Islam Agama Terbesar Kedua Di Rusia

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Islam adalah agama terbesar kedua setelah Kristen Ortodoks, yakni sekitar 21 - 28 juta penduduk atau 15 - 20 persen dari sekitar 142 juta penduduk. Kehidupan Muslim di Rusia saat ini juga kian membaik dibanding masa Komunis dahulu. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Rusia, pemimpin Rusia (Vladimir Putin) memasukkan menteri Muslim dalam kabinetnya dan mengakui eksistensi Muslim Rusia.

Sejarah Muslim pertama di wilayah Rusia adalah masyarakat Dagestani di (kawasan Derbent) selepas penaklukan Arab (abad ke-8). Negeri Muslim yang pertama adalah Volga Bulgaria pada tahun 922. Kaum Tatar mewarisi agama Islam dari negeri itu kemudian kebanyakan orang Turki Eropa dan Kaukasia juga menjadi pengikut Islam. Islam di Rusia telah mempunyai kewujudan yang lama, melebar ke seawal pada saat penaklukan kawasan Volga Tengah pada abad ke-16, yang membawa orang Tatar dan Orang Turki di Volga Tengah ke dalam negeri Rusia. Pada abad ke-18 dan ke-19, penaklukan Rusia di Caucasus Utara membawa orang-orang Muslim dari kawasan Dagestan, Chechen, Circassia, Ingush, dan lain-lain ke dalam negara Rusia.

Kievan Rus juga telah dapat kesempatan untuk memeluk Islam dari misionaris Volga Bulgaria, tetapi orang Slavia Timur menerima agama Kristen. Mayoritas Muslim di Rusia mengikuti ajaran Islam Sunni. Dalam beberapa kawasan, terutama di Dagestan dan Chechnya, ada tradisi Sufisme, yang diwakili oleh tarekat Naqsyabandi dan Shazili dipimpin oleh Shaykh Said Afandi al-Chirkawi ad-Daghestani. Amalan sufi memberikan orang Kaukasus semangat kuat untuk menolak tekanan orang asing, dan telah menjadi legenda di antara pasukan Rusia yang melawan orang Kaukasus pada zaman Tsar.

Masyarakat besar Islam dikonsentrasikan di antara warga negara minoritas yang tinggal di antara Laut Hitam dan Laut Kaspia: Avar, Adyghe, Balkar, Nogai, Orang Chechnya, Circassian, Ingush, Kabardin, Karachay, dan warga negara Dagestan. Di Volga Basin tengah ada penduduk besar Tatar dan Bashkir, kebanyakan mereka Muslim. di Perm Krai dan Ulyanovsk, Samara, Nizhny Novgorod, Moscow, Tyumen, dan Leningrad Oblast (kebanyakannya kaum Tatar) juga mayoritas dihuni oleh orang islam.

Masjid

Secara resmi jumlah masjid di Rusia mencapai 4750 masjid, namun jumlah sebenarnya jauh lebih besar dan terus bertambah. Di Dagestan saja terdapat antara 1600 – 3000 masjid. Dalam sepuluh tahun terakhir jumlah masjid di Tatarstan telah melebihi 1000. Di ibukota Rusia dengan jumlah pemeluk Islam yang melebihi 1 juta orang terdapat 20 komunitas Muslim dan 5 masjid. Menurut pakar data Rusia, sedikitnya terdapat 7000 masjid di Rusia.

Organisasi

Menurut data register negara, kini telah tercatat 3345 organisasi keagamaan Muslim lokal. Jumlah terbesar organisasi-organisasi keagamaan Muslim terdaftar di daerah Volga (1945), diikuti Kaukasus Utara (980) dan Ural (316). Sedangkan jumlah organisasi keagamaan Muslim di daerah lainnya lebih kecil. Mayoritas Muslim di Rusia adalah Pengikut Sunni. Terdapat dua Mazhab di Rusia, yaitu Mazhab Syafii di Kaukasus Utara dan Mazhab Hanafi di wilayah negara lainnya.

Tiga organisasi Muslim menurut status dewan federal (pusat) adalah :
  1. Dewan Mufti Rusia (berbasis di Moskwa). Pemimpinnya Mufti Ravil Gainutdin. Dewan ini memimpin 1,686 komunitas.
  2. Administrasi Keagamaan Pusat dari Muslim Rusia (berbasis di Ufa). Dipimpin oleh Mufti Talgat Tadzhuddin dan mempersatukan 522 komunitas.
  3. Pusat Koordinasi Muslim di Kaukasus Utara yang dipimpin oleh Ismail Berdiyev, Mufti Karachai-Cherkassia dan wilayah Stavropol, dan terdiri dari 830 komunitas.

Dalam beberapa tahun terakhir hubungan antara Muslim di Rusia dan Indonesia telah meningkat karena pekerjaan yang baik dan usaha yang dilakukan oleh Dubes Indonesia Bapak Hamid Awaludin dan diplomat M. Aji Surya dan Enjay Diana

Dari Berbagai Sumber : Wallahu A'lam

Republik Islam Afganistan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Republik Islam Afganistan (افغانستان) adalah sebuah negara di Asia Tengah.Afganistan berbatasan dengan Iran di sebelah barat, Pakistan di selatan dan timur, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan di utara, dan Republik Rakyat Cina di ujung timur. Afganistan juga berbatasan dengan Kashmir, wilayah yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan. Pada kurun waktu antara tergulingnya rezim pemerintahan Taliban pada 2001 dan Loya jirga (sidang majelis Musyawarah Tradisional) tahun 2004, dunia Barat menyebut negara ini dengan nama Negara Islam Transisi Afganistan.

Afganistan merupakan salah satu negara termiskin di dunia , Sekitar 99 persen warga Afghanistan adalah Muslim, dari mereka, 80-85% adalah Sunni Mazhab Hanafi, sedangkan 15-20% adalah Syi'ah, mayoritas dari mereka adalah Imamiyah bersama dengan sejumlah kecil Ismailiyah. Ada juga pengaruh yang kuat tasawuf di kalangan Sunni dan komunitas Syiah.

Afganistan adalah sebuah negara di persimpangan Asia Umumnya dianggap sebagai bagian dari Asia Tengah, kadang-kadang dianggap berasal dari sebuah blok regional baik di Asia Selatan atau Timur Tengah, karena memiliki hubungan budaya, etno-linguistik, dan geografis dengan sebagian besar tetangganya. Afghanistan harfiah diterjemahkan menjadi 'tanah Afghan', tetapi kebanyakan dari nama-nama lainnya telah diterapkan pada lokasi umum di masa lalu. Nama Afghanistan berasal dari Afghanistan kata. Para Pushtuns tampaknya telah mulai menggunakan istilah Afghanistan sebagai nama untuk diri mereka sendiri dari periode Islam seterusnya.


Awal sejarah

Pada akhir abad ke-7, orang-orang Arab Umayyah masuk ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Afghanistan setelah mengalahkan tegas Sassanians di Nihawand. Setelah kekalahan ini kolosal, yang terakhir kaisar Sassania, Yazdegerd III, yang menjadi buronan diburu, melarikan diri ke timur jauh ke Asia Tengah. Dalam mengejar Yazdegerd, rute Arab yang dipilih untuk masuk kawasan itu dari Iran utara-timur[1] dan selanjutnya ke Herat di mana mereka ditempatkan sebagian besar pasukan mereka sebelum maju ke Afghanistan timur. Orang-orang Arab yang diberikan upaya besar terhadap menyebarkan Islam di kalangan penduduk setempat.

Sejumlah besar penduduk wilayah yang terdiri dari Afghanistan utara menerima Islam melalui upaya misionaris Umayyah terutama di bawah pemerintahan Hisyam bin Abdul-Malik dan Umar bin Abdul-Aziz. Selama masa pemerintahan Al-Mu'tashim, Islam pada umumnya dipraktekkan di antara sebagian besar penduduk wilayah ini dan akhirnya di bawah Yakub Laith-i Saffari, Islam sejauh ini, yang mendominasi agama Kabul bersama dengan kota-kota besar lainnya di Afganistan modern. Sisa-sisa kehadiran Shahi di perbatasan Afghanistan timur diusir oleh Mahmud dari Ghazni selama tahun 998 dan 1030.

Ada pandangan banyak, tentang asal usul nama Afghanistan, sebagian besar dari mereka yang murni spekulatif seperti dapat dilihat di bawah ini :

Makhzan-i-Afghni oleh Nematullah ditulis pada tahun 1612 Masehi, jejak asal Afghanistan atau Pakhtun dari super-Patriark Abraham ke satu bernama Raja Talut atau Saul. Ini menyatakan bahwa Saul memiliki seorang putra Irmia (Jeremia), yang memiliki seorang putra yang disebut Afghana. Setelah kematian Raja Saul, Afghana dibesarkan oleh David, dan kemudian dipromosikan ke perintah kepala tentara selama pemerintahan Raja Salomo. Keturunan dari Afghana dikalikan banyak sekali, dan kemudian disebut Bani Israel. Pada abad keenam SM, Bakhtunnasar, atau Nebukadnezar raja Babul, menyerang Yehuda dan diasingkan keturunan Afghana untuk Ghor terletak di pusat dari apa yang sekarang Afghanistan. Dalam perjalanan waktu, komunitas diasingkan datang harus ditangani sebagai Afghanistan setelah nama nenek moyang mereka, dan negara tersebut mendapat nama sebagai Afghanistan. Pandangan tradisional memiliki banyak perbedaan sejarah, dan karena itu tidak diterima oleh para ilmuwan modern --- yang pemohon terakhir untuk hipotesis Bani-Israel yang Raverty Walikota (The Pathan, 1958, Olaf Caroe).

Versi lain dari legenda Pashtun tempat Afghana, nenek moyang eponymous mengaku dari Afghanistan atau Pushtuns, sebagai Muslim kontemporer Nabi Muhammad. Setelah mendengar tentang iman baru Islam, Qais dari Aryana perjalanan ke Madinah untuk melihat Nabi Muhammad muslim, dan kembali ke Aryana sebagai seorang Muslim. Abdur Rasyid Qais konon memiliki banyak putra, salah satunya adalah Afghana. Afghana, pada gilirannya, memiliki empat anak yang berangkat ke timur untuk mendirikan garis keturunan masing-masing. Putra pertama pergi ke Swat, yang kedua ke Lahore dan India, yang ketiga untuk Multan, dan yang terakhir ke Quetta. Legenda ini adalah salah satu dari cerita tradisional di kalangan kaum Pashtun berkenaan dengan asal usul mereka yang berbeda. Sekali lagi, inilah Afghana legendaris yang dinyatakan telah diberi nama Pushtuns mereka saat ini. Perlu dicatat bahwa Afghanistan legenda ini dipisahkan dari Afghana kali Salomo oleh setidaknya 11 abad.

Dr H.W. Bellew, dalam bukunya An Enquiry ke Etnografi Afghanistan, percaya bahwa nama Afghanistan berasal dari istilah Latin Alban, digunakan oleh Armenia sebagai Alwan atau Alwan, yang mengacu pada pendaki gunung, dan dalam kasus karakter Armenia transliterasi, akan diucapkan sebagai Aghvan atau Aghwan. Untuk Persia, hal ini lebih lanjut akan diubah untuk Aoghan, Avghan, dan Afghanistan sebagai referensi ke dataran tinggi atau "pendaki gunung" dari dataran tinggi Iran timur.

