī) adalah kota utama di Arab Saudi. Merupakan kota yang ramai diziarahi atau dikunjungi oleh kaum Muslimin. Di sana terdapat Masjid Nabawi yang memiliki pahala dan keutamaan bagi kaum Muslimin. Dewasa ini, penduduknya sekitar 600.000 jiwa. Bagi umat Muslim kota ini dianggap sebagai kota suci kedua. Pada zaman Nabi Muhammad SAW, kota ini menjadi pusat dakwah, pengajaran dan pemerintahan Islam. Dari kota ini Islam menyebar ke seluruh jazirah Arabia lalu ke seluruh dunia.

Pada masa sebelum Islam berkembang, kota Madinah bernama Yatsrib, dikenal sebagai pusat perdagangan. Kemudian ketika Nabi Muhammad SAW hijrah dari Mekkah, kota ini diganti namanya menjadi Madinah sebagai pusat perkembangan Islam sampai beliau wafat dan dimakamkan di sana. Selanjutnya kota ini menjadi pusat kekhalifahan sebagai penerus Nabi Muhammad. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Pada masa Ali bin Abi Thalib pemerintahan dipindahkan ke Kufah di Irak karena terjadi gejolak politik akibat terbunuhnya khalifah Utsman oleh kaum pemberontak. 

Selanjutnya ketika kekuasaan beralih kepada bani Umayyah, maka pemerintahan dipindahkan ke Damaskus dan ketika pemerintahan berpindah kepada bani Abassiyah, pemerintahan dipindahkan ke kota Baghdad. Pada masa Nabi Muhammad SAW, penduduk kota Madinah adalah orang yang beragama Islam dan orang Yahudi yang dilindungi keberadaannya. Namun karena pengkhianatan yang dilakukan terhadap penduduk Madinah ketika perang Ahzab, maka kaum Yahudi diusir ke luar Madinah.

Kini Madinah bersama kota suci Mekkah berada di bawah pelayanan pemerintah kerajaan Arab Saudi. Dari sektor ekonomi, terdapat sektor pertanian dan perkebunan terlebih perkebunan kurma yang sudah dikenal sejak masa lampau, peternakan selayaknya penduduk Arab serta perdagangan ditambah dengan sektor jasa terutama jasa pelayanan para peziarah di antaranya adalah usaha perhotelan dan penginapan.

Selain dikenal sebagai kota pusat perkembangan Islam. Madinah juga merupakan pusat dari pendidikan Islam sejak masa Nabi Muhammad SAW. Juga banyak ulama-ulama dan Cendekiawan Islam yang muncul dari Madinah di antaranya adalah Imam Malik. Saat ini di Madinah terdapat berbagai Jami'ah (Universitas) dan perguruan perguruan tinggi Islam lainnya.

Saya Sholat Lima Waktu Tapi ......

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sebuah renungan yang menakjubkan, subhanallah, Mungkin beginilah wajah umat Islam Indonesia umumnya, mungkin juga wajah umat Islam pada khususnya, sungguh tragis, dan memilukan, semoga kita semua sadar akan keislaman kita.

Saya Sholat lima waktu tapi......
Ingat pada Allah hanya lima waktu itu saja
Dan pada masa lainnya saya lupa pada Nya
Jika Sholat saya 10 menit , maka cuma 10 menit itu saja ingat pada Nya
Mungkin dalam 10 menit itu pun saya masih ingat selain daripada Nya.

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya tidak bersyukur pada Nya ,
Padahal dulunya saya amat susah , Allah yang memberi rezeki pada saya
Dengan rezeki itu saya dapat membeli rumah
Dengan rezeki itu saya dapat menampung keluarga
Dengan rezeki itu saya dapat membeli kendaraan dan sebagainya
Tapi.. hati saya masih belum puas Saya masih tamak akan harta dunia dan masih menganggap serba kekurangan, dan tidak ragu untuk mencuri, baik mencuri secara kecil-kecilan, atau mencuri dalam jumlah besar, dan Menerima Suap (Rejeki) dari yang tidak halal...

