Memetik Dan Menikmati Buahnya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Wahai anakku, kalau sewaktu kecil kamu rajin belajar, menuntut ilmu sebanyak-banyaknya, maka sewaktu dewasa kelak kamu akan memetik buahnya dan menikmatinya” (Luqman al-Hakim).

Betapa kecewa manusia bila pohon yang ditanam, apalagi sudah menghabiskan modal yang tak sedikit dan menunggu bertahun-tahun, tidak berbuah. Begitu perumpamaan dalam mencari ilmu. 

Umumnya manusia menghabiskan uang yang tak sedikit, umur yang banyak, dan kelelahan yang tiada terhingga, untuk menuntut ilmu. Namun ketika memperolehnya, ilmu tersebut kadangkala bagaikan pohon yang tak berbuah atau buah yang tak dapat dinikmati.

Menurut Ibnul Qayyim rahimahullah, buah dari ilmu menyebabkan seorang hamba dipuji Allah. Tentunya tak akan mendapat pujian dari Allah bila tidak mengamalkan ilmu dengan menunjukkan ketaatan dan ketakutan kepadaNya. Dalam Alquran disebutkan, yang merasa takut kepada Allah hanyalah orang-orang yang berilmu (QS. Fathir: 28).

Namun, ketaatan dan ketakutan seseorang hamba kepada Allah bukan hanya akan terlihat dari bagaimana ia memelihara hubungan baik denganNya, tetapi juga bagaimana memelihara hubungan baik dengan sesama manusia. Santun dalam berbicara, bijak dalam membuat keputusan, dan adil dalam membuat penilaian, merupakan di antara wujudnya.

Namun demikian, manusia kadang lupa terhadap ilmu yang telah disapih bertahun-tahun. Ilmu kadang dijadikan kotak pemisah dirinya dengan orang banyak, sehingga tidak memberi manfaat bagi perbaikan umat. Yang lebih parah, ilmu dijadikan lambang keangkuhan. 

An-Nawawi rahimahullah mengingatkan bahwa sungguh tercela orang yang menuntut ilmu karena menginginkan dunia seperti harta, kepemimpinan, jabatan, kedudukan, popularitas, supaya orang lain cenderung kepadanya, untuk mengalahkan lawan debat dan tujuan semacamnya.

Wallahu A'lam

Apabila Langit Terbelah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, dan apabila lautan meluap, dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya.

Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu berbuat durhaka terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah

Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan susunan tubuh mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.

Bukan hanya durhaka saja, bahkan kamu mendustakan hari pembalasan.

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu itu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam syurga yang penuh kenikmatan,

dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.

Mereka masuk ke dalamnya pada hari pembalasan Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar dari neraka itu.

Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu ?

Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu?

Yaitu hari ketika seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah.

Al Infithaar : 1 - 19

Surat Al Infithaar ini menggambarkan kejadian-kejadian pada hari kiamat, dan menerangkan keingkaran manusia kepada karunia Allah dan bahwa segala amal perbuatan mereka itu akan mendapat pembalasan. Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah dan diturunkan sesudah surat An Naazi'aat. Al Infithaar yang dijadikan nama untuk surat ini adalah kata asal dari kata Infatharat (terbelah) yang terdapat pada ayat pertama.

Pokok-pokok isinya :

Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada hari kiamat; peringatan kepada manusia agar tidak terpedaya sehingga durhaka kepada Allah; adanya malaikat yang selalu menjaga dan mencatat segala amal perbuatan manusia; pada hari kiamat manusia tak dapat menolong orang lain; hanya kekuasaan Allah-lah yang berlaku pada waktu itu.

Bahaya Meng - Adu Domba

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Tidak akan masuk surga orang yang suka mengadu domba” (HR. Muslim).

Sudah sejak daman dahulu kala banyak hal yang akan digunakan oleh orang seseorang dalam rangka untuk mencari keuntungan diri sendiri. mulai cara yang sedikit kotor hingga yang benar - benar jorok dan kotor dan berlebihan termasuk dengan cara mengadu domba antara satu orang atau kelompok dengan orang atau kelompok lain. 

Akibatnya timbul perpecahan antar anggota keluarga, sanak saudara, atau masyarakat dalam satu kampung atau bahkan dalam suatu satu negeri. Perpecahan ini dimanfaatkan oleh mereka baik pihak perseorangan maupun kelompok yang menginginkan orang lain lemah baik secara fisik , mental maupun materi.