Beberapa orang berpendapat bahwa nama itu berasal dari "Abagan" (yaitu tanpa Allah) yang istilah Persia dinyatakan telah diciptakan untuk Pushtuns untuk menggambarkan mereka sebagai Godless atau non-percaya. Hal ini menyatakan bahwa Abagan kata antonym dari kata Bagan (= percaya pada Tuhan) hanya sebagai kata apolitis adalah antonim dari politik dalam bahasa Inggris. Ada juga beberapa orang yang link "Afghanistan" untuk kata Uzbekistan "Avagan" kata berarti "asli". Yang lain percaya bahwa nama berasal dari bahasa Sanskerta upa-ganah, kata yang berarti "suku bersekutu".

Pandangan lain etimologis adalah bahwa Afghanistan nama jelas berasal dari bahasa Sanskerta Ashvaka atau Ashvakan (qv), yang Assakenoi dari Arrianus. Pandangan ini dikemukakan oleh JW McCrindle dan didukung oleh banyak sarjana modern (termasuk Lassen C, S. Martin, Uskup, Crooks, W. Crooke, JC Vidyalnar, MR Singh, P. Smith, NL Dey, Dr JL Kamboj, S Kirpal Singh. dan beberapa orang lainnya). Dalam bahasa Sanskerta, kata ashva (Iran Aspa, assa Prakrit) berarti "kuda", dan ashvaka (assaka Prakrit) berarti "penunggang kuda". Pra-Kristen kali tahu orang-orang timur Afghanistan sebagai Ashvakas (penunggang kuda), karena mereka mengangkat berkembang biak denda kuda dan memiliki reputasi untuk menyediakan pasukan kavaleri ahli. Kelima-abad-SM India tatabahasa Panini panggilan mereka Ashvayana dan Ashvakayana. Penulis klasik menggunakan setara Aspasios masing-masing (atau Aspasii, Hippasii) dan Assakenois (atau Assaceni / Assacani, Asscenus). Para Aspasios / Assakenois (= Ashvakas = pasukan kavaleri) yang dinyatakan sebagai nama lain untuk Kambojas karena karakteristik berkuda mereka (lihat Daftar etimologi nama negara).

Bagian terakhir dari nama Afghanistan berasal dari kata Persia stan (negara atau tanah). Para Afghanland kata bahasa Inggris yang muncul dalam berbagai perjanjian antara Qajar-Persia dan Inggris berurusan dengan tanah Timur kerajaan Persia (modern Afganistan) yang diadopsi oleh Afghanistan dan menjadi Afghanistan.

Sebelum dipanggil 'Afghanistan, wilayah itu sudah pergi melalui perubahan beberapa nama dalam sejarah panjang sekitar 5000 tahun. Salah satu nama yang paling kuno, menurut sejarawan dan sarjana, Ariana - pengucapan Yunani kuno Aryanam Avestan Vaeja atau Sanskerta "Aryavarta", Tanah bangsa Arya. Hari ini Lama-Persia, dan Avestan ekspresi yang diawetkan dalam nama Iran dan itu adalah dicatat dalam nama maskapai penerbangan nasional Afghanistan, Ariana Airlines. Istilah 'Ariana Afghanistan masih populer di kalangan pembicara Persia di negeri ini.

Berabad-abad kemudian, Afganistan adalah bagian dari Khorasan Raya, dan karenanya diakui dengan nama Khurasan (bersama dengan daerah berpusat di sekitar Merv dan Neishabur), yang dalam Pahlevi berarti "Tanah Timur" (خاور زمین ).

Afghanistan ada pada titik perhubungan-unik di mana banyak peradaban Eurasia telah berinteraksi dan sering bertempur dan merupakan situs penting dari aktivitas sejarah awal. Melalui usia, wilayah ini dikenal sebagai Afghanistan telah diserang oleh sejumlah orang, termasuk Arya, Media, Persia, Yunani, Mauryans, Kushan, Sassaniyah, Arab, Turki, Inggris, dan Soviet, namun jarang memiliki kelompok-kelompok ini berhasil untuk melakukan kontrol penuh atas wilayah tersebut.

Periode terpanjang stabilitas di Afghanistan antara tahun 1933 dan 1973, ketika negara itu di bawah kekuasaan Raja Zahir Shah. Namun, pada tahun 1973, yang Zahir kakak ipar, Sardar Mohammed Daoud melancarkan kudeta tak berdarah. Daoud dan seluruh keluarganya dibunuh pada tahun 1978 ketika Partai Rakyat Demokratik komunis Afghanistan melancarkan kudeta yang dikenal sebagai Revolusi Saur Besar dan mengambil alih pemerintah.

Amerika Serikat dan sekutu aksi militer untuk mendukung oposisi setelah 11 September, 2001 Serangan Teroris dipaksa kejatuhan Taliban. Pada akhir 2001, pemimpin utama dari kelompok oposisi Afghanistan dan diaspora bertemu di Bonn, dan menyetujui rencana untuk perumusan struktur pemerintahan baru yang mengakibatkan pelantikan Hamid Karzai sebagai Ketua Otoritas Interim Afganistan (AIA) pada Desember 2001. Setelah Loya Jirga nasional pada tahun 2002, Karzai terpilih sebagai presiden.

Pada tanggal 3 Maret dan 25 Maret 2002, serangkaian gempa bumi melanda Afghanistan, dengan hilangnya ribuan rumah dan lebih dari 1800 nyawa. Lebih dari 4000 orang lainnya luka-luka. Gempa bumi terjadi di Provinsi Samangan (3 Maret) dan Provinsi Baghlan (25 Maret). Yang terakhir adalah lebih buruk dari dua, dan menyebabkan sebagian besar korban. Otoritas internasional membantu pemerintah Afghanistan dalam menghadapi situasi.

Afghanistan saat ini dipimpin oleh presiden Hamid Karzai, yang terpilih pada Oktober 2004. Sebelum pemilihan, Karzai memimpin negara setelah telah terpilih oleh administrasi Amerika Serikat 'Presiden Bush untuk kepala pemerintah sementara, setelah jatuhnya Taliban. Kabinet saat ini termasuk anggota dari Aliansi Utara Afghanistan, dan campuran dari daerah dan kelompok etnis lainnya yang terbentuk dari pemerintahan transisi oleh Loya jirga (dewan agung). Mantan Raja Mohammed Zahir Shah kembali ke negara, tetapi tidak kembali sebagai raja, dan hanya latihan kekuatan seremonial terbatas.

Berdasarkan Perjanjian Bonn Komisi Konstitusi Afganistan didirikan untuk berkonsultasi dengan publik dan merumuskan rancangan konstitusi. Pertemuan loya jirga dari konstitusi diselenggarakan pada bulan Desember 2003, ketika sebuah konstitusi baru diadopsi menciptakan bentuk pemerintahan presiden dengan legislatif bikameral.

Pasukan dan dinas intelijen dari Amerika Serikat dan sejumlah negara lain hadir, beberapa untuk menjaga perdamaian, lainnya ditugaskan memburu sisa-sisa Taliban dan al Qaeda. Sebuah pasukan penjaga perdamaian PBB yang disebut Pasukan Bantuan Keamanan Internasional telah beroperasi di Kabul sejak Desember 2001. NATO mengambil kendali angkatan ini pada 11 Agustus 2003. Beberapa negara tetap di bawah kendali panglima perang.

Politik Afganistan

Kini, sebuah pemerintahan sementara telah didirikan. Diketuai oleh presiden Hamid Karzai, kebanyakan anggotanya dari Aliansi Utara, dan campuran dari daerah dan kelompok etnis lainnya yang terbentuk dari pemerintahan transisi oleh Loya jirga. Mantan raja Zahir Shah yang kembali ke negeri, namun tak dikembalikan lagi sebagai raja dan hanya menjalankan kekuatan seremonial terbatas.

Di bawah Persetujuan Perjanjian Bonn (Bonn Agreement), Komisi Konstitusi Afganistan didirikan untuk berkonsultasi dengan publik dan pembentukan konstitusi draft. Dijadwalkan meluncurkan draft pada 1 September 2003, komisi itu telah meminta penundaan agar mengerjakan konsultasi lebih lanjut. Pertemuan loya jirga (dewan agung) konstitusional diselenggarakan pada Desember 2003 saat konstitusi baru diadopsi yang menciptakan bentuk pemerintahan presiden.

Demografi

Afghanistan merupakan tempat dari sejumlah suku. Namun karena belum adanya pencacah jiwaan yang memadai, sehingga tidak diketahui pasti kondisi sebenarnya. Dan yang tersedia sekarang hanya berdasarkan perkiraan belaka. Berdasarkan catatan dari CIA World FactBook (diperbaharui tanggal 17 Mei 2005), demografi suku di Afghanistan adalah sebagai berikut : Pashto 42%, terpusat di bagian timur dan selatan Afghanistan; Tajik 27% berpusat di bagian utara dan Kabul; Hazara 9% berpusat di Afghanistan tengah termasuk Bamiyan; Uzbek 9%; Aimak4%; Turkmen 3%; Baluchi 2% dan sisanya 4% yang Mencius Wakhidan Kyrgyz.

Ada dua bahasa resmi di Afghanistan yakni Persia Afgani yang sering disebut Dari (50%), dan Pashtun (35%). Beberapa bahasa lainnya yaitu bahasa-bahasa Turkik (Uzbek dan Turkmenistan yang digunakan oleh 11% rakyatnya), dan 30 bahasa-bahasa kecil, terutama Baluchi dan Pashai (4%). Banyak orang Afganistan yang mampu menggunakan dua bahasa atau lebih.

Menurut agama orang Afganistan kebanyakan adalah Muslim Sunni (80%), Muslim Syi'ah (19%), dan lainnya (1%).

Dari Berbagai Sumber   Wallahu A'lam

Surat Al Fatihah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar

Al Fatihah Dalam Bahasa Inggris 

1. In the name of Allah, Most Gracious, Most Merciful.
2. Praise be to Allah, the Cherisher and Sustainer of the worlds;
3. Most Gracious, Most Merciful;
4. Master of the Day of Judgment.
5. Thee do we worship, and Thine aid we seek.
6. Show us the straight way,
7. the way of those on whom Thou hast bestowed Thy Grace, those whose (portion) is not wrath, and who go not astray.

Al Fatihah Dalam Bahasa Indonesia

1. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di Hari Pembalasan
5. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
7. yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat

Kondisi Yang Menyedihkan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Seorang murid sekolah dasar mendapat pekerjaan rumah dari gurunya untuk menjelaskan arti kata POLITIK. Karena belum memahaminya, ia kemudian bertanya pada ayahnya.

Sang Ayah yang menginginkan si anak dapat berpikir secara kreatif kemudian memberikan penjelasan, "Baiklah nak, ayah akan mencoba menjelaskan dengan perumpamaan, misalkan Ayahmu adalah orang yang bekerja untuk menghidupi keluarga, jadi kita sebut ayah adalah investor. Ibumu adalah pengatur keuangan, jadi kita menyebutnya pemerintah. Kami disini memperhatikan kebutuhan-kebutuhanmu, jadi kita menyebut engkau rakyat. Pembantu, kita masukkan dia ke dalam kelas pekerja, dan adikmu yang masih balita, kita menyebutnya masa depan. Sekarang pikirkan hal itu dan lihat apakah penjelasan ayah ini bisa kau pahami?"

Si anak kemudian pergi ke tempat tidur sambil memikirkan apa yang dikatakan ayahnya. Pada tengah malam, anak itu terbangun karena mendengar adik bayinya menangis. Ia melihat adik bayinya mengompol. Lalu ia menuju kamar tidur orang tuanya dan mendapatkan ibunya sedang tidur nyenyak.