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menggunakan perkataan yang tidak sopan kepada teman teman
Saya sering menyakiti hati mereka , Saya sering menghina mereka
Saya sering menghina keturunan dan bangsa mereka seolah olah keturunan dan bangsa saya saja yang paling baik Pada hal saya sendiri tidak tahu persis tempat saya di mahsyar nanti bagaimana

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih sombong dengan ilmu yang saya miliki
Saya masih sombong dengan amal perbuatan yang telah saya perbuat
Saya masih sombong dengan ibadah yang saya lakukan
Saya masih sombong dan menganggap sayalah yang paling pandai
Saya masih sombong dan merasa saya paling dekat dengan Allah SWT
Dengan berbagai macam cara dan berbagai argumen saya debat mereka yang tidak sehaluan dengan saya dan saya hancurkan Rumah Ibadah mereka, saya aniaya dan saya siksa mereka dan keluarga mereka Padahal saya sendiri belum tahu , ridhokah Allah SWT dengan apa yang telah saya perbuat itu...

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menggunakan ilmu hitam untuk menjatuhkan musuh musuhku
Saya masih memperyai selain Allah, Percaya kepada Jimat meminta kepada kuburan
Saya menggunakan uang bahkan harta serta pangkat dan kekuasaan untuk menjatuhkan manusia yang saya tidak suka...


Lanjutan : Apakah Saya Benar - Benar Shalat ....

Apakah Saya Benar - Benar Shalat ....

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya amat bakhil dan kikir mengeluarkan uang untuk zakat dan sedekah kepada fakir miskin atau kepada anak yatim piatu kerena saya takut hartaku habis dan jatuh miskin...

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya masih menyimpan sifat dengki dan khianat kepada teman teman yang sukses dinaikkan pangkatnya atau dinaikan gajinya dan atau berhasil dalam usahanya, padahal mereka berusaha dan bekerja sungguh sungguh dan saya hanya bekerja seperti hidup segan mati tak mau.

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya mengabaikan anak isteri yang kelaparan dan menderita di rumah, kerena saya merasa sebagai raja di dalam rumahtangga dan boleh berbuat sesuka hati
Saya Sholat lima waktu tapi....
Masih merungut dan mencaci maki bila saya ditimpa musibah, walaupun sebenarnya saya tahu sesuatu musibah itu datangnya dari Allah, karna perbuatan dan prilaku saya sendiri.Seharusnya saya sadar kepada siapakah saya mencaci maki itu ?

Saya Sholat lima waktu tapi....
Menuntut ilmu semata mata mempersiapkan diri untuk berdebat dengan orang lain atau untuk menduga keilmuan mereka dan sengaja mencari cari yang tidak sehaluan dengan saya, dan memaksa mereka mengikuti jejak langkah saya, padahal seharusnya saya sadar tujuan kita menuntut ilmu adalah supaya kita dapat berbuat amal sholeh dan beribadah dengan khusyuk dan tidak melakukan syirik kepada Allah (mempersekutukan Allah SWT dengan yang lainnya)

Saya Sholat lima waktu tapi....
Saya enggan melaksanakan serta kurang bahkan tidak faham dengan firman Allah SWT dalam Al Quran QS: 29 : (Al-Ankabut) : 45 yang artinya Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Saya Sholat lima waktu tapi..
Saya tidak faham dan tidak tahu dan tidak menjalankan dengan benar firman Allah dalam QS 107. (Al Maa´uun) : yang artinya
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama ?
2. Itulah orang yang menghardik anak yatim
3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin
4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat
5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya
6. orang-orang yang berbuat riya
7. dan enggan (menolong dengan) barang berguna

Mudah-mudahan tulisan ini bukan Saya atau pun anda. Semoga tulisan ini bisa menyadarkan diri dan kita bisa masuk islam secara keseluruhan, Menjalankan ibadah dan kehidupan sesuai syariat Allah dan tidak berprinsip sholat jalan terus, maksiat tidak boleh ditinggalkan. Mudah-mudahan kita selalu dalam bimbingan Allah, Dan Kita bisa meninggalkan semua yang buruk menuju ridho Allah, menggapai Syurga yang dijanjikan. Amin.