Cara seperti ini banyak digunakan kaum penjajah di masa lampau dan bahkan masa sekarang untuk merebut suatu negeri / kekuasaan atau hasil alam negeri tersebut.

Dalam Kitab Durratun Nasihin juga diingatkan bagaimana bahayanya adu domba. Sebagaimana dikisahkan, seorang budak mendatangi isteri tuannya seraya mengatakan bahwa suaminya tidak menyukainya. Agar disukai, ia disuruh untuk mencukur jenggot suaminya tatkala tertidur. Setelah itu si budak mendatangi si tuannya seraya memberitahukan bahwa isterinya akan membunuhnya tatkala ia tertidur. Kalau tidak percaya dengan apa yang dikatakannya, disuruh berpura-pura tidur.

Ternyata isteri tuannya benar-benar melaksanakan usul si budak sewaktu suaminya sedang tidur. Lantas suaminya yang sedang berpura-pura tidur merebut pisau yang sedang dipegang isterinya dan membunuhnya. Tak menerima perlakuan tersebut, keluarga isterinya lantas membunuh si suami tersebut. Lantas terjadilah bunuh-membunuh antar keluarga suami dan keluarga isteri.

Dari kisah tersebut dapat difahami betapa berbahayanya adu domba. Sebagai orang mukmin, apalagi di alam kemerdekaan, kita jangan sampai mewarisi siasat kaum penjajah. Bila mewarisi tukang adu domba, sama artinya dengan menuruti jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang diharamkan masuk surga.

Wallahu A'lam

Sumber Aceh Tribun News

PERISTIWA BESAR PADA HARI KIAMAT

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Surat At Takwir terdiri atas 29 ayat dan termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Masadd. Kata At Takwir (terbelah) yang menjadi nama bagi surat ini adalah dari kata asal (mashdar) dari kata kerja kuwwirat (digulung) yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

Pokok-pokok isinya :

Kegoncangan-kegoncangan yang terjadi pada hari kiamat; pada hari kiamat setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya waktu di dunia; Al Quran adalah firman Allah yang disampaikan oleh Jibril a.s.; penegasan atas kenabian Muhammad s.a.w.; Al Quran sumber petunjuk bagi umat manusia yang menginginkan hidup lurus; suksesnya manusia dalam mencapai kehidupan yang lurus itu tergantung kepada taufiq dari Allah.

Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dijadikan meluap

dan apabila ruh-ruh dipertemukan dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh,

dan apabila catatan-catatan amal perbuatan manusia dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila syurga didekatkan,

maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya.

Sungguh, Aku bersumpah dengan bintang-bintang, yang beredar dan terbenam, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing,

sesungguhnya Al Qur'aan itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai 'Arsy, yang ditaati di sana (di alam malaikat) lagi dipercaya.

Dan temanmu (Muhammad) itu bukanlah sekali-kali orang yang gila. Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang.

Dan dia (Muhammad) bukanlah orang yang bakhil untuk menerangkan yang ghaib.

Dan Al Qur'an itu bukanlah perkataan syaitan yang terkutuk,

maka ke manakah kamu akan pergi ?

Al Qur'an itu tiada lain hanyalah peringatan bagi semesta alam, yaitu bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus

Dan kamu tidak dapat menghendaki menempuh jalan itu kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam

At Takwiir : 1 - 29

7 (Tujuh) Sifat Orang Mukmin

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Surat Al Mu'minuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al Mu'minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu sebagaimana ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad yang juga mustinya dimiliki oleh umatnya.

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu 1. orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan 2. orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna, dan 3. orang-orang yang menunaikan zakat, dan 4. orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. 5. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan 6. janjinya. 7. dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka itulah para ahli waris yakni orang - orang yang akan mewarisi syurga Firdaus Mereka kekal di dalamnya. Al Mu'minuun : 1 - 11

secara garis besar pokok-pokok isi dari surah Al Mu'minuun

1. Keimanan:
Kepastian hari berbangkit dan hal-hal yang terjadi pada hari kiamat; Allah tidak memerlukan anak atau sekutu.

2. Hukum-hukum:
Manusia dibebani sesuai dengan kesanggupannya; rasul-rasul semuanya menyuruh manusia memakan makanan yang halal lagi baik; pokok-pokok agama yang dibawa para nabi adalah sama, hanya syariatnya yang berbeda-beda.