Karena tidak ingin membangunkan ibunya, maka ia pergi ke kamar pembantu. Karena pintu terkunci, maka ia kemudian mengintip melalui lubang kunci dan melihat ayahnya berada di tempat tidur bersama pembantunya.

Akhirnya ia menyerah dan kembali ke tempat tidur, sambil berkata dalam hati bahwa ia sudah mengerti arti POLITIK.

Pagi harinya, sebelum berangkat ke sekolah ia mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya dan menulis pada buku tugasnya: 'Politik adalah hal dimana para Investor meniduri kelas Pekerja, sedangkan Pemerintah tertidur lelap, Rakyat diabaikan dan Masa Depan berada dalam kondisi yang menyedihkan." 

Sumber ketawa.com

Gerakan Mahasiswa Pembebasan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Gerakan Mahasiswa Pembebasan atau disingkat Gema Pembebasan adalah sebuah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bergerak di kalangan mahasiswa untuk menjadikan Ideologi Islam sebagai arus utama pergerakan mahasiswa di Indonesia. Organisasi ini adalah bagian dari gerakan Hizbut Tahrir Indonesia. Dalam setiap kegiatannya selalu menyerukan untuk diterapkannya Islam secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan, mengingat Islam (sebagaimana dipahami para aktivis organisasi ini) adalah sebuah ideologi pembebasan yang membebaskan manusia dari segala bentuk dominasi ideologi lain di luar Islam (Kapitalisme, Liberalisme, Komunisme, Sosialisme, dan lain-lain)


Latar belakang

Mahasiswa dengan idealismenya memiliki potensi yang cukup besar dalam proses perubahan sosial dan politik. Akan tetapi selama ini mahasiswa banyak diwarnai oleh berbagai gerakan yang tidak atau kurang berani dalam mengedepankan ideologi Islam.

Oleh karena itu diperlukan sebuah jaringan dakwah kampus se-Indonesia untuk mengkampanyekan pemikiran-pemikiran Islam dan solusi-solusi Islam atas segala permasalahan serta untuk melahirkan kader-kader dakwah mahasiswa yang suatu saat akan terjun ke masyarakat.

Jaringan inilah yang kemudian diberi nama Gerakan Mahasiswa Pembebasan atau disingkat Gema Pembebasan.

Pembentukan

Gema Pembebasan resmi dibentuk pada tanggal 28 Februari 2004 di Auditorium Pusat Studi Jepang Universitas Indonesia. Saat itu juga diresmikannya Website Gema Pembebasan dengan alamat yang menjadi salah satu sarana publikasi opini dan ide-ide Gema Pembebasan. Setelah terbentuk, organisasi ini terus menyebar di Indonesia mulai tingkat pusat hingga perguruan tinggi dengan membentuk struktur baku Pengurus Pusat (PP), Pengurus Wilayah (PW), Pengurus Daerah (PD) dan Pengurus Komisariat (PK).

Sebagai organisasi mahasiswa Islam ideologis, Gema Pembebasan memiliki kegiatan antara lain :
  1. Penulisan dan penyebaran artikel serta buletin keislaman
  2. Mengadakan bedah buku
  3. Mengadakan kajian keislaman tematik dan kajian bahasa arab.
  4. Mengadakan outbound dan pelatihan
  5. Mengadakan dialog pemikiran
  6. Mengadakan seminar-seminar keislaman
  7. Menanggapi masalah-masalah yang aktual dengan sudut pandang Islam.
  8. Mengadakan acara bersama dengan Lembaga Dakwah Kampus lainnya.
  9. Mengadakan aksi simpatik pada moment-moment tertentu.

Fakir

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.

Perbedaan arti fakir

Beberapa ulama memiliki pendapat masing-masing tentang arti dari fakir. Kempat ulama itu adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah arti fakir dari masing-masing Imam:

  • Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak ada orang yang berkewajiban memberi belanjanya.
  • Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau mempunyai senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi kebutuhannya
  • Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta kurang dari seperdua keperluannya.
  • Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak mencukupi untuk keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi kebutuhannya.

Wallahu A'lam

Berpikir Sebelum Bicara

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Al Kisah Suatu ketika di wilayah Asia tengah, antara Iran dan Afganistan, hidup seorang ulama ahli bahasa yang amat terkenal. Suatu hari ia menasehati putranya: "Kalau kamu hendak membicarakan sesuatu, pakai dahulu otakmu. Pikirkan dengan matang; setelah itu, baru katakan dengan kalimat yang baik dan benar."

Pada suatu hari di musim hujan, keduanya sedang duduk-duduk santai di dekat api unggun di rumahnya. Tiba-tiba sepercik api mengenai jubah tenunan dari sutera yang dikenakan sang ayah. Peristiwa itu dilihat putranya, namun ia diam saja. Setelah berpikir beberapa saat barulah ia membuka mulut,

"Ayah, aku ingin mengatakan sesuatu, bolehkah?" tanyanya.

"Kalau menyangkut kebenaran katakan saja," jawab sang ayah.

"Ini memang menyangkut kebenaran," jawabnya.

"Silakan," kata sang ayah. Ia berkata,

"Aku melihat benda panas berwarna merah."

"Benda apa itu?," tanya sang ayah.

"Sepercik api mengenai jubah ayah," jawabnya.

Seketika itu sang ayah melihat jubah yang sebagian sudah hangus terbakar.

"Kenapa tidak segera kamu beritahukan kepadaku?," kata sang ayah. 

"Aku harus berpikir dahulu sebelum mengatakannya, seperti apa yang anda nasihatkan kepadaku tempo hari," jawab putranya dengan lugu.

Sejak itu ia berjanji akan lebih berhati-hati dalam memberikan nasihat pada putranya. Ia tidak ingin peristiwa pahit seperti itu terulang lagi.

Istri Atau Suami Lebih Mudah Dicari Dari Pada Keledai

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Al Kisah Suatu hari Nasrudin yang periang dan selalu mempunyai jalan keluar akan setiap suatu permasalahan kali ini tengah dirudung masalah yang sulit karena kehilangan keledai kesayangannya.

sebagai orang yang telah banyak diberikan wejangan dan solusi cerdasnya warga kampung pun banyak berdatangan untuk menenangkan keadaan dan menghibur nasrudin.

"Engkau memang telah kehilangan keledaimu, Mullah. Tetapi tidak perlu bersedih, lebih sedih dibanding ketika engkau kehilangan istrimu." kata salah satu warga memberikan nasehat.

"Benar kata si ma'uun ,engkau tidak perlu bersedih hati hanya karena kehilangan se-ekor keledai" kata si Tha'un menambahkan.

"Ah....., kalau saja kalian ingat. Ketika aku kehilangan istriku, kalian semua warga kampung berkata: 'Kami akan mencari pengganti untukmu'. Tapi coba sekarang, ketika keledaiku mati tak seorang pun yang menawarkan penggantinya."

Warga kampung  : ~.~ .....

Jangan Salahkan Pencuri

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Suatu hari Syukro (penjaga masjid) mendapati masjid mereka telah dimasuki pencuri. Segala sesuatu yang berguna dibawa kabur sang pencuri, termasuk kotak amal dan segala peralatan elektronik yang ada, maklum kunci pintu Masjid sudah tua sehingga mudah untuk di bobol paksa , dan terjadi perdebatan panjang antara penjaga masjid dan semua anggota takmir.

"Ini semua salahmu karena kamu selalu merasa yakin bahwa semua pintu sudah terkunci sebelum pergi" kata pak Takmir

Para anggota takmir yang lain juga turut berkomentar "kamu sih tidak segera mengganti kunci pintu yang sudah tua"

"Kenapa kamu tidak membayangkan apa yang bakal terjadi..?" ujar yang lain.

"Kunci-kunci ternyata sudah rusak dan kamu tidak menggantinya," kata orang ketiga.

"Sebentar.... tentunya, aku bukan satu-satunya orang yang bisa kalian salahkan." kata Syukron

"Lalu, siapa yang harus kami salahkan kalau bukan engkau, karena engkau yang bertugas menjaga keamanan di masjid ini..?" teriak orang-orang dengan gemas...

"Lho...? Kok bukan para pencuri itu?" kata Syukron

Setelah beberapa waktu terjadi perdebatan yang sengit akhirnya Nasyrudin datang untuk menengahi perdebatan mereka.
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Sabar, ......" kata nasrudin dengan santai nya sambil melangkahkan kaki menuju serambi.

"Tidak usah saling menyalahkan termasuk pencuri itu..., mungkin pencuri itu lagi butuh makanan, semestinya kita sadar, kalau warga kita masih jauh dibawah garis kemiskinan, dan didalam harta itu (zakat , infaq dan shadaqah) memang ada haq mereka" 

Ikhlaskan saja, semoga dapat menjadi amal baik dan pencuri itu segera diberikan hidayah oleh Allah Subhanahu Wata'ala agar bertaubat dan tidak melakukan pencurian lagi. 

Ini semua tugas kita dan kita lalai untuk saling mengingatkan dan menasehati , juga untuk mengentaskan kemiskinan dan perbudakan. Bukannya begitu bapak - bapak semua.......? 

Kisah Inspirasi Al Quran Al 'Ashr , Adz Dzariaat, Al Baqarah , Al Balad, dan ayat - ayat yang lain.

Wallahu A'lam

Hukum Gantung Atau Hukum Pancung

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Sudah bukan rahasia lagi kalau diantara Abu Nawas dan Raja Harun Al Rasyid terdapat permusuhan sengit yang seolah tidak pernah bisa didamaikan, sesekali damai beberapa waktu kemudian pun akan kembali terjadi permusuhan, ya.... kalau kita baca setiap kisah dari Abu Nawas memang tidak jauh dari kisah TOm And Jerry. 

Pun demikian halnya dengan saat ini dimana cita-cita atau obsesi menghukum Abu Nawas sebenarnya masih bergolak, namun Baginda merasa kehabisan akal untuk menjebak Abu Nawas. Seorang penasihat kerajaan kepercayaan Baginda Raja menyarankan agar Baginda memanggil seorang ulama yang berilmu tinggi untuk menandingi Abu Nawas. Pasti masih ada peluang untuk mencari kelemahan Abu Nawas. Menjebak pencuri harus dengan pencuri. Dan ulama dengan ulama.

Baginda menerima usul yang cemerlang itu dengan hati bulat. Setelah ulama yang berilmu tinggi berhasil ditemukan, Baginda Raja menanyakan cara terbaik menjerat Abu Nawas. Ulama itu memberi tahu cara-cara yang paling jitu kepada Baginda Raja. Baginda Raja manggut-manggut setuju. Wajah Baginda tidak lagi murung. Apalagi ulama itu menegaskan bahwa ramalan Abu Nawas tentang takdir kematian Baginda Raja sama sekali tidak mempunyai dasar yang kuat. Tiada seorang pun manusia yang tahu kapan dan di bumi mana ia akan mati apalagi tentang ajal orang lain.

Ulama andalan Baginda Raja mulai mengadakan persiapan seperlunya untuk memberikan pukulan fatal bagi Abu Nawas. Siasat pun dijalankan sesuai rencana. Abu Nawas terjerembab ke pangkuan siasat sang ulama. Abu Nawas melakukan kesalahan yang bisa menghantarnya ke tiang gantungan atau tempat pemancungan. Benarlah peribahasa yang berbunyi sepandai-pandainya tupai melompat pasti suatu saat akan terpeleset. Kini, Abu Nawas benar-benar mati kutu. Sebentar lagi ia akan dihukum mati karena jebakan sang ulama.