Mengenal Dan Mengimani Keberadaan Allah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sifat Wajib Allah SWT diterangkan di dalam Kitab Suci Al quran memang tidak langsung apa adanya akan tetapi tersebar di berbagai surah dalam Alquran.Mungkin diantara kita masih ada yang ingat ketika masih dibangku SD, Guru Agama menyuruh untuk menghafal Sifat Wajib bagi Allah yang berjumlah 20, dan kemudian setelah kita dewasa bertanya - tanya, karena tidak menemukan ke-20 sifat itu secara tertulis di dalam Alquran.

Setiap muslim harus meyakini bahwa Allah memiliki semua sifat yang mulia. Seorang muslim juga harus meyakini bahwa Allah mustahil bersifat yang menunjukan kekurangan dan kelemahan. Allah mustahil memiliki sifat yang tidak sempurna, yang menunjukan kelemahan dan kekurangan. Baik Secara Tersirat maupun Tersurat sifat sifat Allah SWT tersebut adalah seperti diterangkan dalam alquran. 

1. Sifat Wajib bagi Allah SWT yang pertama Adalah WUJUD :

Wujud artinya “ada” , maka mustahil Allah bersifat “tiada”. Firman Allah dalam Al-Qur’an ( Qs As-Sajadah : 4 )

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ مَا لَكُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلا شَفِيعٍ أَفَلا تَتَذَكَّرُونَ

“Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?”

Pertanyaan yang muncul dalam benak kita setelah membaca ayat diatas adalah bagaimana kita dapat meyakini wujud Allah swt...? Bila Anda melihat atau menyaksikan pesawat terbang melintas di udara, maka dengan yakin Anda mengatakan bahwa pasti ada pilot yang mengendalikan pesawat meskipun Anda tidak melihat nya. Karena jika yang mengendalikan pesawat itu tidak ada, mustahil pesawat itu dapat terbang dan melalui rutenya dengan selamat. lalu apa kaitannya dengan wujud Allah? 

Jawabnya adalah ketika kita melihat matahari, bulan, bintang dan planet bergerak teratur, malam dan siang berganti dengan keteraturan yang amat detil. Mungkinkah mereka ada dan bergerak sendiri? Tidak diragukan lagi bahwa semuanya telah diciptakan dan diatur oleh Allah swt. mustahil matahari, bulan, bintang-bintang, planet, siang, dan malam menjadi ada dan bertahan dengan pergerakannya yang amat teratur. Dengan demikian pula tidak akan ada makhluk yang sangat tergantung dengan mereka semua.

Firman Allah Swt QS Al A'raaf :54

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ يَطْلُبُهُ حَثِيثًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومَ مُسَخَّرَاتٍ بِأَمْرِهِ أَلا لَهُ الْخَلْقُ وَالأمْرُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ (٥٤

“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah, Tuhan semesta alam”

Firman Allah Swt QS Lukman : 25

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ (٢٥

“dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”


Firman Allah Swt QS Al Hajj : 18

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (١٨

“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. dan Barangsiapa yang dihinakan Allah Maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki”

Wujud adanya Allah Swt dapat dapat dibuktikan melalui 4 macam :

Dalil Fitrah.

Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir atau belajar. Tidak akan berpaling dari tuntutan fitrah ini, kecuali orang yang di dalam hatinya terdapat sesuatu yang dapat memalingkannya.

Firman Allah Subhanahu Wata'ala

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu menurunkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ‘Bukankah Aku ini Tuhanmu’ Mereka menjawab: ‘ (Betul Engkau Tuhan kami) kami mempersaksikannya (Kami lakukan yang demikian itu) agar kalian pada hari kiamat tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya kami bani Adam adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan-Mu) atau agar kamu tidak mengatakan: ‘Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu sedangkan kami ini adalah anak-anak keturunan yang datang setelah mereka.’” (QS. Al A’raf: 172-173).