3. Kisah-kisah:
Kisah Nuh a.s.; kisah Hud a.s. kisah Musa a.s. dan Harun a.s.; kisah Isa a.s.

4. Dan lain-lain:
Tujuh perkara yang harus dipenuhi, oleh seorang mukmin yang ingin mendapat keberuntungan hidup di dunia maupun di akhirat; proses kejadian manusia; tanda-tanda orang yang bersegera kepada kebaikan; nikmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia wajib disyukuri. 

Berikanlah Upah Kepada Pekerja

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar

Allah telah berfirman : “Ada tiga jenis manusia di mana Aku adalah musuh mereka nanti di hari kiamat.

Pertama adalah orang yang telah membuat janji akan memberi atas nama-Ku, kemudian tidak memenuhinya.

Kedua, orang yang menjual manusia bebas, lalu memakan uangnya.

Ketiga, orang yang menyewakan seorang upahan dan mempekerjakan dengan penuh, tetapi tidak membayar upahnya” (HR. Imam Bukhari).

Bagaimana perasaan diri kita sendiri bila setelah lelah bekerja seharian, berhari-hari atau bahkan berbulan-bulan, tetapi upahnya tak dibayar ? 

Tentunya sungguh sangat menyakitkan. 

Apalagi pekerjaan yang tak dibayar upahnya itu, satu-satunya sumber nafkah bagi penghidupan keluarga. Wajar sekali kalau orang-orang yang berkhianat tak mau membayar upah para pekerja sebagaimana mestinya, dimusuhi manusia, juga dimusuhi Allah.

Dalam suatu hadits, Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menyebutkan orang-orang yang tak mau membayar upah sebagai orang-orang zalim. Menundanya pun, di saat mampu membayarnya, termasuk kezaliman. Apalagi perbuatan menunda tersebut telah menunda kebutuhan banyak orang.

Dalam Alquran disebutkan, orang-orang yang suka berbuat zalim termasuk orang yang tidak akan mendapat hidayah Allah.

Rasulullah tidak ingin umatnya menjadi korban teraniaya atau menjadi penganiaya, terutama melalui jalur upah. Karena itu, beliau menyuruh untuk membayar upah pada waktunya. 

Sebagaimana sabdanya, “Berikanlah upah kepada pekerja sebelum kering keringatnya.” Apalagi doa-doa orang-orang yang teraniaya, termasuk yang tidak dibayar upahnya, demikian mudah dikabulkan Allah.

Sucikanlah nama Tuhanmu

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi, yang menciptakan, dan menyempurnakan penciptaan-Nya,

dan yang menentukan kadar masing-masing dan memberi petunjuk

dan yang menumbuhkan rumput-rumputan, lalu dijadikan-Nya rumput-rumput itu kering
kehitam-hitaman

Kami akan membacakan Al Quran kepadamu maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui yang terang dan yang tersembunyi.

dan Kami akan memberi kamu taufik ke jalan yang mudah oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu bermanfaat,

orang yang takut kepada Allah akan mendapat pelajaran, dan orang-orang yang celaka akan menjauhinya Yaitu orang yang akan memasuki api yang besar.

Kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak pula hidup.

Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri dengan beriman dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang.

Tetapi kamu (orang-orang kafir / celaka) memilih kehidupan duniawi.

Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.

Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang dahulu, yaitu Kitab-kitab Ibrahim dan Musa

Al A´laa : 1 - 19
 
Surat ini terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, dan diturunkan sesudah surat At Takwiir. Nama Al A´laa diambil dari kata Al A´laa yang terdapat pada ayat pertama, berarti Yang Paling Tinggi. Muslim meriwayatkan dalam kitab Al Jumu'ah, dan diriwayatkan pula oleh Ashhaabus Sunan, dari Nu'man ibnu Basyir bahwa Rasulullah s.a.w. pada shalat dua hari Raya (Fitri dan Adha) dan shalat Jum'at membaca surat Al A´laa pada rakaat pertama, dan surat Al Ghaasyiyah pada rakaat kedua.

Pokok-pokok isinya :

Perintah Allah untuk bertasbih dengan menyebut nama-Nya. Nabi Muhammad s.a.w. sekali-kali tidak lupa pada ayat-ayat yang dibaca- kan kepadanya. Jalan-jalan yang menjadikan orang sukses hidup dunia dan akhirat. Allah menciptakan, menyempurnakan ciptaan-Nya, menentukan kadar-kadar, memberi petunjuk dan melengkapi keperluan- keperluannya sehingga tercapai tujuannya.
Surat Al A´laa mengemukakan sifat-sifat Allah s.w.t dan salah satu sifat Nabi Muhammad s.a.w. dan orang-orang yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat.

