Nahdlatul Wathan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Nahdlatul Wathan adalah organisasi massa Islam terbesar di pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Organisasi ini didirikan di Pancor, Kabupaten Lombok Timur oleh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid (Tuan Guru Pancor) pada tanggal 25 Agustus 1935. Organisasi ini mengelola sejumlah Lembaga Pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

Daftar Lembaga Pendidikan Nahdlatul Wathan

Universitas Nahdlatul Wathan Mataram
Ma'had Daarul Qur'an Wal Hadits
IAI Hamzanwadi
STKIP Hamzanwadi Pancor
STMIK-LPWN Hamzanwadi Pancor
MAK Putra & Putri NW
Madrasah Aliyah Nahdlatul Wathan
Madrasah Mu'allimin Nahdlatul Wathan
Madrasah Mu'allimat Nahdlatul wathan
SMA NW Pancor
Madrasah Tsanawiyah NW Pancor
Lembaga Silat Nahdlatul Wathan
Dan Lain-Lain.

Perwakilan atau Pimpinan Wilayah di daerah

Perwakilan NW Jakarta
Perwakilan NW Batam
Perwakilan NW Sulawesi Tenggara
NW Irian Jaya

Lain-lain

Sejak tahun 2000 Nahdlatul Wathan menjadi dua. Pusatnya di Pancor, sedangkan pecahannya di Anjani, Lombok Timur. Perpecahan ini disebabkan oleh perebutan tampuk pimpinan antara dua orang putri mendiang pendirinya.

Ketua umum Pengurus Besar NW Pancor sejak 1997, Tuan Guru Bajang M. Zainul Majdi, yang diusung PKS dan PBB terpilih menjadi gubernur Nusa Tenggara Barat pada pilkada NTB tahun 2008

Sejarah Pendidikan KH.M. Zainuddin Abdul Madjid


Sejak umur 5 Tahun TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sudah mulai belajar membaca Al-Qur’an dan dasar-dasar ilmu agama dari ayahnya dan pada umur 8 tahun beliau masuk Sekolah Rakyat 4 tahun di Selong. Sekolah Rakyat adalah sejenis SD yang sekarang. Setelah empat tahun kemudian beliau menamatkan Sekolah Rakyat dengan nilai yang bagus. Beliau juga belajar Nahwu, Sharaf,dan Ilmu-ilmu Keislaman lainnya pada TGH. Syarafuddin Pancor dan TGH.Abdullah bi Amak Dulaji Kelayu.

TGKH. Muhammad Zaiuddin Abdul Madjid sangatlah taat pada seluruh perintah aya, ibu, dan guru-gurunya. Setiap kali akan berangkat ke sekolah atau mengaji dia selalu pamit (mohon izin kepada ibu/bapaknya ) sambil bersalaman dan mencium tangan orang tuanya. Kemudian orang tuanya, terutama ibunya mendo’akannya dengan ucapan “ mudah-mudahan engkau “Gep” mendapat ilmu yang barokah. Setelah ibunya berdo’a barulah dia berangkat sambil mengatakan “amin”. Pada tahun 1321 H./1923 M. TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berangkat ke Tanah Suci Makkah untuk menuntut Ilmu Keislaman. Beliau di antar langsung oleh ayahnya TGH. Abdul Madjid dan ibunya Hj. Halimatussa’diyah. Bahkan ibunya lansung menemaninya di Tanah Suci sampai wafat, di Tanah Suci dia di makamkan di Mua’la Makkah. Di Tanah Suci Makkah mula-mula TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid belajar di Masjidil Haram kemudian di Madrasah Shaulatiyah Makkah dan juga di rumah guru-guru beliau. Beliau sangat tekun dan rajin sehingga beliau berhasil meraih nilai yang paling tinggi diantara semua teman-teman seangkatannya. Sehingga beliau sangat di sayang oleh guru-gurunya seperti Syaikh Hasan Muhammad Al-Masysyath, Syaikh Sayyid Amin Al-Kutbi, Syaikh Salim Rahmatullah dan lain-lain.

Sejarah Perpindahan Pusat NW
Perpindahan Pusat Nahdlatul Wathan terjadi karena pada Muktamar ke-10 Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid terpilih menjadi Ketua Umum PBNW. Sebagian orang Pancor tidak setuju dengan keputusan Muktamar tersebut. Mereka beralasan bahwa wanita tidak boleh menjadi pemimpin organisasi. Padahal dalam Mazhab Syafi’I tidak ada larangan bagi wanita untuk menjadi pemimpin organisasi. Maulana Syaikh sendiri selaku pendiri Nahdlatul Wathan merestui wanita menjadi pemimpin. Beliaulah yang mengangkat Hj.Sitti Rauhun menjadi Kepala Madrasah Tsanawiyah Mu’allimat NW Pancor.

beliau juga mengangkat Ummi Hj. Baiq Zuhriyah Mukhtar menjadi kepala Madrasah Aliyah Mu’allimat NW Pancor dan menjadi ketua Pondok Pesantren Az-Zuhriyah Nahdlatul Wathan Tanjung Lombok Timur. Beliau juga merestui Baiq Sa’diyah menjadi Kepala Desa Teratak Lombok Tengah dan lain-lain.

