Mengenal Kepemimpinan Ilahi
0
komentar
Mengenal Kepemimpinan Ilahi (Kenabian dan Imamah) Hidayah ilahi yang disebut dengan kepemimpinan orang-orang yang diberi hidayah. Orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk memberi petunjuk kepada hamba-hamba Allah adalah sunnatullah yang senantiasa ada bagi makhluk-Nya. Allah membekali mereka dengan akal, ilmu dan mempersenjatai mereka dengan iradah dan kehendak.
Sunnatullah yang berlaku kepada manusia ini dimulai dengan pemilihan Adam AS. sebagai sebaik-baik makhluk-Nya. Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Allah Subhanahu Wata'ala kemudian menurunkan Adam ke bumi setelah ia bertaubat agar ia memakmurkan dunia dengan anak keturunannya sekaligus menegakkan bukti Allah kepada hamba-Nya. Allah tidak akan membiarkan mereka dalam kekosongan setelah memilih mereka dan menegaskan kepada makhluk-Nya akan bukti rububiah-Nya yang menjadi perantara antara makhluk-Nya dan pengetahuannya. Bahkan Allah Subhanahu Wata'ala telah mengadakan perjanjian dengan mereka lewat lisan manusia-manusia pilihan-Nya dari para Nabi dan mereka yang bertanggung jawab membawa amanat risalah-Nya dari abad ke abad. Allah Subhanahu Wata'ala meletakkan amanat tersebut kepada sebaik-baik orang yang mampu menjaga amanat-Nya. Keturunan-keturunan mulia inilah yang memegang amanat tersebut yang berpindah dari rahim yang suci ke rahim suci lainnya. Semua ini bak rantai yang tak berputus hingga sampai pada keturunan terakhir mereka Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Keturunan termulia dari tambang ilmu dan keutamaan. Keturunan yang lahir dari pohon di mana para Nabi Allah berasal dari sana begitu juga mereka para pembawa amanat ilahi’.
Ali bin Abi Thalib menyifati kezuhudan para Nabi, keberanian, kerendahan hati dan bagaimana Allah melindungi dan mendidik mereka sekaligus menguji dan memberi cobaan kepada mereka dalam perjuangan di jalan Allah. Ali juga menjelaskan kewajiban-kewajiban para Nabi yang dapat dilihat dalam masalah tablig dan dakwah kepada Allah Subhanahu Wata'ala , memberi kabar gembira dan ancaman, menegakkan hukum Allah di bumi, memberi petunjuk manusia dengan mengeluarkan mereka dari kebodohan dan kesesatan dan berjuang menghadapi musuh-musuh Allah.
Jalan yang telah dipersiapkan Allah untuk memberikan petunjuk manusia akan berlangsung secara berkesinambungan hingga hari kiamat. Oleh karenanya, bumi tidak akan pernah kosong dari bukti Allah; baik itu tampak dan diketahui banyak orang atau tersembunyi. Karena yang terpenting adalah bagaimana bukti Allah Subhanahu Wata'ala tetap ada di muka bumi dan tidak lenyap. Ketika kenabian telah berakhir dengan Nabi Muhammad saw, maka perintah pemberian petunjuk berpindah kepada keluarganya yang dikenal sebagai keluarga terbaik. Orang-orang yang bisa berbicara pasti dilakukan dengan kejujuran dan bila berdiam diri tidak didahului. Mereka berasal dari pohon kenabian, dilingkupi oleh risalah kenabian, tempat lalu lalang para malaikat, tambang ilmu pengetahuan dan sumber kebijakan. Mereka orang-orang yang memiliki posisi yang mulia di sisi Allah. Dengan keberadaan mereka Allah Subhanahu Wata'ala menjaga bukti-bukti dan hujjah-Nya. Al-Quran dapat diketahui karena mereka dan dengan Al-Quran mereka dapat dikenal, pada mereka kemuliaan Al-Quran tersimpan dan khazanah kasih sayang Allah dan mereka orang-orang yang disebut dalam Al-Quran Ar-Rasikhun bil ‘Ilm (orang-orang yang menyatu dengan ilmu tentang Al-Quran).