Hasil Jerih Payah Tangan Sendiri

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Tidaklah seorangpun memakan makanan sama sekali yang lebih bagus dari memakan dari hasil kerja tangannya sendiri.” (HR. Imam Bukhari).
Jika karena alasan kelambanan dalam bergerak, mungkin siput tak akan mampu mengejar rezeki. Jika karena kependekan tubuh, mungkin semut tak akan mampu menjangkau rezeki yang ditempatkan di tempat-tempat tinggi.

Tapi ternyata, semua binatang, dengan izin Allah, mendapat jatah rezeki dengan caranya masing-masing. Tapi ada hal lain yang amat penting dicermati, yaitu binatang-binatang itu berusaha bergerak setiap hari untuk meraih rezeki masing-masing.

Kenyataan ini sepatutnya membuat kita manusia sebagai makhluk yang diciptakan jauh lebih sempurna ketimbang hewan dan dianugerahi akal pikiran, merasa malu bila malas bergerak untuk mencari rezeki. Dengan akal, banyak sumber rezeki bisa dipikirkan atau diupayakan. Jangan merasa malu mencari rezeki, asalkan halal statusnya. 

Apalagi telah diperintahkan oleh Allaah Subhanahu Wata'ala didalam Al Quran Surah Al Jumu'ah yang dalam bahasa Indonesianya kurang lebih “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari rezeki yang halal) dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. al-Jumu’ah: 10).

Hal ini juga telah diingatkan oleh Rasulullah Sholallahu 'Alaihi Wasallam, seutama-utama rezeki yang dimakan dan dipakai adalah hasil keringat sendiri (HR. Imam Bukhari).

Bahkan, Rasulullah memberikan penghargaan kepada orang-orang yang bergerak untuk mencari rezeki, meskipun berprofesi sebagai pengumpul kayu bakar. Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang yang mencari rezeki dengan mengumpulkan kayu bakar dan ditaruh di atas punggyungna untuk dijual lebih baik daripada orang yang bekerja meminta-minta kepada orang lain (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).

Menjadi Dewasa Karena Masalah

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Seorang mukmin tidak akan tersengat dua kali dalam satu lubang” (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).

Hidup ini bukan dalam ruang hampa. Banyak tumbuh-tumbuhan, hewan, peristiwa, penyakit, masalah hidup, bencana, dan lain-lain yang ikut mewarnai kehidupan kita. Semua itu bisa menjadi tantangan sekaligus sumber inspirasi untuk kemajuan. 

Dokter menjadi maju ilmunya di bidang medis karena tertantang berbagai macam penyakit yang harus ditanggulanginya. Manusia menjadi dewasa karena berhadapan dengan berbagai masalah yang harus diselesaikannya. Para relawan menjadi mahir bergerak cepat dalam menyalurkan bantuan cepat karena sering berhadapan dengan bencana alam yang harus ditanggapinya. 

Namun, tentunya semua itu bukan tanpa proses.

Sejumlah ayat dalam Alquran juga menggugah manusia untuk menggunakan akal untuk sebagai prosesnya. Misalnya, “Apakah kamu tidak memikirkannya?” (QS. Yaa sin: 62; Ash Shaaffat: 138, 155; Yunus: 16), “Apakah kamu tidak memperhatikannya?” (QS. Adz Dzariyat: 21), “Apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al Mu’minun: 80). Dan sangat banyak pertanyaan lain yang sejenis, yang intinya mengajak manusia untuk memperhatikan, memikirkan, memahami, hingga melakukan tindakan nyata.

Semua tindakan nyata itu akan menghasilkan berbagai pengalaman berharga yang amat penting bagi manusia dalam hidup ini. Pengalaman itu sepantasnya membuat manusia (lebih) bijak dalam memilih apa yang terbaik baginya dan bagi umat dalam skala yang lebih luas. 

Tidak sepantasnya bagi seorang mukmin mengalami kekecewaan berkali-kali dalam hal yang sama. Kesalahan yang pernah dilakukan jangan sampai terulang, karena itu seringkali akan menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan. Dengan kata lain, pengalaman tidak akan berharga jika tidak mampu dihargakan.