Banyak orang yang merasa simpati atas nasib Abu Nawas, terutama orang-orang miskin dan tertindas yang pernah ditolongnya. Namun derai air mata para pecinta dan pengagum Abu Nawas tak.akan mampu menghentikan hukuman mati yang akan dijatuhkan. Baginda Raja Harun Al Rasyid benar-benar menikmati kemenangannya. Belum pernah Baginda terlihat seriang sekarang. Keyakinan orang banyak bertambah mantap. Hanya satu orang yang tetap tidak yakin bahwa hidup Abu Nawas akan berakhir setragis itu, yaitu istri Abu Nawas.

Bukankah Alla Azza Wa Jalla lebih dekat daripada urat leher. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah Yang Maha Gagah. Dan kematian adalah mutlak urusanNya. Semakin dekat hukuman mati bagi Abu Nawas; orang banyak semakin resah. Tetapi bagi Abu Nawas malah sebaliknya. Semakin dekat hukuman bagi dirinya, semakin tenang hatinya. Malah Abu Nawas nampak setenang air danau di pagi hari. Baginda Raja tahu bahwa ketenangan yang ditampilkan Abu Nawas hanyalah merupakan bagian dari tipu dayanya Tetapi Baginda Raja telah bersumpah pada diri sendiri bahwa beliau tidak akan terkecoh untuk kedua kalinya.

Sebaliknya Abu Nawas juga yakin, selama nyawa masih melekat maka harapan akan terus menyertainya. Tuhan tidak mungkin menciptakan alam semesta ini tanpa ditaburi harapan-harapan yang menjanjikan. Bahkan dalam keadaan yang bagaimanapun gentingnya. Keyakinan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh Baginda Raja dan ulama itu. Seketika suasana menjadi hening, sewaktu Baginda Raja memberi sambutan singkat tentang akan dilaksanakan hukuman mati atas Abu Nawas. Kemudian tanpa memperpanjang waktu lagi Baginda Raja menanyakan permintaan terakhir Abu Nawas.

Dan pertanyaan inilah yang paling dinanti-nantikan Abu Nawas. "Adakah permintaan yang terakhir"
"Ada Paduka yang mulia." jawab Abu Nawas singkat.
"Sebutkan." kata Baginda.
"Sudilah kiranya hamba diperkenankan memilih hukuman mati yang hamba anggap cocok wahai Baginda yang mulia." pinta Abu Nawas.
"Baiklah." kata Baginda menyetujui permintaan Abu Nawas...
"Paduka yang mulia, yang hamba pinta adalah bila pilihan hamba benar hamba bersedia dihukum pancung, tetapi jika pilihan hamba dianggap salah maka hamba dihukum gantung saja." kata Abu Nawas memohon.

"Engkau memang orang yang aneh. Dalam saat-saat yang amat genting pun engkau masih sempat bersenda gurau. Tetapi ketahuilah bagiku segala tipu muslihatmu hari ini tak akan bisa membawamu kemana-mana." kata Baginda sambil tertawa.

"Hamba tidak bersenda gurau Raduka yang mulia." kata Abu Nawas bersungguh-sungguh. Baginda main terpingkal-pingkal. Belum selesai Baginda Raja tertawa-tawa, Abu Nawas berteriak dengan nyaring.

"Hamba minta dihukum pancung!" Semua yang hadir kaget. Orang banyak belum mengerti mengapa Abu Nawas membuat keputusan begitu. Tetapi kecerdasan otak Baginda Raja menangkap sesuatu yang lain. Sehingga tawa Baginda yang semula berderai-derai mendariak terhenti. Kening Baginda berkenyit mendengar ucapan Abu Nawas. Baginda Raja tidak berani menarik kata-katanya karena disaksikan oleh ribuan rakyatnya. Beliau sudah terlanjur mengabulkan Abu Nawas menentukan hukuman mati yang paling cocok untuk dirinya.

Kini kesempatan Abu Nawas membela diri. "Baginda yang mulia, tadi mengatakan bahwa hamba akan dihukum pancung. Kalau pilihan hamba benar maka hamba dihukum gantung. Tetapi di manakah letak kesalahan pilihan hamba sehingga hamba harus dihukum gantung. Padahal paduka telah memilih hukuman pancung?" Olah kata Abu Nawas memaksa Baginda Raja dan ulama itu tercengang. Benar-benar luar biasa otak Abu Nawas ini. Rasanya tidak ada lagi manusia pintar selain Abu Nawas di negeri Baghdad ini.

"Abu Nawas aku mengampunimu, tapi sekarang jawablah pertanyaanku ini. Berapa banyakkah bintang di langit?"
"Oh, gampang sekali Tuanku."
"lya, tapi berapa, seratus juta, seratus milyar?" tanya Baginda.
"Bukan Tuanku, cuma sebanyak pasir di pantai."
"Kau ini... bagaimana bisa orang menghitung pasir di pantai?"
"Bagaimana pula orang bisa menghitung bintang di langit?"
"Hahahahaha...! Kau memang penggeli hati. Kau adalah pelipur laraku. Abu Nawas mulai sekarang jangan segan-segan, sering-seringlah datang ke istanaku. Aku ingin selalu mendengar lelucon-leluconmu yang baru!"
"Siap Baginda...!" Lalu Baginda memerintahkan bendahara kerajaan memberikan sekantong uang kepada manusia terlucu di negerinya itu.

~.~ 

Dakwah Menyampaikan Risalah Allah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Pengertian Dakwah

Dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah Subhaanahu wa ta'ala sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Kata dakwah sering dirangkaikan dengan kata "Ilmu" dan kata "Islam", sehingga menjadi "Ilmu dakwah" dan Ilmu Islam" atau ad-dakwah al-Islamiyah.

Salah Satu Ayat Yang Menjelaskan Dakwah / Seruan dalam Al Quran

"Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan" Al Anfaal : 24

Ilmu Dakwah

Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".

Tujuan utama dakwah

Tujuan utama dakwah ialah mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridai oleh Allah. Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa pada saat itu. Di antara raja-raja yang mendapat surat atau risalah Nabi SAW adalah kaisar Heraklius dari Byzantium, Mukaukis dari Mesir, Kisra dari Persia (Iran) dan Raja Najasyi dari Habasyah.

Fiqhud-dakwah

Ilmu yang memahami aspek hukum dan tatacara yang berkaitan dengan dakwah, sehingga para muballigh bukan saja paham tentang kebenaran Islam akan tetapi mereka juga didukung oleh kemampuan yang baik dalam menyampaikan Risalah al Islamiyah.

Dakwah Fardiah

Dakwah Fardiah merupakan metode dakwah yang dilakukan seseorang kepada orang lain (satu orang) atau kepada beberapa orang dalam jumlah yang kecil dan terbatas. Biasanya dakwah fardiah terjadi tanpa persiapan yang matang dan tersusun secara tertib. Termasuk kategori dakwah seperti ini adalah menasihati teman sekerja, teguran, anjuran memberi contoh. Termasuk dalam hal ini pada saat mengunjungi orang sakit, pada waktu ada acara tahniah (ucapan selamat), dan pada waktu upacara kelahiran (tasmiyah).

Dakwah Ammah

Dakwah Ammah merupakan jenis dakwah yang dilakukan oleh seseorang dengan media lisan yang ditujukan kepada orang banyak dengan maksud menanamkan pengaruh kepada mereka. Media yang dipakai biasanya berbentuk khotbah (pidato). Dakwah Ammah ini kalau ditinjau dari segi subyeknya, ada yang dilakukan oleh perorangan dan ada yang dilakukan oleh organisasi tertentu yang berkecimpung dalam soal-doal dakwah.

Dakwah bil-Lisan

Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah. dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin.

Dakwah bil-Haal

Dakwah bil al-Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah.

Pada saat pertama kali Rasulullah Saw tiba di kota Madinah, beliau mencontohkan Dakwah bil-Haal ini dengan mendirikan Masjid Quba, dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin dalam ikatan ukhuwah Islamiyah.

Dakwah bit-Tadwin

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, pola dakwah bit at-Tadwin (dakwah melalui tulisan) baik dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Keuntungan lain dari dakwah model ini tidak menjadi musnah meskipun sang dai, atau penulisnya sudah wafat. Menyangkut dakwah bit-Tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada".

Dakwah Bil Hikmah

Dakwah bil Hikmah Yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif.

Dalam kitab al-Hikmah fi al dakwah Ilallah ta'ala oleh Said bin Ali bin wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara lain:


Menurut bahasa:

adil, ilmu, sabar, kenabian, Al-Qur'an dan Injil memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari kerusakan ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu yang utama obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal pengetahuan atau ma'rifat.

Menurut istilah Syar'i :

Valid dalam perkataan dan perbuatan, mengetahui yang benar dan mengamalkannya, wara' dalam Dinullah, meletakkan sesuatu pada tempatnya dan menjawab dengan tegas dan tepat.

Wallahu A'lam

Mendaki Tebing Yang Terjal

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Saat mendaki kadang menemui tebing yang terjal, dan saat menurun berjumpa dengan lubang-lubang yang menganga. Kiri-kanan jalan pun bisa berupa sawah yang membentang atau jurang yang curam. Hidup itu selalu berhadapan dengan tantangan, besar atau kecil, mudah atau sulit. Perjalanan sebuah organisasi tak ubahnya seperti perjalanan hidup manusia, juga mengalami pasang surut dan berhadapan dengan rintangan dan tantangan.

Tantangan dan rintangan itu sejatinya adalah ujian sekaligus peluang untuk meningkatkan kapasitas personal dan komunal. “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al Ankabut : 3) Bahwa ujian itu selalu ada dan terjadi. Kadang berbuah kesyukuran, kadang juga berbuah kekufuran. Saat berhadapan dengan ujian, ada yang mampu bersabar, yaitu Ash Shadiqin (orang-orang yang benar). Ada yang tidak mampu bersabar saat berhadapan dengan bala` dan tidak mampu bersyukur ketika memperoleh nikmat.

Tsabat bermakna teguh pendirian dan tegar dalam menghadapi ujian serta cobaan di jalan kebenaran. Dan tsabat bagai benteng bagi pemimpin dan orang-orang yang berada dalam kepemimpinannya. Ia sebagai daya tahan yang melahirkan sikap pantang menyerah. Tsabat itu ketahanan diri dalam menghadapi berbagai hal yang merintanginya, hingga organisasinya mampu meraih cita-cita dan merealisasikan tujuan-tujuannya. Dalam tsabat ada kemuliaan karena adanya konsistensi pada prinsip yang diyakininya serta tidak larut bersama arus.

Tsabat itu berarti senantiasa bekerja dan berjuang, menempuh perjalanan yang amat panjang sampai batas akhir terminal kehidupan, dengan kemenangan di dunia ataupun gugur di medan laga. “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah SWT. maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak merubah janjinya”. (QS. Al Ahzab : 23).

Tantangan yang berkesinambungan berupa faktor-faktor internal maupun eksternal. Faktor eksternal adalah pihak-pihak luar yang tidak menginginkan organisasi tersebut tumbuh dan berkembang. Mereka berupaya untuk memangkas pertumbuhannya atau mematikannya. Sebab dengan tumbuhnya organisasi itu akan bertabrakan dengan kepentingannya. Adapun tantangan internal berupa sikap, perilaku, moral yang dimiliki para anggota atau kebijakan-kebijakan internal organisasi itu yang menyimpang dari idealitas.