Dalil Indrawi

Bukti indera tentang wujud Allah sebenarnya sudah sering kita rasakan dan kita alami. Kita dapat mendengar dan menyaksikan terkabulnya doa orang-orang yang berdoa serta pertolongan-Nya yang diberikan kepada orang-orang yang mendapatkan musibah. Tanda-tanda para Nabi yang disebut mu’jizat, yang dapat disaksikan atau didengar banyak orang merupakan bukti yang jelas tentang keberadaan Allah Swt, karena hal-hal itu berada di luar kemampuan manusia. Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan penolong bagi para Rasul. Adanya langit, bumi dan isinya adalah bukti nyata yang dapat kita rasakan dengan indera kita.

Dalil ‘Aqli (dalil akal pikiran)

Bukti akal tentang adanya Allah swt adalah proses terjadinya semua makhluk, bahwa semua makhluk, yang terdahulu maupun yang akan datang, pasti ada yang menciptakan. Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya sendiri, dan tidak mungkin pula tercipta secara kebetulan. Tidak mungkin wujud itu ada dengan sendirinya, karena segala sesuatu tidak akan dapat menciptakan dirinya sendiri.
Firman Allah Swt :( Qs Ath Thuur 35-37)

أَمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْءٍ أَمْ هُمُ الْخَالِقُونَ (٣٥
" Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?"

أَمْ خَلَقُوا السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ بَل لا يُوقِنُونَ (٣٦)
"ataukah mereka telah menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan)."

أَمْ عِنْدَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُسَيْطِرُونَ (٣٧)
" ataukah di sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?"

Dalil Naqli (Dalil Syara’)

Bukti syara’ tentang wujud Allah bahwa seluruh kitab langit berbicara tentang itu. Seluruh hukum yang mengandung kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang Maha Bijaksana dan Mengetahui segala kemaslahatan makhluknya. Berita-berita alam semesta yang dapat disaksikan oleh realitas akan kebenarannya yang didatangkan kitab-kitab itu juga merupakan dalil atau bukti bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb yang Maha Kuasa untuk mewujudkan apa yang diberitakan itu.

Firman Allah Subhanahu Wata'ala

أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافًا كَثِيرًا (٨٢)

"Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya."

Setelah kita mengenal dan mengimani keberadaan Allah sebagaimana telah dijelaskan diatas, maka perlu kita kenali Allah swt sebagai Rabb yang telah menciptakan, memiliki dan mengatur semua makhluknya, Dialah satu-satunya pencipta yang mengadakan sesuatu dari ketiadaan,

Allah pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya:”Jadilah”. Lalu jadilah ia. (QS. Al Baqarah:117) Dialah Allah Swt satu-satunya pemilik sebagaimana Dia Allah Swt adalah satu-satunya pencipta, demikian juga Dia Allah Swt yang mengatur segala sesuatu.

Wallahu'alam

Menghafalkan Dengan Mengamalkannya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Salah satu tujuan ilmu pengetahuan adalah menegak­kan amar ma’ruf nahi munkar. Ilmu yang tak berdiri atas kebaikan dan memerangi kemungkaran adalah ilmu yang hampa. Rasulullah saw pernah bersabda, ”Ketahuilah, bahwa ilmu adalah cahaya.” Sifat cahaya yang paling utama adalah memberi penerang. Mengusir kegelapan juga menjadi salah satu tujuan munculnya cahaya. Petunjuk arah juga peran yang tak kalah penting dari cahaya. Maka, ilmu yang benar akan menjadi cahaya yang mengusir kegelapan, sekaligus menunjukkan arah kebaikan.

Posisi ilmu sebagai cahaya adalah posisi mulia dalam kehidupan manusia. Ilmu begitu mulia, bahkan karena kemuliaan ilmu, Allah memerintahkan nabinya untuk berdoa agar Rabbul Izzati berkenan memberi ilmu sebagai rezeki. ”Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah: ’Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan,” (QS Thahaa: 114).