Hanya Memikirkan Isi Perut

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Barangsiapa yang hanya memikirkan isi perutnya maka harga dirinya tidak lebih dari apa yang keluar dari perutnya” (Ali bin Abi Thalib r.a.).

Sebagaimana kebiasaan kebanyakan orang disaat menyambut datangnya bulan suci Ramadhan pun demikian menyambut datangnya hari raya Idul Fitri, masyarakat baik didesa maupun dikota memiliki tradisi yang cukup unik. yakni membeli berbagai macam makanan dan pakaian secara besar-besaran pun demikian senada dengan hal tersebut beragai macam tokok makanan / kue serta pakaian tidak mau ketinggalan ikut memberikan kemudahan serta kemurahan dengan menawarkan diskon serta hadiah yang menarik. 

Bagi orang yang mampu, perayaan dan belanja besar besaran tersebut sungguh suatu hal yang membahagiakan. Namun tidak demikian dengan orang-orang yang tidak mampu, seperti anak yatim dan fakir miskin. Di sinilah orang-orang yang (tergolong) mampu, diuji kemampuannya untuk menunjukkan kepedulian.

Orang yang benar-benar mukmin tak akan mungkin membiarkan orang mukmin lainnya tak terpedulikan. Apalagi Rasulullah telah meningatkan bahwa antara satu orang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan tubuh yang satu. Perasaan sakit yang dirasakan di bagian tubuh sebelah sana akan dirasakan tubuh di sebelah sini. Sehingga tercipta rasa saling peduli. 

Lebih-lebih bulan ramadhan ialah bulan yang mengajak manusia meraih derajat taqwa dimana segala bentuk amal ibadah dinaikkan berlipat pahalanya bahkan didalamnya terdapat bulan yang lebih baik daripada seribu bulan. maka sudah semestinya bagi mereka yang beriman dan bertaqwa sebagaimana yang disebutkan dalam Alquran ialah memiliki kepedulian terhadap nasib orang lain dan bukan manusia kerdil, yang hanya memikirkan diri sendiri.

Rasulullah sendiri semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang paling peduli terhadap orang lain, baik yang telah terbuka hatinya untuk mengikutinya maupun yang belum.

Bahkan, beliau juga paling gigih menyerukan agar umat manusia saling peduli dan saling membantu, lebih-lebih terhadap orang fakir-miskin dan anak-anak yatim piatu. 

Bukan hanya itu, beliau juga mengajak untuk berbagi rahmat agar kita membiasakan diri peduli terhadap nasib orang lain. 

Wallahu A'lam

Min kok isinya nggak nyambung terus ya ...?

Pendapat Tentang Larangan Rokok

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata” (QS. Al-Ahzab: 58).

Di antara ciri penting insan yang benar benar beriman sebagaimana yang telah disebutkan oleh Rasulullah didalam sejumlah haditsnya, ialah tidak melakukan perbuatan yang mendatangkan kemudharatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dalam Alquran juga diingatkan, “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS. Al-Baqarah: 195). 

Menurut para ahli kesehatan, di antara perbuatan yang menimbulkan kemudharatan kesehatan yang besar terhadap pelakunya, juga terhadap banyak orang lain, ialah merokok. Namun, perbuatan inilah yang tak mau dihindari oleh sebahagian kita.

Memang ada di antara manusia di muka bumi ini yang begitu tinggi ketidakmautahuannya. Kalau suatu perbuatan dirasakan menyenangkan hati, tak mau peduli berapapun dampak buruk dari perbuatannya. Bahkan tak mau tahu sejauhmana orang lain telah teraniaya berkali-kali oleh perbuatannya. 

Anehnya, perbuatan menganiaya tersebut  terus-menerus dilakukan siang malam bahkan, perbuatan itu dilakukan hingga akhir hayatnya

Padahal setiap orang yang akan meninggal dunia idealnya telah terampuni segala dosanya, termasuk dosa-dosa akibat mengganggu orang lain. Namun, sungguh sulit tentunya meminta maaf terhadap ribuan hingga jutaan orang yang telah terganggu dengan satu perbuatan saja. Belum lagi dengan perbuatan yang lain.

Dengan demikian, benarlah adanya bila Rasulullah berkali-kali mengingatkan agar tidak mengganggu sesama. Di antara sabdanya, “Wahai sekalian orang yang telah berislam dengan lisannya namun belum masuk keimanan ke dalam hatinya. Janganlah kalian mengganggu kaum muslimin...” (HR. At-Tirmidzi).

