Hilangkan Kebencian Dan Permusuhan

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
" Hilangkan Kebencian Dan Permusuhan Dengan Kejujuran Dan Persatuan "

"Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka, Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia"

Menjelang pengujung tahun diterima umat Islam Indonesia, Jamaah Syiah Indonesia teraniaya di Sampang Madura. Pesantrennya hangus terbakar, jamaah dan pemimpinnya mengungsi ke tempat aman. Kekerasan yang bermula dari konflik pribadi kakak-adik (Tajul Muluk dan Roisul Hukama) berakhir dengan duka dan rasa malu yang harus ditanggung seluruh umat Islam.


Perseteruan aliran dalam Islam antara Sunni dan Syiah sudah berlangsung lama dalam sejarah Islam. Bermula dari permusuhan Ali ibn Abi Thalib dengan Muawiyah pada abad I Hijriah, lahirlah dua aliran yang sejatinya mengaku sama-sama muslim tetapi menempuh cara berbeda dalam beberapa hal.

Hubungan mereka tidak selalu berdarah-darah. Bahkan dalam beberapa kasus, relasi Sunni-Syiah sangat mesra. Memang Syiah di Iran dengan Sunni di Arab Saudi (dan di beberapa wilayah Timur Tengah) mencolok permusuhannya. Dalam konteks Indonesia, Sunni-Syiah berjalan akur dan tidak terlibat konflik serius. Bahkan dalam banyak hal, dua komunitas itu (khususnya Sunni-nahdliyin) memiliki kesamaan dalam kultur keagamaan, seperti shalawatan, dibaan dan sebagainya.

Sejauh dapat diteliti, Syiah di Indonesia (baik Lembaga Komunikasi Ahlul Bait / LKAB maupun IJABI) menampakkan wajah moderat dan tidak tidak ofensif dalam berdakwah. Tetapi tidak menutup kemungkinan, terdapat beberapa yang menjurus radikal. Kejadian di Sampang mestinya tidak terjadi, bila masing-masing pihak sadar bahwa kebaikan tidak boleh diperjuangkan dengan kekerasan, sekali pun atas nama membela akidah , karena pada dasarnya kekerasan islam / perang yang terjadi didalam sejarah umat islam adalah dikarenakan membela diri. 

Pada saat menurunkan agama Islam, Allah telah mengingatkan Rasul-Nya, yang bertugas menyebarkan agama ini kepada umat sejagad dengan pesan pendek yang sungguh indah bila dapat terwujud, wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ’alamin. ’’Aku (Allah) tidak mengutusmu kecuali untuk menebar kasih sayang kepada seluruh alam.’’ Di samping misi menyempurnakan akhlak manusia.

Pesan Keagungan Akhlak ini telah dibaca ribuan kali oleh umat Islam, para kiai, ustad, bahkan dengan tangis dan linangan air mata. Tetapi sadarkah bahwa ayat dan hadis itu juga telah dilecehkan oleh umatnya sendiri. Sekelompok umat Islam setiap hari berdakwah dan isinya caci maki dan sumpah kepada sesama umat Islam. Kata kafir, bid’ah, thagut, ahli neraka dan sejenisnya. Islam mengajarkan umatnya untuk mengajak kepada kebaikan dengan cara yang baik, bukan paksaan apalagi kekerasan. Kepalan tangan dan teriakan ala demonstran, bukan cara yang baik.

Akidah Islam wajib dipertahankan tapi dengan akhlak terpuji. Rasakan bedanya antara berjuang dengan akhlak dan berjuang asal berjuang. Kalau mau jujur, tantangan yang dihadapi para dai saat ini belum seberapa dibandingkan dengan cobaan yang dihadapi Nabi Muhammad shallallahu Alaihi Wasallam. jangankan dengan saudara seiman seperti syiah Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam ketika mengajak orang yang jelas-jelas kafir, jahat, dan suka menyakiti, tetap dengan cara santun dan lemah lembut.