Maka, sebuah konsekuensi yang sangat logis ketika kita mempelajari sesuatu yang mulia maka kemuliaan yang sama dengan sendirinya akan menjadi milik kita. Allah memuliakan dan meninggikan derajat manusia yang memiliki ilmu. ” Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: ”Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: ”Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan,” (QS al Mujadilah: 11).

Sesungguhnya, seluruh penciptaan ini tidak memiliki tujuan lain kecuali penghambaan. Karena itupula, setiap ilmu pengetahuan yang kita pelajari tidak lain harus dibangun dengan satu tujuan, agar proses pengabdian kita kepada Allah SWT lebih baik dan semakin sempurna. Amar ma’ruf nahi munkar adalah tugas besar yang tak mengenal kata usai dalam agama mulia ini. Tugas besar ini terdiri dari dua komponen besar pula, ilmu dan amal. Ilmu yang berlimpah, menggunung dan menganak sungai tidak akan bermanfaat sedikitpun tanpa amal yang berkesinambungan.

Memiliki ilmu yang tinggi, luas dan dalam tidak akan mampu menghentikan kemaksiatan jika sang pemilik ilmu tak mengamalkan setiap pengetahuan yang dimilikinya. Memiliki ilmu dan melakukan amal, merekalah orang-orang yang memiliki kemuliaan dan keberuntungan. ” Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung,” (QS ali Imran: 104).

Ilmu menjadi cahaya karena ada orang-orang yang menyalakannya. Cahaya menjadi penerang karena ada kaum yang bergerak memberikan penerangan. Penerangan menjadi arah atau petunjuk jalan, karena ada mereka yang mengabdikan diri di jalan Allah untuk menyelamatkan manusia. Predikat shalih tidak terdiri hanya dari komponen iman pada Allah dan hari akhir saja.

”Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana,” (QS at Taubah: 71).

Kita tidak akan mendapatkan sebutan beriman sampai kita menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan. Kita juga tak akan mampu mencapai predikat beriman tanpa menegakkan amar ma’ruf nahy munkar. Taat, shalat dan zakat tak cukup membuat kita berdiri dengan gagah di depan Allah SWT di hari kiamat.

Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan memuliakan ilmu. Akan dimuliakan orang-orang yang memiliki dan mengamalkan ilmu. Diangkat tinggi derajatnya di muka bumi. Disanjung harum namanya oleh penduduk langit. Bahkan para penuntut ilmu diberi perlindungan khusus oleh malaikat yang membentangkan sayapnya untuk menaungi. ”Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya karena ridha pada para pencari ilmu.,” (HR Abu Daud & Tirmidzi).

Bahkan dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah pernah bersabda, ”Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, niscaya Allah akan memberikan kemudahan jalan baginya untuk menuju surga.” Tapi lagi-lagi, harus terpatri di dalam hati bahwa ilmu tak akan banyak membantu kecuali dia keluar dari pintu. Artinya, ilmu harus berkelana dan mengejawantah dalam kehidupan manusia , dan membentuk watak serta sifat dan perilaku manusia itu sendiri dalam setiap perbuatannya.

Karena Ilmu akan berkembang melalui dua cara. Pertama, dengan mengajarkannya. Kedua, dengan mengamalkannya. Dengan mengajarkan, kita melahirkan generasi baru yang berilmu. Dengan mengamalkan, kita mengajak membangun generasi baru pada kondisi yang lebih baik dan penuh kemuliaan. Para ulama salaf pernah berkata, ”Dahulu kami menghafalkan ilmu dengan cara mengamalkannya.”

Jika kita mengurai kata ilmu dalam bahasa Arab, maka tulisannya terdiri dari tiga huruf saja: ain, lam dan mim. Dari tiga huruf inilah lahir komponen besar dalam peradaban manusia. Barangnya bernama ilmu, orangnya bernama alim dan perilakunya bernama amal. Ketiganya tak bisa dipisahkan. Ilmu tanpa amal, sering disebut pincang. Amal tanpa ilmu, kita memberinya panggilan buta. Ilmu dan amal bisa menjadi gerakan ketika ada seorang alim yang melaksanakan.

