Ilmu Cahaya Didalam Kegelapan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
"Ilmu itu cahaya", demikian petuah masyhur dari para Hukama' dan orang-orang shaleh. Ibnu Mas'ud r.a., salah satu Sahabat Nabi berwasiat, bahwa hakekat ilmu itu bukanlah menumpuknya wawasan pengetahuan pada diri seseorang, tetapi ilmu itu adalah cahaya yang bersemayam dalam kalbu.

Maka ilmu itu cahaya bagi pemilik ilmu, dan lentera baginya yang dengannya dia berjalan dalam kegelapan, dan orang yang tidak memiliki ilmu adalah bagaikan seseorang yang berjalan didalam kegelapan dan tidak dapat keluar daripadanya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allaah Subhanahu Wata'ala dalam Surah Al An'aam  : 122

"Apakah orang yang sudah mati (Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya ) kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan" 

Benar sekali bahwa ilmu adalah ibarat cahaya yang menerangi sudut-sudut gelap peradapan, semua hal di dunia maupun di akhirat ada ilmunya. Ingin menjadi baik ada ilmunya, sampai akan berbuat jahatpun juga membutuhkan ilmu. Cahaya adalah pertikel yang lembut, untuk mendapatkannya diperlukan pula sikap lemah lembut dan tidak tergesa-gesa.

Berkata Al-Imam Al-Hafizh Al-Hakamy rahimahullah : "Ilmu itu cahaya yang terang yang menerangi dengannya orang yang bahagia dan orang yang bodoh dalam kegelapan Ilmu itu puncak kehidupan bagi para hamba sebagaimana orang-orang yang bodoh itu mati karena kebodohan mereka"

Keutamaan ilmu dari sisi ini yang diibaratkan sebagai cahaya adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala Dalam Al Quran Surah Asy Syura ayat 52

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ

 وَلا الإِيمَانُ وَلَكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَنْ نَّشَاء مِنْ عِبَادِنَا

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) itu dan tidak pula mengetahui apakah iman itu. Tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.”

Al-Imam Al-Ajurry rahimahullah mneyebutkan dalam kitabnya “Akhlaq Al-’Ulama” permisalan yang dia menjelaskan padanya kedudukan seorang ‘alim dalam masyarakatnya dan di antara manusia. Beliau berkata; “Apa persangkaan kalian -rahimakumullah- dengan suatu jalan yang padanya ada kerusakan yang banyak, dan manusia butuh melewatinya pada malam yang gelap gulita. Jika ada lampu maka itulah dan jika tidak maka mereka akan bingung. Maka Allah Ta’ala mendatangkan bagi mereka lampu-lampu yang menerangi mereka. Maka mereka melewatinya di atas keselamatan dan keamanan. Kemudiaan datanglah generasi yang mereka harus lewat padanya lalu mereka melewatinya. Dan ketika mereka sedang lewat tiba-tiba lampu-lampu itu mati, sehingga mereka dalam kegelapan.

Demikianlah ulama di tengah manusia kebanyakan manusia tidak mengetahui bagaimana menunaikan kewajiban dan bagaimana menjauhi perkara yang haram, dan tidak pula mengetahui bagaimana beribadah kepada Allah Ta’ala dalam semua perkara yang seorang hamba beribadah kepada Allah Ta’ala dengannya kecuali dengan adanya ulama. Jika ulama wafat maka bingunglah manusia, dan terkikislah ilmu dengan kepergian mereka, dan nampaklah kebodohan. Sebuah musibah yang betapa besar atas kaum muslimin, jika sampai hal ini terjadi. Na'udzubillahi Min Dzalik

Bagaimana manusia memahami agama, hukum-hukum, halal dan haram, sunnah dan bid’ah, serta iman dan kekufuran kalau Allah Ta’ala tidak mendatangkan ulama bagi mereka yang menerangkan bagi mereka agama Allah Ta’ala. Ucapannya: “orang yang bahagia” padanya ada keterangan bahwa kebahagiaan itu terikat dengan ilmu, orang yang bahagia mendapatkan pencahayaan pada jalan mereka dengan cahaya ilmu dan sinarnya.

Ucapannya: “orang yang bodoh dalam kegelapan” yaitu orang bodoh yang tidak memiliki ilmu berjalan dalam gelapnya kebodohan dan kegulitaannya. Dan berbeda antara orang yang berjalan dalam cahaya dan lentera dan orang yang berjalan dalam kegelapan dan kegulitaan. “Sesungguhnya ilmu itu bukan dengan banyaknya pengetahuan, ilmu itu dengan cahaya yang Allah Ta’ala berikan pada kalbu.”.

Sesungguhnya kalbu yang hidup yang mendapat cahaya adalah yang memahami tentang Allah Ta’ala, tunduk dan pasrah untuk mengesakan-Nya, mengikuti perkara yang dengannya Rasul-Nya diutus. Dan kalbu yang mati yang gelap yang tidak memahami tentang Allah Ta’ala serta tidak tunduk kepada apa yang dengannya Rasulullah diutus. 

Oleh karena itu Allah Ta’ala mensifati jenis manusia ini bahwa mereka itu mati dan tidak hidup, dan bahwa mereka berada didalam kegelapan mereka tidak keluar darinya, oleh karenanya kegelapan menguasai mereka pada segala sisinya. Kalbu mereka gelap gulita sehingga melihat kebenaran berbentuk kebathilan, dan melihat kebathilan berbentuk kebenaran. Amalan mereka gelap, ucapan mereka pada kegulitaan, keadaan mereka semuanya penuh kegelapan, kubur mereka terpenuhi kegelapan, dan jika dibagikan cahaya kepada mereka dibawah jembatan untuk lewat di atasnya mereka tetap pada kegelapan.”. (Al An'aam  : 122)

Maka ilmu itu adalah puncak kehidupan seorang hamba karena ia adalah kehidupan yang hakiki.

“Belumkah datang saatnya bagi orang-orang yang beriman untuk tunduk kalbu mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang turun pada mereka, Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya yang telah diturukan kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu kalbu mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. Ketahuilah olehmu bahwa sesungguhnya Allah menghidupkan bumi seseudah matinya. Sesungguhnya Kami menjelaskan kepadamu tanda-tanda kebesaran Kami supaya kalian memikirkan.” (Al-Hadid: 16-17)

Sebagaimana Allah Subhanahu Wa Ta’ala menghidupkan bumi setelah matinya dengan air, maka Allah Ta’ala menghidupkan kalbu setelah matinya dengan wahyu / ilham / bisikan lembut yang masuk kedalam hati.

Wallahu A'lam

0 komentar:

Post a Comment

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About