Sumber Aceh tribunnews (maaf yang merokok ^_^ bukan memojokkan karena saya juga merokok ini hanya sekedar posting saja)

 Wallahu A'lam

Kemurahan Allah Tidak Dapat Dihalangi

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Allah Subhanahu Wata'ala menjanjikan akan memberikan kemurahan-Nya kepada dua golongan yakni bagi mereka yang mengejar kenikmatan dunia ini saja serta melupakan kehidupan akherat dan kepada mereka yang mengejar akherat dengan sedikit saja mengambil kenikmatan didunia dan kepada masing masing mereka dijanjikan kemurahan , kemudahan dari Allah Subhanahu Wata'ala dan hal tersebut tidak dapat dihalangi oleh siapapun dan apapun kecuali hanya Dia. 

Allaah Subhanahu Wata'ala menegaskan janji Nya tersebut secara tersurat didalam surah al israa' ayat 18 - 21 dimana bagi mereka yang mengharapkan akan kenikmatan dan atau kemewahan duniawi maka akan disegerakan didunia ini apa yang mereka inginkan dan mereka usahakan namun demikian telah ditentukan bagi mereka jahannam kelak di akherat. 

Sedangkan bagi mereka yang menginginkan kehidupan akherat dan berusaha dengan sungguh - sungguh menempuh jalan tersebut maka sudah barang tentu akan diberikan kepada mereka balasan yang baik 

Dalam surah tersebut secara tersurat jelas sekali dapat kita lihat bahwa sifat rahman Allaah Subhanahu Wata'ala tidak terbatas hanya kepada mereka yang beriman kepada negeri akherat sahaja akan tetapi mereka yang hanya menginginkan dunia ini saja juga mendapatkan kemurahan dari Nya.

Namun demikian tidaklah mereka yang hanya menginginkan kehidupan duniawi ini nantinya dinegeri akherat akan mendapatkan sifat Rahiim Allaah yang mana hal tersebut hanya dikhususkan bagi mereka yang beriman dan berusaha dengan sungguh - sungguh mengharap kemurahan Allaah kelak di negeri akherat.

Dua jalan telah disediakan Allaah Subhanahu Wata'ala yakni jalan bagi mereka yang diberi kenikmatan atau jalan mereka yang dimurkai dan sesat tergantung kepada masing - masing orang mau menempuh jalan yang mana kepada masing - masing mereka yang menempuh jalan tersebut pun telah disediakan musibah dan cobaan serta kenikmatan dan kemudahan oleh Allaah Subhanahu Wata'ala.

Hanya dinegeri akherat sahaja kelak disempurnakan pembalasan / perhitungan segala bentuk perbuatan dan tidak luput walau sekecil apapun.

Wallahu A'lam

Seakan Akan UntukTerakhir Kalinya

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Apabila kamu mengerjakan shalat, lakukanlah shalatmu itu seakan-akan terakhir kalinya (berpamitan untuk mati)” (HR. Imam Ahmad & Ibnu Majah).

Setiap kejadian bisa menghasilkan makna bagi orang yang mau merenunginya. Termasuk kejadian jatuhnya pesawat Sukhoi di Bogor yang menimbulkan kematian bagi seluruh penumpangnya. Beberapa menit sebelum kejadian tersebut, para penumpang itu begitu bergembira dan bahkan berfoto beragam gaya, samasekali tak menyangka kalau sebentar lagi akan menuju alam baqa. 

Seandainya mengetahui itu saat-saat terakhir hidup di dunia ini, besar kemungkinan mereka akan bersedih dan gelisah dan tentunya akan dipenuhi dengan keharuan seluruh keluarga dan Satu hal lagi yang paling penting, yaitu mereka akan bersegera untuk menyempurnakan segala bentuk amal ibadahnya.

Siapapun orangnya jikalau mereka mampu dan mau mengingat diri sedang berada di ujung usia, pastinya tidak akan melewatkan setiap detik didalam kehidupannya dengan sia-sia, kecuali untuk melakukan segala bentuk amal ibadahnya dengan sesempurna dan sesering mungkin. Terutama, menyempurnakan niatnya dengan penuh keikhlasan karena Allah, menjaga bacaannya, serta melaksanakan syarat dan rukun yang lain dengan sebaik baik nya. 