Bangunlah para pemilik ilmu, nyalakan cahaya, saat ini umat sangat membutuhkan. Lakukan sesuatu, perbaiki keadaan, dan berikan petunjuk arah agar peradaban manusia tak semakin hancur berantakan. Semoga Allah menolong kita.

Wallahu A'lam

Gunung Uhud Dan Tempat Suci Lainnnya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Keistimewaan Gunung Uhud

Gunung Uhud mencintai Rasulullah SAW dan begitu juga sebaliknya. Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Uhud adalah satu gunung yang mencintai kami dan kami juga mencintainya."" (Disetujui oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Gunung Uhud berguncang ketika Rasulullah SAW beserta para sahabat beliau ketika berdiri di atasnya

Dari Anas bin Malik r.a, Rasulullah mendaki gunung Uhud bersama dengan Abu Bakar r.a, Umar r.a dan Ustman r.a. Ketika itu gunung Uhud berguncang. Kemudian Rasulullah SAW menghentakkan kakinya dan bersabda :

"Diamlah kamu wahai Uhud, karena sesungguhnya berada di atas kamu adalah seorang Nabi, seorang Siddiq dan dua orang syahid"(Diriwayatkan oleh Bukhari)

Keutamaan Wadi Al-'Aqiq

Allah SWT telah menjadikannya sebagai tempat yang penuh keberkahan. Rasulullah menyempatkan singgah di wadi ini dalam perjalanan pulang dari ibadah Haji.

Keutamaan Pemakaman Al-Baqi'

Area pemakaman Al-Baqi' adalah suatu area pemakaman para sahabat Nabi, Tabi'in, Tabi'ut tabi'in, dan para ulama serta orang saleh sesudahnya. Sering Nabi mengunjunginya pada waktu malam dan berdoa dan memohon ampunan untuk mereka yang dikebumikan di pemakaman ini

Di antara doa beliau yang diajarkan kepada kita untuk Ahli al-Baqi' :

"Kesejahteraan atas kamu wahai penghuni-penghuni Makam dari kalangan mukminin dan muslimin. Allah merahmati mereka yang terdahulu dan kemudian dari kalangan kami dan sesungguhnya kami dengan izin Allah akan mengikuti kamu"

"Kesejahteraan atas kamu tempat tinggal orang-orang yang beriman, dan telah datang pada kamu barang apa yang telah dijanjikan untukmu, kamu ditangguhkan hingga hari esok dan dengan izin Allah kami akan mengikuti kamu, wahai Allah, ampunilah penghuni-penghuni Baqi' Al-Gharqod"

Jenazah yang dimakamkan di Baqi' akan dibangkitkan pertama di Padang Mahsyar,  70.000 dari penghuni Baqi' dibangkitkan dan masuk Surga tanpa hisab

Keutamaan Masjid Nabawi

Dianjurkan datang ke masjid Nabawi terlebih dahulu bagi musafir yang pulang bepergian
Masjidnya diasaskan atas dasar taqwa
Pahala salat dilipatgandakan
Pahala bagi orang yang salat 40 raka'at di masjid Nabawi
Tidak boleh meninggikan suara
Keutamaan siapapun yang datang ke masjid Nabawi baik sebagai pengajar maupun pelajar
Raudhah termasuk tempat yang mulia
Mimbar berada di atas telaga Rasulullah SAW.
Mimbar tempat Rasulullah SAW berkhutbah berada di bawah pintu surga
Tangisan dan rajukan batang tamar
Tiang-tiang mimbar masjid menjadi tiang-tiang di dalam surga
Hukuman bagi siapa saja yang bersumpah palsu di mimbar

Wallahu A'lam

Keutamaan Kota Dan Tempat Suci Di Madinah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sebagai salah satu kota suci umat Islam, Madinah memiliki sejumlah keutamaan, yaitu :