Rasulullah Shallaallahu `Alaihi Wa sallama pernah mendapat tawaran menggiurkan dengan syarat meninggalkan dakwah yang beliau tekuni. Imbalannya cukup besar; kekuasaan, kekayaan atau wanita. Tetapi dengan tegar beliau menolak dan membaca firman Allah, “Haa Miim. Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan…”. (QS. Fushilat : 1- sampai dengan ayat 13).

Pada perang Tabuk ada palajaran berharga tentang tsabat ini. Perang Tabuk atau dikenal juga dengan ghazwa al `usrah (peperangan sulit) adalah ujian bagi kaum muslimin. Yang beriman dipastikan turut serta dalam peperangan itu, sementara orang-orang munafik dipastikan tidak turut serta. Tapi ada tiga orang mukmin, dikarenakan udzur, tidak turut dalam peperangan yang tejadi di bulan Rajab tahun ke-9 hijriyah itu, yaitu Ka`ab bin Malik, Hilal bin Umayyah dan Mararah bin Rabi`.

Karena absen dari peperangan, Rasulullah menjatuhkan sanksi. Ka`ab dan dua sahabatnya dikucilkan oleh Rasulullah dan para sahabat. Bahkan istri-istri mereka juga tidak menegur. Hukuman itu berlangsung sekitar 50 hari. Sanksi itu dirasa berat oleh ketiga sahabat itu hingga bumi yang luas terasa sempit. Ka`ab bin Malik bercerita, di saat merasakan pedihnya sanksi itu, datang utusan Raja Ghassan membawa surat untuknya. Surat itu sebagai bentuk solidaritas dari Raja Ghassan untuk Ka`ab dan teman-temannya yang tengah menjalani hukuman. Dalam suratnya Ghassan memberi tawaran kepada Ka`ab untuk meninggalkan Muhammad dan para sahabatnya, Ka`ab akan diberi kedudukan terhormat. Setelah membaca surat itu Ka`ab berkomentar, “Wa hadza aidlan min al bala`’, tawaran ini adalah musibah dan ujian juga. Ka`ab menolak, meskipun ia terbebani sanksi, godaan dan tawaran dari Raja Ghassan tidak mampu melunturkan keteguhan Ka`ab untuk tetap setia kepada Nabi Muhammad -shalla Allahu `alaihi wa sallama- dan kaumnya.

“Dan terhadap tiga orang yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka, hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Taubah : 118)

Pada masa khalifah Al Ma`mun terjadi fitnah khalqu al Quran (Al Quran sebagai makhluk). Imam Ahmad bin Hambal sangat tegar menghadapi ujian tersebut dengan tegas ia menyatakan bahwa Al Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk sebagaimana yang diinginkan Khalifah. Dengan tuduhan sesat dan menyesatkan kaum muslimin, Imam Ahmad bin Hambal menerima hukuman penjara dan cambuk. Salah satu murid beliau datang dan meminta kepada sang Imam untuk menuruti saja apa yang diinginkan oleh khalifah. Imam Ahmad menjawab, “Lihatlah di luar! Masyarakat membawa kertas dan pena, mereka menanti apa jawabanku kemudian mereka akan menulisnya. (Bila aku katakan demikian), diriku selamat tapi aku membuat mereka tersesat.”

Namun tidak sedikit orang yang kendur daya tahannya. Ada yang berguguran karena tekanan materi. Tergoda oleh rayuan harta benda, membuatnya berani mengkhianati hati nurani dan cita-cita organisasi. Bahkan ia akhirnya sangat haus dan rakus pada harta benda duniawi yang fana ini. Dan ia jadikan harta benda itu sebagai tuhannya. Ada pula yang rontok daya juangnya karena tekanan keluarga. Keluarganya menghendaki sikap hidup yang berbeda dengan nilai dan keyakinannya. Ada juga yang tidak tahan karena tekanan politik yang sangat keras.

Oleh karena itu sikap tsabat mesti berlandaskan istiqamah pada petunjuk- petunjuk suci (al istiqamah `ala al huda). Berpegang teguh pada ketaqwaan dan kebenaran hakiki, tidak mudah terbujuk oleh bisikan nafsu dan tekanan orang lain. Sehingga diri kukuh untuk memegang janji dan komitmen pada nilai-nilai kesucian. Ia tidak memiliki keinginan sedikit pun untuk menyimpang.

Tsabat melahirkan keberanian menghadapi realita hidup. Ia tidak cengeng dengan beragam persoalan. Malah ia mampu mengendalikan permasalahan. “Hai orang-orang yang beriman apabila kamu menghadapi satu pasukan maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung”. (QS. Al Anfal : 45).

Al Buhturi dalam baris syairnya mengungkapkan bahwa jiwa yang berani akan siap menghadapi resiko apapun dan akan tetap tegar berdiri di atas keyakinannya, ‘nafsun tudhi’u wa himmatun tatawaqqadu, jiwa yang menerangi dan cita-cita yang menggelora’. Sebab jiwa yang semacam itu menjadi bukti bahwa ia benar dalam mengarungi bahtera hidupnya.

Tsabat mengantarkan pada ketenangan hati. Ketenangan hati menumbuhkan kepercayaan. Kepercayaan menjadi modal utama dalam berinteraksi dengan banyak kalangan. Karena itu sikap tsabat menjadi cermin kepribadian. Dan cermin itu berada pada bagaimana sikap dan jiwanya dalam menjalani arah hidupnya, juga bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya.

Semua orang sangat membutuhkan cermin untuk memperbaiki dirinya. Dari cermin kita dapat mengarahkan sikap salah kepada sikap yang benar. Dan cermin amat membantu untuk mempermudah menemukan kelemahan diri sehingga dengan cepat mudah diperbaikinya. Rasulullah –Shalla Allahu `alaihi wa sallama- mendudukan peran seorang mukmin bagi cermin bagi mukmin lainnya.

Tsabat adalah cermin diri. Karena tsabat dapat menjadi mesin penggerak jiwa-jiwa yang rapuh. Ia dapat mengokohkannya. Tidak sedikit orang yang jiwanya mati, tapi hidup kembali karena mendapatkan energi dari ketsabatan seseorang. Ia bagai inspirasi yang mengalirkan udara segar terhadap jiwa yang limbung menghadapi segala kepahitan. Seorang ulama mengingatkan, “Berapa banyak orang yang jiwanya mati kemudian menjadi hidup, dan jiwa yang hidup menjadi layu karena daya tahan yang dimiliki seseorang”. Dan disitulah fungsi dan peran tsabat.

Setiap kesuksesan dan kejayaan memerlukan sikap tsabat dan istiqamah dalam mengarungi aneka ragam bentuk kehidupan. Tentu tidak akan ada kesuksesan dan kejayaan secara cuma-cuma. Ia hanya akan dapat dicapai manakala kita memiliki prasyaratnya. Yakni sikap tetap istiqamah menjalani hidup ini. Keteguhan hati merupakan benteng yang sesungguhnya. Bagi yang memperkokoh bentengnya niscaya ia tidak akan mudah goyah oleh badai sekencang apapun.

Kegemilangan organisasi hanya dapat diraih oleh sikap konsisten terhadap prinsip. Tidak mudah larut oleh desakan kepentingan yang mengarah pada kecenderungan duniawi. Tanpa sikap tsabat, akan mudah terseret pada putaran kehancuran dan kerugian dunia dan akhirat. “Dan sesungguhnya mereka hampir memalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami. Dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. Kalau terjadi demikian benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu siksaan berlipat ganda di dunia ini dan begitu pula siksaan berlipat pula sesudah mati dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami”. (QS. Al Isra’ : 73 – 75). Sikap ini menjadi daya tahan terhadap tantangan apapun dan dari sanalah ia mencapai kejayaannya. Sebagaimana yang diingatkan Rasulullah -shalla Allahu `alaihi wa sallama- pada Khabab bin Al ‘Arts agar tetap bersabar dan berjiwa tegar menghadapi ujian, bukan dengan sikap yang tergesa-gesa. Apalagi dengan sikap yang menginginkan hidup ini tanpa hambatan dan sumbatan.

Untuk mencapai sasaran hidup yang dikehendaki tidak ada jalan lain kecuali dengan bermodal tsabat. Teguh meniti jalan yang sedang dilaluinya, meskipun perlahan-lahan. Dalam dunia fabel dikisahkan kura-kura dapat mengalahkan kancil mencapai suatu tempat. Kura-kura meski jalan pelan-pelan namun akhirnya menghantarkan dirinya pada tempat yang dituju.

Imam ‘Athaillah al Sakandary menasehati muridnya untuk selalu tekun dalam berbuat agar meraih harapannya dan tidak cepat lelah atau putus asa untuk mendapatkan hasilnya. ‘Barang siapa yang menggali sumur lalu berpindah pada tempat yang lain untuk menggali lagi dan seterusnya berpindah lagi maka selamanya ia tidak akan menemukan air dari lobang yang ia gali. Tapi bila kamu telah menggali lobang galilah terus hingga kamu dapatkan air darinya meski amat melelahkan’. Karenanya ketekunan dan ketelatenan menjdi alat bantu untuk mencapai cita-cita dan harapan yang dikehendakinya. Dan kedua hal itu merupakan pancaran sikap tsabat seseorang.

“Duhai pemilik hati, wahai pembolak balik jiwa, teguhkanlah hati dan jiwa kami untuk senantiasa berpegang teguh pada agama-Mu dan ketaatan di jalan-Mu”

Ikadi

Ikhwan Ash Shafa

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Ikhwan As-Shafa (اخوان الصفا) Persaudaraan Kemurnian adalah sebuah organisasi rahasia yang aneh dan misterius yang terdiri dari para filsuf Arab Muslim, yang berpusat di Basra, Irak -yang saat itu merupakan ibukota Kekhalifahan Abassiyah di sekitar abad ke-10 Masehi. Ajaran dan filosofi mereka dijelaskan secara terperinci dalam Ensiklopedia Ikhwan As-Shafa. Banyak cendekiawan Barat dan Islam yang berusaha menyelidiki identitas dari anggota persaudaraan ini, dan kapan mereka aktif.

Ikhwan as-Shafa adalah kumpulan para mujtahidin dalam bidang filsafat yang banyak memfokuskan perhatiannya pada bidang dakwah dan pendidikan. Kumpulan ini berkembang pada abad ke dua Hijriah di kota Basrah, Iraq. Ikhwan as-Shafa (Brethren of Purity atau The Pure Brethen) adalah nama sekelompok pemikir Muslim rahasia (filosofi-religius) berasal dari sekte Syiah Ismailiyyah yang lahir di tengah-tengah komuniti Sunni sekitar abad ke-4 H/ 10M di Basrah. Tokoh terkemuka sebagai pelopor organisasi ini ialah Ahmad ibnu Abdullah, Abu Sulaiman Muhammad ibnu Nashr Al-Busti yang terkenal dengan sebutan Al-Muqaddasi, Zaid ibnu Rifa’ah dan Abu Al-Hasan Ali ibnu Harun Al-Zanjany.

Konsep Pendidikan Ikhwan as-Shafa

Menurut Ikhwan as-Shafa, bahwa perumpamaan orang yang belum dididik dengan ilmu akidah, ibarat kertas yang masih putih bersih, belum ternoda apapun juga. Apabila kertas ini ditulis sesuatu, maka kertas tersebut telah memiliki bekas yang tidak akan mudah untuk dihilangkan. Organisasi ini memandang pendidikan dengan pandangan yang bersifat rasional dan empirik, atau perpaduan antara pandangan yang bersifat intelektual. Mereka memandang ilmu sebagai gambaran dari sesuatu yang dapat diketahui di alam ini. Dengan kata lain ilmu yang dihasilkan oleh pemikiran manusia itu terjadi karena mendapat bahan-bahan informasi yang dikirim oleh pancaindera.

