Akibat Tidak Mau Mencegah Kemungkaran
0
komentar
“Telah disiksa penduduk suatu desa yang didiami delapan belas ribu ahli ibadah yang amal dan perbuatan baiknya seperti amal para Nabi.
Seorang sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana bisa demikian?”
Maka Nabi SAW menjawab: “Mereka tidak mau marah karena Allah taala, mereka tidak mau menyeru yang baik dan tidak melarang yang mungkar” (al Hadits).
Semakin modernnya zaman, semakin beragam kemungkaran dilakukan manusia. Bahkan, orang yang mencegah kemungkaran, tak jarang dicemooh. Dianggap sok alim, diancam, dan sejenisnya. Kenyataan ini membuat sebahagian orang yang selama ini ikut membantu mencegah kemungkaran, pasrah pada keadaan. Apa yang terjadi, terjadilah. Tidak mau lagi berusaha aktif mencegahnya, meskipun kemungkaran telah merusak sendi-sendi kehidupan.
Bahkan bagi sebagian orang, jangankan mencegah kemungkaran orang lain, yang dilakukan anggota keluarga sendiri pun tak mau dicegah (lagi). Akibatnya, kemungkaran semakin merajalela.
Kalau mencermati hadits dari Siti Aisyah ra di atas, betapa besar resiko tak mau mencegah kemungkaran. Orang-orang yang gemar beribadah pun akan ditimpa azab, bila ikut membiarkan kemungkaran berlangsung di lingkungannya.
Bahkan dalam hadits yang lain disebutkan, orang-orang yang mengetahui adanya kemungkaran tetapi tidak mau mencegahnya, dianggap sebagai sekutu bagi pelaku kemungkaran tersebut. Seperti seseorang yang mengetahui adanya korupsi, tetapi tak mau mencegahnya, akan dianggap sebagai bagian dari koruptor tersebut.
Memang tak mudah mencegah kemungkaran di zaman sekarang. Tak tertutup kemungkinan, pelapor kemungkaran malah balik dituduh sebagai pelaku kemungkaran. Namun demikian, Rasulullah telah memberikan penjelasan tentang tingkatan mencegah kemungkaran. Yaitu, dengan tangan atau kekuasaan, bila memang berkuasa.
Bila tak mampu, maka dengan lidah. Bila juga tak kuasa, maka wajib mencegahnya dengan hati. Namun diingatkan, mencegah kemungkaran dengan hati atau membencinya, termasuk selemah-lemah iman.
Sumber Aceh Tribun News
0 komentar:
Post a Comment