Tempat yang diprioritaskan penyebutan namanya dalam Al-qur'an.
Yang menjadikan Madinah sebagai tanah haram (suci) adalah Allah SWT.
Pengharaman pemburuan dan buruan di Madinah.
Larangan memotong pohon-pohon, mencabutnya dan memungut barang yang tercecer.
Pengharaman mengangkat senjata dan berperang di dalamnya.
Mengharamkan bid'ah
Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat hijrah Rasulullah SAW.
Allah SWT memilih Madinah sebagai tempat disemayamkannya jasad Rasulullah SAW.
Madinah dibersihkan dari Syirik.
Iman akan kembali ke Madinah.
Keberkahan di Madinah dilipatgandakan.
Dajjal tidak boleh memasuki Madinah.
Madinah tidak akan dimasuki oleh rasa gentar terhadap Dajjal.
Madinah tidak akan dimasuki oleh wabah Ta'un.
Perpindahan penyakit dari Madinah ke Juhfah.
Larangan membunuh ular sebelum diberi peringatan selama 3 hari karena para jin di sana banyak yang memeluk Islam dan mereka suka berubah bentuk menjadi binatang di antaranya ular.
Anjuran untuk tinggal di Madinah.
Anjuran agar meninggal di Madinah.
Orang-orang kafir tidak boleh memasuki Madinah.
Alim ulamanya lebih alim dari ulama selainnya.
Tanahnya sebagai penyembuh (Syifa')
Syafaat bagi siapa saja yang sabar atas cobaan di Madinah.
Syetan putus asa untuk disembah di Madinah.
Doa untuk Madinah sebagaimana doa Nabi Ibrahim untuk Mekkah.
Para Malaikat menjaganya hingga Hari Kiamat.
Madinah bermandikan cahaya di hari kedatangan Rasulullah SAW.
Hukuman bagi orang yang mendzalimi penduduk Madinah.
Beribadah di Masjid Nabawi dilipatgandakan pahalanya.

Wallahu A'lam

Gunung Uhud Dan Tempat Suci Lainnya

Memohon Kepada Sang Khaliq

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Mari bersama merengkuh penyucian jiwa dan raga dengan bangun malam. Tidak melewatkan waktu kecuali dengan solat, dzikir dan munajat, mohon kepada sang khaliq dengan khusyu dan tawaddu. Sesungguhnya Allah dekat dengan kita.

Duhai Dzat yang memiliki siang dan malam, manakala malam menyelimuti kegelapannya kami bersujud dengan penuh harap atas ridho-Mu, Ya Rabb terimalah ibadah kami dan sucikanlah hati kami.

Ya Allah, ampunilah aku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekuranganku dan tingkatkanlah derajatku dan berikanlah rizki kepada ku, Ya Rabb aku bersujud dan bersimpuh berserah diri kepada-Mu.Turunkanlah magfirah-Mu.

Ya Allah, ditempat ini aku bertaubat kepada-Mu dari dosa kecil dan dosa besar, dari kesalahan yang tampak dan yang tersembunyi, dari tergelinciran yang lama dan yang baru, dengan tobatnya orang yang tidak menghendaki lagi melakukan kemaksiatan dan tidak berniat kembali kepada kedurhakaan, Ya Rabb hanya Engkaulah Maha Pengampun.

Ya Allah, bukakanlah keatas kami hikmat-Mu dan limpahkanlah keatas kami khazanah rahmat-Mu, Wahai Tuhan Rabbul Izzati yang maha pemurah lagi maha penyayang, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah kefahamanku, Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku, terimalah pemohonanku Ya Rabb.

Sebaik baik Jihad

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Sebaik-baik jihad adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim” (HR. Abu Daud).

Begitu luas bumi ciptaan Allah ini yang sebenarnya bisa digunakan untuk menempatkan kata-kata yang benar. Namun, kadangkala untuk berkata benar seakan-akan sudah begitu sempit tempatnya, sehingga mencari tempat-tempat tertentu, seperti tempat-tempat ibadah saja.

