Mau Berangkat Haji Sekarang.... ? Wani Piro ....!
0
komentar
Teman-teman pasti tahu dengan iklan yang memopulerkan istilah “wani piro”. Ya, iklan yang jenaka itu seakan menyindir fenomena sosial yang sering terjadi di negeri ini, yakni “apa-apa duit”. Bila menerapkan prinsip ini, kita baru akan bersedia menjalankan sebuah tugas atau pekerjaan dengan baik jika imbalannya besar.
Sebenarnya tidak salah bila kita mengharapkan sebuah imbalan yang besar sebelum melakukan pekerjaan tertentu. Toh setiap usaha yang kita lakukan dengan sebaik-baiknya memang layak mendapatkan imbalan yang setimpal. Namun, bila terlalu terpaku akan harapan tersebut, perkembangan diri kita justru akan menjadi terhambat.
Misalnya begini. Kita merasa bahwa gaji yang kita dapat di perusahaan tempat kita bekerja terlalu sedikit, tidak sebanding dengan skill yang kita punya. Karena tidak puas, kita sengaja menurunkan kualitas kerja, dengan alasan, percuma bekerja sebaik-baiknya bila bayaran yang kita terima tidak sesuai dengan kualitas hasil pekerjaan kita.
Pada suatu ketika, Bos berniat menaikkan (jabatan) beberapa karyawannya untuk mengisi posisi setingkat manajer di perusahaan. Selama beberapa bulan, ia tekun mengamati dan menilai para bawahannya berdasarkan beberapa syarat, yakni punya kontribusi besar untuk perusahaan, rajin bekerja, hasil kerjanya bagus, penuh semangat, dan punya potensi untuk berkembang.
Lihatlah, bila menerapkan prinsip “wani piro”, sudah tentu kita tidak akan masuk daftar karyawan yang akan naik jabatan. Sebaliknya, bagi karyawan lain yang bekerja dengan ikhlas dan sebaik-baiknya, sudah tentu akan dilirik Bos untuk dinaikkan posisinya, yang berarti gajinya akan naik juga.
Ya, bekerja dengan sebaik-baiknya memang tidak ada ruginya. Kalaupun tidak mendapatkan imbalan materi yang menurut kita kurang pantas, paling tidak diri kita jadi bisa berkembang dengan baik sehingga kualitas pribadi kita pun semakin meningkat.
Kondisi bangsa Indonesia saat ini sungguh sangat menyedihkan. Krisis malu dan harga diri telah menyebabkan bobroknya mental para penguasa yang selalu mengatasnamakan rakyat. Mereka mengeruk keuangan negara dengan proyek-proyek bayangan. Manipulasi data, mark up anggaran hingga pada penyunatan bantuan sudah menjadi budaya di kalangan yang menamakan dirinya dengan sebutan elit ini. Imbasnya adalah kesengsaraan rakyat yang berkepanjangan.
Budaya “wani piro?” begitu melekat di hati rakyat Indonesia. Siapa yang berani membayar tinggi maka itulah yang akan dipilihnya meskipun dia tidak memiliki kemampuan apa-apa. Ironis memang, namun itulah kenyataan. Rakyat kita mungkin terlalu lama sengsara dan menderita, sehingga idealisme dan akal sehat tidak lagi mereka gunakan, yang bergaung dibenak mereka hanyalah uang…uang dan uang.
Jika proses awalnya saja salah, maka janganlah berharap akan tercipta suatu hasil yang positif.
Dalam kaidah fiqih dikatakan ” tashorruful Imam Ala Ro’yatihi Manuthun Bil maslahah ” Tindakan seorang imam terhadap rakyatnya haruslah berdasarkan kemaslahatan. Kita semua adalah Imam, setidaknya imam untuk anak cucu kita mendatang dan setidaknya juga kita adalah imam bagi keluarga kecil kita. Jika tindakan yang kita ambil salah sedikit saja, maka bisa jadi hal itu berakibat fatal dalam kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita selanjutnya.
Dampak budaya "wani piro" yang berkaitan dengan Naik Haji atau berangkat haji yang pertama adalah Haji Plus
Siapa yang tidak tahu dengan Ibadah Haji , semua orang islam pastinya ingin sekali menunaikan ibadah Haji yang notabenenya adalah salah satu syarat untuk diakui sebagai umat islam. namun Ibadah haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang mampu saja, sedangkan mereka yang tidak mampu maka tidak diharuskan mengerjakan ibadah haji. Berkaitan dengan Wani Piro ini ONH Plus menurut admin mendapatkan peringkat yang utama , dimana bagi mereka yang mampu dan mau Membayar Lebih maka Quota Naik Haji akan terbuka meskipun jika kita tanyakan kepada pihak penyelenggara Quota Haji telah habis maka dengan Uang yang lebih banyak maka kursi / quota akan ada dan pintu pesawat terbuka lebar akan tetapi kembali lagi kepada permasalahan awal "WANI PIRO...?" "Sim Salabim" "Qun Fayaqun"
Amat sangat ironis sekali ketika hal tersebut kemudian dipolitisir dan dimanfaatkan sejumlah kalangan kembali untuk meraup keuntungan yang tidak seberapa, naas dan sungguh naas ketika aqidah dan akhlak manusia sudah tidak karuan Memang sejatinya hal ini telah disampaikan oleh Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, bahwasanya mendekati hari kiamat hal - hal yang demikian adalah benar adanya dan tidak diragukan lagi bahwa hal tersebut adalah benar adanya.
Jujur saja sebagai umat islam miris ketika melihat hal tersebut, karena Ibadah yang sejatinya dilaksanakan dan diniati semata - mata hanya dan hanya untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu Wata'ala kemudian dimanfaatkan segelintir orang yang merusak dan menghancurkan citra dan nama baik ajaran islam. Na'udzubillahi Min Dzalik.
Dampak budaya "wani piro" yang kedua adalah masih berkaitan dengan Ibadah Haji
Namun kali ini berbeda dari sebelumnya karena , wani piro yang kedua adalah lebih kepada Nepotisme, Ibadah Haji kembali menjadi ajang untuk meraup keuntungan bagi segelintir orang, dengan modus operasi yang hampir sama dengan ONH Plus, budaya "Wani Piro" yang ada pada peringkat dua adalah adanya jatah kursi / quota bagi mereka yang bertindak / berposisi / memiliki jabatan. sebut saja ketua KUA, pimpinan KBIH, Wakil Rakyat dan beberapa pejabat tinggi , masing masing mereka memiliki 2 hingga 5 jatah setiap tahun yang bisa mereka perjual belikan , naas...... naas....... dan naas........... !! Sungguh tragis nasib umat ini.
Sebenarnya masih ada banyak lagi budaya wani piro yang menjangkit di negeri ini, namun untuk bahan renungan di hari ini sabtu tertanggal 24 maret 2012 , cukup inilah dahulu...
Semoga dan semoga kedepan hal - hal yang demikian bisa musnah dan kembali umat islam bisa meyaqini se-yaqin - yaqinnya bahwa , agama ini bukan untuk diperdagangkan.
Harapan dan do'a semoga Allaah Subhanahu Wata'ala mengembalikan segala sesuatunya pada keadaan semula sehinggalah semua umat islam bisa kembali kepada-Nya dengan baik dan mendapatkan tempat yang terbaik. Aamiin ya Rabbal 'Alamin
0 komentar:
Post a Comment