Kesabaran mereka akan menjelaskan seberapa luas ilmu yang dimiliki, bentuk dan perilaku lahiriah mereka akan menunjukkan batin mereka dan diamnya mereka menandakan kebijakan berpikir dan bertutur. Mereka tidak pernah menentang kebenaran dan tidak pernah berselisih dalam hal kebenaran. Mereka adalah tiang-tiang penguat agama dan bak sahabat karib yang menjaga agama. Dengan keberadaan mereka niscaya kebenaran kembali pada takarannya dan kebatilan akan sirna dan lenyap dari tempatnya. Mereka adalah asas agama dan pokok keyakinan. Orang yang telah melampaui batas akan menyesuaikan dirinya dengan menjadikan mereka sebagai tolok ukur dan orang yang tertinggal dapat menyesuaikan diri dengan menjadikan mereka sebagai patokan. Mereka memiliki kekhususan-kekhususan tertentu seperti hak memiliki wilayah (kepemimpinan) dan wasiat serta warisan Nabi tentang kepemimpinan adalah untuk mereka.
Kesabaran mereka akan menjelaskan seberapa luas ilmu yang dimiliki, bentuk dan perilaku lahiriah mereka akan menunjukkan batin mereka dan diamnya mereka menandakan kebijakan berpikir dan bertutur. Mereka tidak pernah menentang kebenaran dan tidak pernah berselisih dalam hal kebenaran. Mereka adalah tiang-tiang penguat agama dan bak sahabat karib yang menjaga agama. Dengan keberadaan mereka niscaya kebenaran kembali pada takarannya dan kebatilan akan sirna dan lenyap dari tempatnya. Mereka adalah asas agama dan pokok keyakinan. Orang yang telah melampaui batas akan menyesuaikan dirinya dengan menjadikan mereka sebagai tolok ukur dan orang yang tertinggal dapat menyesuaikan diri dengan menjadikan mereka sebagai patokan. Mereka memiliki kekhususan-kekhususan tertentu seperti hak memiliki wilayah (kepemimpinan) dan wasiat serta warisan Nabi tentang kepemimpinan adalah untuk mereka.
Ali bin Abi Thalib menegaskan kedudukan dan posisi Ahli Bayt AS. selaku pemimpin baik dalam bidang pemikiran maupun dalam bidang politik. Ali berusaha mendekatkan kepemimpinan yang terlanjur dijauhkan dari pemiliknya yang semestinya setelah ditentukan oleh Nabi Muhammad saw. Beliau mengkritik cara pandang dan kebijakan para khalifah sebelum dirinya baik secara global maupun detil. Sekalipun dengan kritik itu beliau telah merelakan, secara terpaksa, haknya sebagai khalifah dan berusaha mengajukan ide-ide murni yang bersumber dari Nabi tentang kepemimpinan setelah Rasulullah saw. Ali tetap berjuang untuk merealisasikan kebenaran dengan cara dan metode yang bijak dan sesuai dengan kondisi kritis yang sedang dialami negara dan umat Islam pada waktu itu. Beliau mampu mengajukan teori dan sistem yang sempurna dan menyiapkan sejumlah kader untuk menerapkannya ketika kondisi memungkinkan untuk itu.
Mengenal Imam Mahdi
Kajian tentang masalah Imam Mahdi afs. terpengaruh perhatian yang diberikan kepada Al-Quran dan Nabi Muhammad saw. Ali bin Abi Thalib sekalipun dalam kondisi yang sulit di mana masyarakat Islam yang baru dan belum stabil masih tetap memberikan perhatian yang cukup tentang masalah Imam Mahdi AF. Beliau berkata, ‘Ketahuilah bahwa pada suatu hari –dan hari itu akan datang sekalipun kalian tidak mengetahuinya kapan- di mana seorang pemimpin akan muncul dan bukan dari keluarga pemimpin yang ada sekarang. Ia akan menghukumi para pejabat pemerintahan sesuai dengan perbuatan buruk mereka. Bumi akan mengeluarkan barang tambangnya demi sang pemimpin. Ia akan menunjukkan bagaimana cara menjalankan roda pemerintahan dengan adil kepada kalian. Al-Quran dan Sunah Nabi yang sampai sebelum munculnya dipinggirkan dan tidak dipergunakan sebagaimana mestinya akan dihidupkan kembali olehnya’.