Ikhwan as-Shafa memandang bahwa ilmu pengetahuan itu dapat dicapai melalui dua cara :

Pertama, dengan cara mengunakan panca indera terhadap objek alam semesta yang bersifat empirik. Ilmu model ini berkaitan dengan tempat dan waktu.

Kedua, dengan cara mempergunakan informasi atau berita yang disampaikan oleh orang lain. Ilmu yang dicapai dengan cara yang kedua ini hanya dapat dicapai oleh manusia, dan tidak dapat dicapai oleh binatang.

Dengan cara yang kedua ini pula manusia dapat memperoleh pengetahuan tentang hal-hal yang ghaib. Selain itu Ikhwan as-Shafa menyebutkan tentang ilmu yang dapat dicapai melalui tulisan dan bacaan dengan cara ini manusia dapat memahami kalimat, bahasa, dan bacaan.

Pemikiran Ikhwan al-Shafa terhadap Pendidikan, Agama, dan Filsafat.

1. Klasifikasi Ilmu

Ikhwan al-Shafa membagi cabang pengetahuan menjadi tiga kelas utama, yaitu: matematika, fisika, dan metafisika. Dalam Rasa’il matematika meliputi: teori tentang bilangan, geometri, astronomi, geografi, musik, seni teoritis dan praktis, etika, dan logika. Fisika meliputi: materi, bentuk, gerak, waktu, ruang, langit, generasi, kehancuran, mineral, esensi alam, tumbuhan, hewan, tubuh manusia, indera, kehidupan dan kematian, mikrikosmos, suka, duka, dan bahasa. Metafisika dibagi menjadi psiko-rasionalisme dan teologi. Psiko-rasionalisme. Subdivisi pertama (psiko-rasionalisme) meliputi fisika, rasionalistika, wujud, mikrokosmos, jiwa, tahun-tahun raya, cinta, kebangkitan kembali dan kausalitas. Teologi meliputi keyakinan atau akidah Ikhwan al-Shafa, persahabatan, keimanan, hukum Allah, kenabian, dakwah, ruhani, tatanegara, struktur alam, dan magis.

2. Konsep Pendidikan Ikhwan al-Shafa

a. Cara Mendapatkan Ilmu

Menurut Ikhwan al-Shafa, pengetahuan umum dapat diperoleh dengan tiga cara, yaitu:

1) Dengan pancaindera. Pancaindera hanya dapat memperoleh pengetahuan tentang perubahan-perubahan yang mudah ditangkap oleh indera, dan yang kita ketahui hanyalah perubahan-perubahan ruang dan waktu.

2) Dengan akal prima atau berpikir murni. Akal murni juga harus dibantu oleh indera.

3) Melalui inisiasi. Cara ini berkaitan erat dengan doktrin esoteris Ikhwan al-Shafa. Dengan cara ini seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan secara langsung dari guru, yakni guru dalam pengertian seluas-luasnya dan sedalam-dalamnya. Guru mendapatkan ilmunya dari Imam (pemimpin agama) dan Imam dari Imam lain, dan para Imam mendapatnya dari Nabi, dan Nabi dari Allah, sumber ilmu paling akhir. Konsep Imam ini disinyalir bahwa Ikhwan al-Shafa mengabdopsi konsep imam dalam pemahaman Syi’ah, yang lebih menekankan pada sikap eksklusif dalam memilih imam dari kelompoknya sendiri.

Dalam hal anak didik, Ikhwan al-Shafa memandang bahwa perumpamaan orang yang belum dididik ilmu akidah ibarat kertas yang masih putih bersih, belum ternoda apapun juga. Apabila kertas ini ditulis sesuatu, maka kertas tersebut telah memiliki bekas yang tidak mudah dihilangkan. Pandangan ini lebih dekat dengan teori Tabula Rasa John Locke (empirisme). Aliran ini menilai bahwa awal pengetahuan terjadi karena pancaindera berinteraksi dengan alam nyata. Sebelum berinteraksi dengan alam nyata itu di dalam akal tidak terdapat pengetahuan apapun.

Ikhwan al-Shafa berpendapat bahwa ketika lahir, jiwa manusia tidak memiliki pengetahuan sedikitpun. Proses memperoleh pengetahuan digambarkan Ikhwan secara dramatis dilakukan melalui pelimpahan (al-faidh). Proses pelimpahan tersebut bermula dari jiwa universal (al-nafs al-kulliyah) kepada jiwa manusia, setelah terlebih dahulu melalui proses emanasi. Pada mulanya, jiwa manusia kosong. Setelah indera berfungsi, secara berproses manusia mulai menerima rangsangan dari alam sekitarnya. Semua rangsangan inderawi ini melimpah ke dalam jiwa. Proses ini pertama kali memasuki daya pikir (al-quwwah al-mufakkirat), kemudian diolah untuk selanjutnya disimpan ke dalam re-koleksi atau daya simpan (al-quwwah al-hafizhat) sehingga akhirnya sampai pada daya penuturan (al-quwwah al-nathiqat) untuk kemudian siap direproduksi.

Pandangan Ikhwan di atas berbeda dengan konsep fitrah dalam pendidikan Islam, bahwa manusia sejak lahir telah membawa potensi dasar (kemampuan dasar untuk beragama) yang diberikan Allah. Jadi, sejak lahir manusia sudah punya modal ”fitrah” tidak layaknya kertas putih (kosong).Modal itulah yang nantinya akan dikembangkan oleh orang tua, masyarakat, sekolah maupun lingkungan cyber universe yang diciptakan oleh kemajuan teknologi informasi (internet).

Ikhwan al-Shafa juga berpendapat bahwa semua ilmu harus diusahakan (muktasabah), bukan pemberian tanpa usaha. Ilmu yang demikian didapat dengan panca indera. Ikhwan al-Shafa menolak pendapat yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah markuzah (harta tersembunyi) sebagaimana pendapat Plato yang beraliran idealisme. Plato memandang bahwa manusia memiliki potensi, dengan potensi ini ia belajar, yang dengannya apa yang terdapat dalam akal itu keluar menjadi pengetahuan. Plato mengatakan bahwa jiwa manusia hidup bersama alam ide (Tuhan) yang dapat mengetahui segala sesuatu yang ada. Ketika jiwa itu menyatu dengan jasad, maka jiwa itu terpenjara, dan tertutuplah pengetahuan, dan ia tidak mengetahui segala sesuatu ketika ia berada di alam ide, sebelum bertemu dengan jasad. Karena itu untuk mendapatkan ilmu pengetahuan seseorang harus berhubungan dengan alam ide.

Dalam mempelajari ilmu pengetahuan, Ikhwan al-Shafa mencoba meng-integrasikan antara ilmu agama dan umum. Mereka mengatakan bahwa kebutuhan jiwa manusia terhadap ilmu pengetahuan tidak memiliki keterbatasan pada ilmu agama (naqliyah) semata. Manusia juga memerlukan ilmu umum (aqliyah). Dalam hal ini, ilmu agama tidak bisa berdiri sendiri melainkan perlu bekerja sama dengan ilmu-ilmu aqliyah, terutama ilmu-ilmu kealaman dan filsafat. Dalam hal ini Ikhwan al-Shafa mengklasifikasikan ilmu pengetahuan aqliyah kepada 3 (tiga) kategori, yaitu; matematika, fisika, dan metafisika. Ketiga klasifikasi tersebut berada pada kedudukan yang sama, yaitu sama-sama bertujuan menghantarkan peserta didik mencapai kebahagian dunia dan akhirat. Menurut Ikhwan al-Shafa, ketiga jenis pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pancaindera, akal, dan inisiasi. Meskipun ia lebih menekankan pada kekuatan akal dalam proses pencarian ilmu, akan tetapi menurutnya pancaindera dan akal memiliki keterbatasan dan tidak mungkin sampai pada esensi Tuhan. Oleh karena ini diperlukan pendekatan inisiasi, yaitu bimbingan atau otoritas ajaran agama.

b. Sosok Ideal Guru

Bagi Ikhwan, sosok guru dikenal dengan ashhab alnamus. Mereka itu adalah mu’allim, ustadz dan mu’addib. Guru ashhab alnamus adalah malaikat, dan guru malaikat adalah jiwa yang universal, dan guru jiwa universal adalah akal aktual; dan akhirnya Allah-lah sebagai guru dari segala sesuatu.

Guru, ustadz, atau mu’addib dalam hal ini berada pada posisi ketiga. Urutan ini selanjutnya digambarkan sebagai berikut:

1). Al-Abrar dan al-Ruhama, yaitu orang yang memiliki syarat kebersihan dalam penampilan batinnya dan berada pada usia kira-kira 25 tahun.

2). Al-Ru’asa dan al-Malik, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan yang usianya kira-kira 30 tahun, dan disyaratkan memelihara persaudaraan dan bersikap dermawan.

3). Muluk dan Sulthan, yaitu mereka yang memiliki kekuasaan dan telah berusia 40 tahun.

4). Tingkatan yang mengajak manusia untuk sampai pada tingkatannya masing-masing, yaitu berserah dan menerima pembiasaan, menyaksikan kebenaran yang nyata, kekuatan ini terjadi setelah berusia 50 tahun.

3. Pandangan Ikhwan al-Shafa Tentang Agama

Ikhwan al-Shafa adalah Muslim. Namun mereka memiliki interpretasi tersendiri mengenai agama pada umumnya dan tentang Islam pada khususnya. Corak Syi’ah yang amat tampak dalam kegiatan misioner memang dramatis sebab ini sangat membantu mereka menyentuh emosi massa. Secara historis, sebetulnya Ikhwan al-Shafa tidak termasuk ke dalam sekte manapun. Sebetulnya mereka hanya berupaya dengan dibantu Islam dan filsafat Yunani, untuk menanamkan doktrin spiritual yang dapat menggantikan agama-agama historis dan yang, pada waktu yang sama, dapat diterima oleh semua orang serta tidak menyinggung perasaan siapa pun.

Ikhwan al-Shafa memandang agama sebagai sebuah din, yaitu kebiasaan atau kepatuhan kepada seorang pemimpin yang telah diakui. Agama sangat diperlukan sebagai sanksi sosial dalam mengatur massa, dalam mensucikan jiwa, dan dikarenakan semua manusia sebelum lahirnya pun sudah bertabiat untuk beragama dan berbuat kebajikan. Dalam pengertian ini agama adalah satu untuk semua orang dan segala bangsa.

Wallahu A'lam 

Dari berbagai sumber

JIL (Jaringan Islam Liberal)

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Jaringan Islam Liberal adalah forum intelektual terbuka yang mendiskusikan dan menyebarkan liberalisme Islam di Indonesia. Forum ini bersekretariat di Teater Utan Kayu, Jalan Utan Kayu no. 68 H, Jakarta, sebidang tanah milik jurnalis dan intelektual senior Goenawan Mohammad. Islam liberal menurut Charless Kurzman muncul sekitar abad ke-18 dikala kerajaan Turki Utsmani Dinasti Shafawi dan Dinasti Mughal tengah berada digerbang keruntuhan. Pada saat itu tampillah para ulama untuk mengadakan gerakan permurnian, kembali kepada al-Qur an dan sunnah.