Ketidaksetujuan sebagian orang Pancor ini diwujudkan dengan meneror para masyayikh, para dosen, para Pengasuh, para siswa, santri, mahasiswa dan thullab Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor yang mendukung hasil Muktamar ke-10 sehingga mereka enggan masuk melaksanakan tugas belajar mengajar. Ketidaksetujuan mereka ini juga diwujudkan dengan membuat kerusuhan di pancor pada tanggal 6,7 dan 24 September 1998. Dalam kerusuhan ini toko TGH.Mahmud yasin dirusak dan isinya dijarah atau dibakar, rumah TGH lalu Anas Hasyri di rusak, Drs. Abdurrahman Fajri dan Qoharuddin dianiaya dan dipukul dengan senjata tajam dan lain-lain. Bukan saja kerusuhan yang mereka perbuat bahkan mereka juga merencanakan pembunuhan terhadap pendukung Muktamar Praya. Padahal para pendukung Muktamar Praya dari kalangan masyayikh, dosen dan pengasuh di Pondok Pesantren Darunnahdlatain NW Pancor itu adalah kader-kader NW yang loyal dan taat kepada wasiat Maulana Syaikh. 

Dengan demikian, otomatis kondisi pendidikan di Pancor menjadi kocar-kacir dan kacau balau. Nah, untuk menyelamatkan proses pendidikan tersebut maka sejak tanggal 26 Oktober 1998, Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid selaku Ketua Umum PBNW, putri pendiri Nahdlatul Wathan sekaligus penerima kuasa, beliau memerintahkan seluruh orang-orang yang taat dan loyal kepada wasiat Maulana Syaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid untuk berhijrah ke Kalijaga. Di Kalijagalah tempatnya direncanakan pendirian Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan. Setelah 2 tahun 14 hari di Kalijaga maka Ummi Hj. Sitti Raihanun Zainuddin Abdul Madjid memerintahkan untuk berhijrah lagi ke Anjani Kecamatan Suralaga Lombok Timur NTB, Tempat Pembangunan Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan. Sejak tanggal 1 Muharram 1422 H./26 Maret 2001 M. Insya'Allah sampai akhir zaman pusat kegiatan Organisasi Nahdlatul Wathan adalah Anjani Kecamatan Suralaga Lombok Timur dan pusat perguruan Nahdlatul Wathan adalah Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur. Di Pondok Pesantren inilah tempat berkumpulnya para tuan guru dan tokoh Nahdaltul Wathan yang taat pada wasiat Maulana Sayaikh yang sekaligus merupakan kepercayaan beliau pada saat masih hayat. Sehubungan dengan itu, telah dikenang oleh warga Nahdlatul Wathan bahwa Kalijaga adalah Quba’ Nahdlatul Wathan dan Anjani adalah Madinah Nahdlatul Wathan.

Dengan demikian, sejak adanya hijrah dalam organisasi Nahdlatul Wathan maka Pancor bukan lagi menjadi pusat Nahdlatul Wathan karena sudah dipindahkan ke Anjani. Kini Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin Nahdlatul Wathan tumbuh dengan pesat. Pondok Pesantren ini sedang dan akan dibangun di atas tanah seluas 23 hektar. Pada tahun 2001, Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW Anjani mengelola beberapa jenis lembaga pendidikan, seperti Madrasah Tsanawiyah Mu’allimin, Madrasah Tsanawiyah Mu’allimat, Madrasah Aliyah Mu’allimin, Madrasah Aliyah Mu’allimat, SMU, Ma’had Darul Qur’an wal Hadits Nahdlatul Wathan, Institut Agama Islam HAMZANWADI, dan beberapa Fakultas umum. Selain itu, di Pondok Pesantren Syaikh Zainuddin NW telah ada Kopontren, Radio Dewi Anjani, dan lain-lain. Pada waktunya nanti, INSYA’ALLAH, semua jenis dan jenjang pendidikan akan diadakan dari tingkat taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Begitu juga sarana penunjang pesantren modern lainnya seperti asrama, Perpustakaan, pertokoan, rumah sakit, dan lain-lain.

Sumber Nw.or.id

0 komentar:

Post a Comment

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About