Ucapan Ali bin Abi Thalib tentang Imam Mahdi AF. Adalah cara pandang yang detil dan pasti serta memberikan penerangan yang jelas mengenai tanda-tanda kemunculannya. Kemunculannya akan terlihat pada revolusi global yang kemudian memberikan kesempatan kembali kepada Islam memainkan peranannya di dunia Islam dan bahkan untuk manusia dan kemanusiaan. Ali tentang pemimpin revolusi global ini berkata, ‘Oleh Imam Mahdi AF. segala keinginan yang ada akan diikutkan sesuai dengan petunjuk wahyu setelah sebelumnya masyarakat menjadikan hidayah dan petunjuk senantiasa mengikuti hawa nafsunya. Masyarakat dengan segala macam teori yang ada dipaksakan kepada Al-Quran dan Al-Quran hanya dipakai sebagai bahan justifikasi pendapat mereka sementara Imam Mahdi AF. berusaha agar semua teori dan pandangan yang ada malah mengikuti Al-Quran dan bukan sebaliknya’.
Sebuah yayasan yang bernama Muassasah Nahjul Balaghah telah berhasil mengumpulkan hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib tentang Imam Mahdi afs. Hadis-hadis tersebut telah terkumpul dalam satu volume dan hadis yang terkumpul sebanyak 291 hadis. Empat belas hadis berbicara tentang nama, sifat-sifat dan nama panggilan dari Imam Mahdi. Tujuh puluh tujuh hadis menjelaskan tentang keturunan Imam Mahdi AF. bahwa ia berasal dari keturunan Quraisy, Bani Hasyim, Ahli Bayt dan dari keturunan Ali bin Abi Thalib sendiri. Ia adalah keturunan dari Fathimah Az-Zahra a.s. juga keturunan dari Imam Husein a.s. dan salah satu imam kedua belas. Empat puluh lima hadis berhubungan dengan Imam Mahdi afs. dalam Al-Quran, Nahjul Balaghah dan syair yang diucapkan oleh Ali bin Abi Thalib. Dua puluh tiga hadis berbicara tentang para penolong Imam Mahdi afs. dan riwayat-riwayat yang menyinggung tentang pemimpin. Dua belas hadis bercerita tentang masalah keluarga Sufyan dan Dajjal. Dua puluh enam hadis menjelaskan tentang kegaiban Imam Mahdi afs. dan ujian serta cobaan orang-orang Syi’ah semasa kegaiban Imam Mahdi dan keutamaan melakukan penantian kemunculan Imam Mahdi afs. Tujuh puluh lima hadis menceritakan tentang fitnah sebelum kemunculan Imam Mahdi afs. tanda-tanda kemunculannya, apa yang akan diperbuat dan akan terjadi setelah kemunculan Imam Mahdi afs. masalah hewan-hewan berkaki empat di bumi serta Ya’juj dan Ma’juj. Sembilan belas hadis berkaitan dengan keutamaan masjid Kufah dan akan keluarnya seorang dari Ahli Bayt dengan orang-orang dari timur yang membawa pedang di pundaknya selama delapan bulan sehingga orang-orang berkata, ‘Demi Allah! Orang ini dari keturunan Fathimah. Kemudian ia menjelaskan pemerintahan di muka bumi dengan munculnya Imam Mahdi afs. bagaimana ia memerintah dan terakhir bagaimana agama ditutup dengannya.
Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Wahai Kumail! Ilmu yang ada ini akulah pembukanya sementara rahasia yang ada diakhiri oleh Al-Mahdi afs. Wahai Kumail! Kalian perlu memperhatikan masa lalu kalian dan kami yang akan menang dibanding kalian’.
Agama dibuka dan ditutup dengan kami. Karena kami orang-orang selamat dari kesesatan yang ditimbulkan oleh fitnah sebagaimana mereka telah diselamatkan dari kesesatan syirik. Allah swt mendekatkan hati kaum muslimin berkat kami setelah permusuhan yang ditimbulkan oleh fitnah sebagaimana hati dan agama mereka telah didekatkan setelah permusuhan yang berlandaskan kesyirikan’.Seandainya pemimpin kami, Al-Mahdi, telah muncul niscaya langit akan mengucurkan hujan dan bumi akan menumbuhkan tanaman. Permusuhan akan hilang dari hati manusia. Binatang-binatang liar akan menjadi jinak sehingga seorang wanita berjalan dari Irak hingga ke Syam dengan aman. Ia hanya meletakkan kakinya di atas tumbuh-tumbuhan dan perhiasan yang berada di atas kepalanya tetap karena binatang-binatang buas tidak mengganggu dan tidak menakuti-nakutinya’.
Bersambung Insya Allah
Wallahu A'lam
0 komentar:
Post a Comment