Tentang Jaringan Islam Liberal

1. Apa itu Islam liberal?

Islam Liberal adalah suatu bentuk penafsiran tertentu atas Islam dengan landasan sebagai berikut:

a. Membuka pintu ijtihad pada semua dimensi Islam.

Islam Liberal percaya bahwa ijtihad atau penalaran rasional atas teks-teks keislaman adalah prinsip utama yang memungkinkan Islam terus bisa bertahan dalam segala cuaca. Penutupan pintu ijtihad, baik secara terbatas atau secara keseluruhan, adalah ancaman atas Islam itu sendiri, sebab dengan demikian Islam akan mengalami pembusukan. Islam Liberal percaya bahwa ijtihad bisa diselenggarakan dalam semua segi, baik segi muamalat (interaksi sosial), ubudiyyat (ritual), dan ilahiyyat (teologi).

b. Mengutamakan semangat religio etik, bukan makna literal teks.

Ijtihad yang dikembangkan oleh Islam Liberal adalah upaya menafsirkan Islam berdasarkan semangat religio-etik Qur’an dan Sunnah Nabi, bukan menafsirkan Islam semata-mata berdasarkan makna literal sebuah teks. Penafsiran yang literal hanya akan melumpuhkan Islam. Dengan penafsiran yang berdasarkan semangat religio-etik, Islam akan hidup dan berkembang secara kreatif menjadi bagian dari peradaban kemanusiaan universal.

c. Mempercayai kebenaran yang relatif, terbuka dan plural.

Islam Liberal mendasarkan diri pada gagasan tentang kebenaran (dalam penafsiran keagamaan) sebagai sesuatu yang relatif, sebab sebuah penafsiran adalah kegiatan manusiawi yang terkungkung oleh konteks tertentu; terbuka, sebab setiap bentuk penafsiran mengandung kemungkinan salah, selain kemungkinan benar; plural, sebab penafsiran keagamaan, dalam satu dan lain cara, adalah cerminan dari kebutuhan seorang penafsir di suatu masa dan ruang yang terus berubah-ubah.

d. Memihak pada yang minoritas dan tertindas.

Islam Liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Setiap struktur sosial-politik yang mengawetkan praktek ketidakadilan atas yang minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas, mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi.

e. Meyakini kebebasan beragama.

Islam Liberal meyakini bahwa urusan beragama dan tidak beragama adalah hak perorangan yang harus dihargai dan dilindungi. Islam Liberal tidak membenarkan penganiayaan (persekusi) atas dasar suatu pendapat atau kepercayaan.

f. Memisahkan otoritas duniawi dan ukhrawi, otoritas keagamaan dan politik.

Islam Liberal yakin bahwa kekuasaan keagamaan dan politik harus dipisahkan. Islam Liberal menentang negara agama (teokrasi). Islam Liberal yakin bahwa bentuk negara yang sehat bagi kehidupan agama dan politik adalah negara yang memisahkan kedua wewenang tersebut. Agama adalah sumber inspirasi yang dapat mempengaruhi kebijakan publik, tetapi agama tidak punya hak suci untuk menentukan segala bentuk kebijakan publik. Agama berada di ruang privat, dan urusan publik harus diselenggarakan melalui proses konsensus.

2. Mengapa disebut Islam Liberal?

Nama “Islam liberal” menggambarkan prinsip-prinsip yang kami anut, yaitu Islam yang menekankan kebebasan pribadi dan pembebasan dari struktur sosial-politik yang menindas. “Liberal” di sini bermakna dua: kebebasan dan pembebasan. Kami percaya bahwa Islam selalu dilekati kata sifat, sebab pada kenyataannya Islam ditafsirkan secara berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan penafsirnya. Kami memilih satu jenis tafsir, dan dengan demikian satu kata sifat terhadap Islam, yaitu “liberal”. Untuk mewujudkan Islam Liberal, kami membentuk Jaringan Islam Liberal (JIL).

3. Mengapa Jaringan Islam Liberal?

Tujuan utama kami adalah menyebarkan gagasan Islam Liberal seluas-luasnya kepada masyarakat. Untuk itu kami memilih bentuk jaringan, bukan organisasi kemasyarakatan, maupun partai politik. JIL adalah wadah yang longgar untuk siapapun yang memiliki aspirasi dan kepedulian terhadap gagasan Islam Liberal.

4. Apa misi JIL?

Pertama, mengembangkan penafsiran Islam yang liberal sesuai dengan prinsip-prinsip yang kami anut, serta menyebarkannya kepada seluas mungkin khalayak.

Kedua, mengusahakan terbukanya ruang dialog yang bebas dari tekanan konservatisme. Kami yakin, terbukanya ruang dialog akan memekarkan pemikiran dan gerakan Islam yang sehat.

Ketiga, mengupayakan terciptanya struktur sosial dan politik yang adil dan manusiawi.

Sumber islamlib.com

Peniupan Sangkakala

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Ketika saatnya tiba yaitu pada hari kiamat, atas perintah Allah maka sangkakala akan ditiup oleh Israfil dalam tiga kala, yaitu tiupan :

Nafkhatul Faza' (Mengagetkan, menakutkan, menghancurkan),
Tiupan dahsyat yang pertama akan menggemparkan seluruh makhluk hidup. Allah memerintahkan Israfil memperpanjang tiupan itu tanpa berhenti. Maka gunung-gunung akan bergerak seperti awan, lalu luluh-lantak. Bumi berguncang hebat, penghuninya bagaikan anai-anai yang beterbangan, planet akan saling bertabrakan. Semua ciptaan-Nya di alam semesta hancur lebur.

Nafkhatus Sha'iq (Mematikan),
Jibril, Mikail, Israfil dan Hamalatul 'Arsy dimatikan oleh Allah. Malaikat terakhir yang dimatikan oleh Allah ialah 'Izrail sang Malaikat Maut. Sejak itu tak ada lagi yang hidup, kecuali Allah yang Maha Ahad, Maha Mengalahkan, Maha Sendiri, Tempat bergantung semua makhluk, Tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dialah yang Maha Awal dan Maha Akhir.

Nafkhatul Ba'ats/Qiyam (Menghidupkan kembali atau membangkitkan)
Miliaran manusia sejak Adam hingga manusia yang hidup terakhir kali saat alam semesta dihancurkan, mereka menunggu giliran diadili satu per satu di Padang Mahsyar, tak ada naungan dan perlindungan selain dari diri-Nya di hari itu. Menurut ajaran Islam lama waktu menunggu itu 50.000 tahun akhirat.

Jarak antara tiupan pertama dan selanjutnya dikatakan sejarak empat puluh tidak dijelaskan lebih rinci berupa sejumlah hari, bulan atau tahun.

Alam Baqa

Setelah kesemua alam semesta hancur dan makhluk mati, kemudian Allah menghidupkan kembali para makhluk-Nya untuk dikumpulkan dan diadili. Kesemua proses penciptaan sampai dengan penghancuran telah selesai, yang telah di tulis kesemuanya dalam Lauh Mahfuzh.

Yawm al-Qiyāmah

Yawm al-Qiyāmah ( يوم القيامة‎, Yawm al-Bats (يوم البث)) adalah "Hari Kebangkitan" seluruh makhluk dari kematian, dalam keadaan telanjang. Setelah kebangkitan selanjutnya akan memasuki fase kehidupan di mahsyar.


Yawm al-Mahsyar

Yaum al-Mahsyar (يومالمحشر,) adalah hari berkumpulnya seluruh makhluk dari awal zaman hingga akhir zaman, yang telah dibangkitkan dari mati / kuburnya, kemudian akan dihimpun ke Mahsyar. Pada masa ini orang akan sibuk dengan urusan masing-masing, menunggu keputusan yang seadil-adilnya. Masa Peradlian ini disebut sebagai Yawm al-Hisab ( يومالحسب‎) adalah perhitungan atau peradilan Tuhan yang sejati pada saat ini, segala amal ibadah dan dosa yang diperbuat semasa hidup di dunia. Berdasarkan Al-Qur'an surah Az Zumar, yang berbunyi:

“Dan terang benderanglah Bumi (padang mahsyar) dengan cahaya keadilan Tuhannya; dan diberikanlah buku perhitungan perbuatan masing-masing dan didatangkanlah para nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Az Zumar 39:69) ”


Titian Jahannam

Selanjutnya akan diberangkatkan menuju jembatan yang menghubungkan Mahsyar dengan surga dan dibawah titian terdapat neraka. Bentuknya diyakini lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari mata pedang, untuk menyortir yang berhak masuk surga akan melewati jembatan tersebut dengan cepat atau lambat, sedangkan sebagian lagi akan jatuh kedasar neraka. Pada tahapan penyortiran inilah akhir dari perjalanan seorang makhluk, entah dia berada di surga atau neraka, kesemuanya berdasarkan amal perbuatan semasa hidupnya didunia. 

Wallahu A'lam

Eskatologi Dalam Islam

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Eskatologi Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan setelah mati dialam akhirat dan al-Qiyāmah "Pengadilan Terakhir". Eskatologi sangat berhubungan dengan salah satu aqidah Islam, yaitu meyakini adanya hari akhir, kematian, kebangkitan (Yawm al-Qiyāmah), mahsyar, pengadilan akhir, surga, neraka, dan keputusan seluruh nasib umat manusia dan lainnya.

Umat muslim meyakini bahwa kehancuran dunia terjadi dimana orang-orang beriman sudah tidak ada lagi dimuka bumi, yang tersisa hanya orang-orang jahat yang kembali dalam kondisi zaman jahiliyah. Kemudian terjadinya hari kiamat tersebut dikatakan akan terjadi pada hari Jum'at. Kiamat dikatakan tidak akan terjadi sehingga tidak ada lagi manusia yang menyebut nama Allah.

Seperti agama Abrahamik lainnya, Islam mengajarkan tentang kebangkitan para makhluk yang telah mati, sebagai salah satu rencana penyelesaian dari semua penciptaan Tuhan dan kekekalan dari roh-roh para makhluk. Bagi orang yang beriman akan di hadiahkan oleh Allah sebuah Surga sementara bagi orang yang tidak beriman maka akan dihukum di masukan kedalam Neraka.
Fase kehidupan manusia dan jin

Dalam fase kehidupan, manusia dan jin telah dan akan melewati beberapa alam kehidupan, kemudian di dalam alam terakhir-lah yang dianggap sebagai kehidupan alam yang abadi (kekal). Menurut syariat Islam, alam tersebut di antaranya adalah:

Alam Ruh, alam dimana sebelum jasad manusia dan jin diciptakan.
Alam Rahim, alam kandungan ibu tempat menyempurnakan jasad manusia dan penentuan kadar nasib kita didunia seperti hidup, rezeki, kapan dan dimana kita meninggal.
Alam Dunia, alam tempat ujian bagi manusia, siapakah di antara mereka yang paling baik amalannya.
Alam Kubur, alam tempat menyimpan amal manusia, di alam ini Allah menyediakan dua keadaan, nikmat atau azab kubur.
Alam Akhirat, alam tempat pembalasan amal-amal seluruh makhluk-Nya, di alam ini Allah menentukan keputusan dua tempat untuk manusia, apakah ia akan menghuni surga atau menghuni neraka.

Bersambung Ke Tanda - Tanda Hari Penghakiman

Tanda-tanda Hari Penghakiman

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Tanda kiamat kecil adalah tanda yang datang sebelum kiamat dengan waktu yang relatif lama dan kejadiannya biasa, seperti dicabutnya ilmu, dominannya kebodohan, minum khamr, berlomba-lomba dalam membangun, dan lain-lain. Terkadang sebagiannya muncul menyertai tanda kiamat besar atau bahkan sesudahnya.