Selain itu mencari rezeki yang halal dimana hal tersebut juga bernilai ibadah serta dimintai pertanggungan jawab, maka siapapun akan menjauhi diri dari hal-hal yang dapat merusak kehalalan rezekinya. Termasuk juga membersihkan rezekinya dengan mengeluarkan hak-hak orang lain. Sebab, ada rasa kuatir kalau apa yang dilakukannya sia-sia atau tidak diterima Allah, bila tidak dilakukan dengan sempurna dan atau menggunakan harta yang tidak halal.

Namun demikian ... 

Tentunya tidak ada sesiapapun yang dapat mengetahui kapan umurnya berada dalam masa terakhir. oleh karenanya, hendaklah kita sesering mungkin mengingat kematian dan selalu ingat bahwa kehidupan saat ini hanyalah persinggahan sementara sebagaimana yang telah disarankan oleh Rasulullah dalam melakukan amal ibadah sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan yang lebih luas. 

Yaitu, berusaha menjalankan hidup seakan-akan sedang berada di saat-saat terakhir, sehingga tidak menjalankannya kecuali yang diridhai Allah Subhanahu Wat'aala

Wallahu A'lam

Meninggalkan Perbuatan Sia – Sia

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang ialah ia meninggalkan segala yang tidak bermanfaat untuknya” (HR. Tirmidzi).

Menghabiskan sisa dan atau jatah umur yang telah disediakan hanya untuk melakukan satu perbuatan yang tidak bermanfaat adalah satu dari sekian banyak hal yang amat sangat ditakutkan serta dapat kiranya dijauhi oleh setiap orang yang beriman.

Perbuatan dan atau perkataan sia-sia seperti perkataan dan atau percakapan maupun diskusi atau sharing yang sama sekali tidak memberikan manfaat , hingga meraih ilmu dan harta yang tidak memberi manfaat. Misalnya, membicarakan dan atau membahas ilmu dan atau harta dengan penuh kelelahan pikiran dan jasmani yang pada dasarnya tidak menambah sedikitpun keimanan atau ketaatan kepada Allah subhanahu wata'ala akan tetapi justru malah menjauhkan seseorang dari jalan-Nya dan menuruti keinginannya.

Seperti lazimnya, ilmu dan juga harta yang tidak bermanfaat sama sekali akan terwujud kepada perilaku pemiliknya dimana seiring dengan bertambahnya ilmu dan harta maka akan semakin bertambah pula keangkuhan seseorang sehingga pada akhirnya ilmu dan harta yang dimiliki akan menjadikan biang kesombongan pada seseorang.

Hal Ini terjadi karena seseorang dalam menuntut ilmu kemudian tidak diniati karena dan untuk menggapai Ridha Allah Subhanahu Wata'ala. Dan atau meraih harta yang mana harta tersebut adalah berasal dari sumber yang haram sehingga berbahaya untuk dikonsumsi maupun tidak bermanfaat apabila disedekahkan.

Kalau sahaja kita mau merenungi, memikirkan dan kemudian sedikit memahami bahwa meraih ilmu dan juga harta dengan niat dan jalan yang demikian adalah salah satu di antara sekian banyak bentuk penyalahgunaan pemberian Allah Subhanahu Wata'ala.

Dengan demikian, sejatinya siapapun yang berusaha untuk menuntut ilmu dan meraih harta dengan tanpa diniati untuk meraih Ridha dan digunakan dijalan Allaah Subhanahu Wat'ala adalah merupakan hal yang sifatnya sia-sia dan juga berdampak terhadap melemahnya keislaman seseorang.

Pembantu Yang Mukmin Lebih Pantas Untuk Dinikahi

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. 

Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. 

Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya perintah-perintah-Nya kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran. 


Pokok-pokok hukum perkawinan dan atau larangan bagi seorang lelaki mu'min untuk menikahi wanita yang musyrik walaupun menarik (baik cantik , kaya , maupun cerdas serta berkedudukan tinggi) dan alangkah lebih baik serta lebih utama menikahi seorang budak / pembantu yang mu'min. 

Hikmah dan atau pelajaran yang bisa diambil dari dilarangnya seorang mukmin laki - laki untuk menikahi perempuan yang musyrik sekaligus dijelaskan dalam ayat diatas dimana mereka (wanita yang musyrik akan mengajak kepada jalan menuju neraka) sedangkan pembantu yang mu'min akan mengajak sang lelaki ke jalan menuju syurga dan ampunan Allaah. 

Wallahu A'lam

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About