Sedangkan tempat-tempat lain, tak terkecuali kantor-kantor untuk mengurus kepentingan umat, tak jarang dijadikan tempat berlangsungnya ketidak-benaran, Lebih-lebih bila dikuasai oleh para penguasa yang zalim. dan yang lebih mengenaskan lagi sudah tidak ada lagi keberanian dari umat islam untuk menyuarakan kebenaran , ketakutan bagai tikus yang hendak diterkam kucing.

"bukankah Allah yang seharusnya kalian takuti..?" al ayat

Di sekitar penguasa zalim, kebenaran seringkali lebih suka dimodifikasi menjadi apa yang paling menguntungkan mereka, terutama di hadapan penguasa zalim, orang-orang berilmu pun bisa “dibengkokkan” kelurusannya dan kehilangan marwahnya. Sebab, tidak sedikit orang yang berilmu tunduk untuk dimanfaatkan sebagai tameng pelindung kepentingan penguasa zalim. Juga tidak sedikit juga orang berilmu bekerja membenarkan keinginan penguasa, meskipun untuk hal-hal yang sebenarnya diketahui tidak benar. Itulah pengkhianatan besar terhadap ilmu sekaligus pengingkaran hati nurani yang sangat parah. Akibatnya, ketidak-benaran, ketidak-adilan, dan berbagai macam kejahatan lainnya merajalela dan berlangsung lama.

Padahal begitu besar penghargaan yang disiapkan untuk orang-orang yang mau “meluruskan” penguasa yang zalim, Akan diberikan pahala jihad, sesuatu pemberian yang sebenarnya sangat dinanti-nantikan oleh setiap manusia (beriman). Namun tawaran ini seringkali tenggelam dalam alam ketidaksadaran dan tidak sedikit  orang yang tergoda dan menjadi bengkok karena yang terasa lebih menyilaukan mata adalah harta dunia. Padahal terlepas dari ada-tidaknya tawaran itu, setiap orang wajib mempertanggungjawabkan ilmunya,dan hendaknya mereka mengatakan yang benar dan membenarkan kata-katanya.

Wallahu A'lam
Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Detik-detik yang berlalu bagi manusia di dunia ini tak terlepas dari peran mewakili. Ucapan, sikap, dan perbuatan seseorang menunjukkan keterwakilannya, meskipun tak setiap waktu disadari. Sebahagian orang murni mewakili Islam lewat kata-kata, perbuatan-perbutan lain, dan hatinya. 

 Namun, tidak sedikit juga orang yang menyebut diri muslim yang mewakilinya setengahnya, sepertiganya, sepersekian saja, atau bahkan tak mewakili sama sekali.

Berapa persen seseorang mewakili ajaran Islam, bisa dirasakan sendiri setiap saat. Gerak gerik tubuh menunjukkan tanda-tandanya. Bila hati tak pernah tergugah untuk menyayangi sesama; bila ucapan sering bersifat menyakiti dan sama sekali tak member manfaat; bila sikap lebih mementingkan hanya diri sendiri; bila lebih suka menyombongkan dengan ilmu, amal, harta, kekuasaan, dan keturunan; bila suka membunuh sesama; bila suka memakan hak-hak orang lain; bila duduk, berdiri, dan berbaring di atas harta haram; bila yang dimasukkan ke perut juga harta haram, bila kata-kata yang mengandung kebaikan dicaci; masih patutkah menyebut diri mewakili Islam? 

Sungguh ajaran yang diajarkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam tak pernah mengajarkan demikian.

Tak ada yang bisa menambah persentase diri kita mewakili ajaran Islam, kecuali mau mengusahakan sendiri untuk itu. Di samping masjid pun hidup, bila tidak menggugah dan merubah diri, tak akan merubah keadaan. Apalagi bukan tidak ada manusia yang merasakan azan bukan sebagai panggilan, tetapi bahkan sebagai gangguan. Begitu keras hati sebahagian membatu, yang hanya akan lembut, menurut para ulama, manakala selalu mengingat Allah. 

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring...”

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About