Pertanda hari kiamat telah di sampaikan oleh Muhammad sekitar 1400 tahun yang lalu, dibawah adalah pertanda hari penghakiman yang dikutip dari Harun Yahya dan lainnya, berdasarkan hadits shahih.

Diutus dan wafatnya Muhammad.
Terbelahnya bulan pada masa penyebaran Islam.
Api dari tanah Hijaz yang menerangi punuk-punuk unta.
Terhapusnya jizyah dan pajak.
Munculnya Khawarij.
Penggembala menjadi kaya.
Dicabutnya nikmat waktu, maka waktu berputar serasa lebih cepat.
Banyaknya kaum wanita dan sedikitnya kaum pria.
Baitul Maqdis dikuasai umat Islam.
Perang antara Yahudi dan Islam.
Jazirah Arab kembali penuh dengan kebun-kebun & sungai-sungai.
Sungai Efrat mengeluarkan bukit emas.

Banyak terjadi al Harj yaitu pembunuhan massal.
Penghancuran kota-kota besar oleh tangan manusia (akibat perang) dan peristiwa alamiah.
Kemiskinan akan bertambah dan tinginya biaya hidup
Keuntungan bagi kaum kaya tanpa ada sedikitpun keuntungan bagi kaum miskin,
Tidak meratanya kesejahteraan dan kemakmuran,
Kemiskinan dan kelaparan di Afrika, Asia, Amerika Selatan dan Eropa Timur.

Kehancuran nilai moral
Perzinahan dilakukan secara terbuka dan bebas,
Bermacam-macam kejahatan sex,
Pornografi meluas,
Homosex dan lesbian merajalela dan dianggap hal yang biasa,
Pria berperilaku seperti wanita dan wanita berperilaku seperti pria.

Pengingkaran terhadap agama
Agama sebagai simbol atau tameng untuk kepentingan pribadi,
Umat Islam berlomba membangun memperindah mesjid dan membangga-banggakannya,
Umat Islam banyak membaca Al Qur'an tetapi tidak mengamalkannya dengan benar dan menentang hadist dan sunnah,
Kemusyrikan merajalela dikalangan umat Islam dan mempercayai ramalan rasi bintang,
Mengingkari qadar (takdir atau ketetapan Allah).

Kehancuran tatanan masyarakat / dominannya fitnah.
Disia-siakannya amanat / segala urusan ditangani oleh yang bukan ahlinya,
Menyebarnya riba dan harta haram,
Meningkatnya perceraian,
Banyak anak terlahir diluar nikah,
Kecurangan/ banyak penguasa dan polisi kezhaliman,
Suap menyuap hal yang biasa,
Kebohongan merajalela,
Ketergantungan pada obat bius dan minuman keras.

Ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang berkembang pesat
Penyanyi wanita dan alat-alat musik menjadi populer dan musik dianggap hal biasa oleh umat Islam,
Orang berlomba-lomba membangun gedung-gedung pencakar langit,
Umur manusia lebih panjang karena meningkatnya sarana kesehatan,
Penelitian genetika manusia,
Segala sesuatu bisa dilakukan dalam waktu singkat dan lebih baik,
Orang bisa mendengarkan suaranya sendiri (rekaman lagu),
Teknologi komunikasi yang semua orang mengerti dalam bahasa masing-masing berupa media cetak, radio, televisi dan internet.

Pertanda besar

Tanda kiamat besar adalah perkara yang sangat besar yang muncul dimana kiamat sudah sangat dekat sekali, kemunculannya tidak biasa terjadi dan mayoritas tanda-tandanya belum muncul, seperti muncul Dajjal, Nabi Isa, Ya’juj dan Ma’juj, terbit matahari dari Barat, dan lain-lain.

Hudzaifah bin Arsyad al-Ghifari berkata, sewaktu kami sedang berbincang, tiba-tiba datang Nabi Muhammad kepada kami lalu bertanya, “Apakah yang kamu semua sedang bincangkan.?” Lalu kami menjawab, “Kami sedang membincangkan tentang hari Kiamat.” Muhammad bersabda: “Sesungguhnya kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda.

Kesepuluh tanda besar yang telah diucapkan oleh Muhammad adalah sebagai berikut:

Muncul dukhan (asap) yang menutupi bumi selama 40 hari,
Muncul Dajal,
Munculnya Dabbatul Ard yaitu monster melata dari perut bumi,
Matahari terbit dari sebelah barat,
Turunnya Nabi Isa,
Keluarnya Ya’juj dan Ma’juj,
Tiga gerhana terjadi di Timur, Barat dan Jazirah Arab,
Keluarnya api dari kota Yaman menghalau manusia ke tempat pengiringan mereka yaitu Mahsyar.

Kemudian tanda-tanda yang lainnya adalah sebagai berikut :

Hari tidak akan berakhir sehingga bangsa Arab akan dipimpin oleh seorang dari keturunan Muhammad dengan nama yang telah banyak dikenal dan dinanti "Al Mahdi Al Qoim, Al Muntazar"
Muncul angin yang lebih lembut dari sutera dari Yaman,
Hilangnya Islam, Al Qur'an dan musnahnya orang-orang shaleh,
Manusia kembali ke zaman jahiliah dan penyebahan berhala,
Penghancuran Ka'bah oleh Dzus-Suwaiqatayn,

Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah sebagai berikut

Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.

Bersambung Ke Peniupan Sangkakala 

Berjuang Menghadapi Kesulitan hidup

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Liku-liku kehidupan ini memang tidak bisa dikalkulasi , diprediksi dan atau direkayasa dengan hitungan matematis. Negeri yang katanya demikian makmur ini sedang terancam kekurangan sandang, pangan dan papan. Kegoncangan melanda di mana-mana. Musibah datang silih berganti. Kegelisahan menjadi selimut kehidupan yang tidak bisa ditanggalkan.

Mengapa kesulitan itu mesti ada ?

Sebuah pertanyaan yang mungkin kerapkali dilontarkan oleh sebagian orang yang akrab dengan kesulitan, seringkali hadir di hadapan manusia yang tentu tidak pernah menginginkannya, atau bahkan benci dengannya. Kesulitan bak tembok raksasa yang hadir menghimpit dan membatasi ruangnya untuk berkembang dan bergerak menuju sesuatu yang sedang diperjuangkan.

Atas segala sesuatu yang menyenangkan, manusia akan cenderung langsung berebut, tanpa terlebih dahulu berfikir tentang syarat untuk memperoleh kesenangan itu. Jika sudah bicara soal syarat-syarat, rata-rata akan segan untuk menerima, seolah-olah yang diinginkan hanyalah mendapat keuntungan tanpa menemui kesulitan apapun.

Manusia didesain oleh Allah untuk mampu berjuang menghadapi kesulitan. Banyak hal yang sebenarnya harus kita pahami dari kesulitan, memahami posisi kesulitan dalam kacamata yang benar, insya Allah akan meringankan kita dalam menyikapi kesulitan itu. "karena sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan"

Lantas bagaimana menyikapi kesulitan itu?

Ada empat sikap yang harus kita bangun dalam menyikapi pergulatan hidup yang penuh dengan kesulitan.

Pertama, kita harus menyadari bahwa realita hidup yang kita jalani adalah pergulatan menghadapi kesulitan. Siapapun orangnya, di manapun dan dalam keadaan bagaimanapun, selama kita hidup pasti akan bertemu dengan berbagai macam kesulitan. Sebagian ada yang berhasil dan ada yang gagal melewatinya. Proses perjuangan untuk menaklukkkan kesulitan-kesulitan inilah yang kemudian disebut dengan hidup.

Kedua, kita harus menyadari bahwa kesulitan adalah milik semua orang, semua orang pasti akan menemui kesulitan dalam kehidupannya, semua orang akan mendapatkan jatah / agenda kesulitannya sendiri-sendiri. Hanya bentuk dan kadarnya saja yang berbeda-beda. Masing-masing kita mempunyai kelebihan dan kekurangan yang menjadi bukti bahwa hidup yang kita jalani berada di atas prinsip yang adil. Kita tidak perlu iri dengan kemudahan yang didapat oleh orang lain, apalagi harus berbangga diri dengan kesusahan yang menimpa orang lain.

Kesulitan adalah sunnatullah, hukum yang telah Allah tetapkan. Mau tidak mau, suka atau tidak, manusia pasti akan berhadapan dengan kesulitan, sebab ini semua telah Allah tetapkan sebagai bagian dari lika-liku kehidupan manusia.

Allah berfirman dalam Alqur’an: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS. al-Baqarah [2]: 155).

Kesulitan adalah untuk menguji kesabaran manusia, namun tidaklah bermuluk muluk jika dalam hidup ini kita memimpikan keadaan yang seutuhnya serba enak dan mapan.


Ketiga, kita juga harus mampu menyadari bahwa kadar kesulitan yang menimpa setiap orang setara dengan kesanggupan untuk memikul kesulitan itu. Allah tidak berbuat dzalim dengan memberi kesulitan di luar batas kemapuan seorang hamba untuk memikulnya. Allah berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 286: Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang diusahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.

Ini adalah bentuk kasih sayang Allah kepada manusia. Allah telah berkenan memberi kesulitan yang banyak mengandung hikmah dan kebaikan, selain bahwa semua kesulitan iitu tidak pernah melampaui batas kekuatan manusia.

Keempat, kita harus belajar bahwa dalam setiap kesulitan ada karunia kemudahan, Islam mengajarkan, bahwa letak kemudahan itu ada di balik kesulitan, karena sesunggunya bersama kesulitan ada kemudahan. Allah berfirman dalam surat al-Insyirah ayat 5 – 6: Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan; sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Dari kesulitan-lah kita akan mampu mengenal siapa diri kita. Ia akan memberikan gambaran yang jelas tentang siapa diri kita sebenarnya. Karena ia adalah cermin yang mampu memberikan gambaran utuh tentang kepribadian dan karakter kita. Kesulitan sudah menjadi bayangan yang akan terus melekat kepada manusia yang hidup di dunia ini. Ia tidak akan dapat disingkirkan dalam perjalanan manusia. Kesulitan diciptakan oleh Allah untuk mengetahui siapa-siapa dari hambaNya yang bersyukur dan juga menjelaskan siapa saja dari hambaNya yang kufur. Kesulitan juga menjadikan sarana bagi manusia untuk dekat kepada Tuhannya. Tatkala semua usaha manusia tidak mampu mengatasi, maka semua secara alami manusia akan menyebut Tuhannya agar diturunkan pertolongan. Itulah hikmah di balik kesulitan. Maka janganlah kita membenci kesulitan, karena terkadang melalui kehadirannya kita menjadi dekat kepada Pencipta kita, melaluinya kita menjadi manusia yang bersyukur.

Inilah realita hidup manusia. Kesulitan jika dipahami dengan bijaksana akan menumbuhkan kesadaran dalam diri bahwa kesulitan adalah bagian dari lembaran hidup yang sepanjang hayat akan digeluti. Jika demikian, maka tidak akan ada lagi perasaan gentar untuk menghadapinya. Selalu tanamkan dalam diri untuk selalu siap akan datangnya kesulitan apapun dan bagaimanapun bentuknya serta kapanpun datangnya. dan ingatlah... bahwa Allah Subhanahu Wata'ala tidak pernah menganiaya hamba-hamba-Nya.

Wallahu A'lam

Potret Kemiskinan Di Indonesia

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar



Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About