Nabi Muhammad memiliki ghirah agar seluruh umatnya selamat. Semua orang diajakke jalan yang lurus. Ia tidak suka kepada sahabat yang suka membentak ketika berdakwah. Abu Sufyan, musuh besar Nabi Muhammad luluh hatinya dan akhirnya memeluk Islam karena keagungan akhlak Rasulullah.

Semangat juang dan sifat dasar dakwah Nabi Muhammad yang lembut dan penuh kasih sayang kepada siapa pun adalah perilaku berdakwah yang patut diteladani. Islam tak pernah mengajarkan umatnya untuk menggunakan paksaan atau kekerasaan dalam berdakwah. Nabi Muhammad SAW adalah teladan paripurna bagi para dai yang hidup sekarang ini.

Mungkinkah Aliran-Aliran Islam Bersatu ?

Barangkali pembaca sekalian akan merasakan apa yang penulis rasakan, yaitu sedih melihat kaum muslimin sekarang ini terpecah-belah dalam berbagai kelompok dan golongan. Ada yang menempuh jalur politik, yang dari situ, terpecahlah menjadi berbagai partai belabel Islam dengan ciri khasnya masing-masing. Di sisi lain, ada yang menempuh jalur pemikiran liberal. Ada yang menempuh jalur kulturalisasi dengan tradisi leluhur secara mentah-mentah. Ada yang menempuh jalur penegakan khilafah Islamiyyah. Ada pula yang melalui jalur terorisme dan pengebomam, sebagaimana yang baru marak akhir-akhir ini. Barangkali, di antara pembaca ada yang bertanya, “Mana di antara kelompok-kelompok Islam itu yang benar? Mengapa mereka berjalan dengan cara-caranya sendiri. Mengapa langkah mereka tidak sama, padahal mereka sama-sama Islam? Mengapa sesama Islam tidak bersatu? Mungkinkah umat Islam akan bersatu?

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ

 قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ 

لَكُمْ آَيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

“Berpeganglah kalian semua pada tali (agama) Allah dan janganlah kalian berpecah belah. Ingatlah nikmat yang Allah curahkan kepada kalian ketika kalian dulu bermusuhan, lalu Allah lembutkan hati-hati kalian. Kemudian, dengan nikmatNya kalian menjadi bersaudara. (Ingatlah pula) dulu kalian di tepi jurang neraka, lalu Allah selamatkan kalian. Demikianlah, Allah jelaskan ayat-ayatNya kepada kalian, mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk.” (Q.S. Ali Imron: 103)

Jika kita membaca ayat yang mulia di atas, niscaya kita akan mengetahui bahwa persatuan adalah hal yang diperintahkan Allah ta’ala. Sebaliknya, permusuhan dan perselisihan adalah hal yang Allah larang. Ini karena permusuhan dan perselisihan adalah penyebab utama kekalahan dan kehancuran kaum muslimin. Kemudian, ketahuilah bahwa permusuhan yang paling besar bahayanya adalah permusuhan dalam masalah agama. Perhatikanlah, Allah menyertakan kedua sebab akibat (perselisihan-kehancuran) dalam satu ayat karena pada umumnya persilangan pendapat itu muncul karena kelalaian dalam menaati Allah dan rasulNya. Allah ta’ala berfirman

وأطيعوا الله ورسوله ولا تنازعوا فتفشلوا وتذهب ريحكم

Taatilah Allah dan Rasul-Nya. Janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu gentar dan hilang kekuatanmu” (Q.S. Al-Anfal: 46)

Dalam ayat di atas, secara gamblang Allah jelaskan bahwa saling berbantah-bantahan adalah sumber timbulnya kegentaran kaum muslimin dan hilangnya kekuatan mereka, yang hal ini tentunya merupakan sebab kelemahan kaum muslimin. Bagaimana mungkin negeri kaum muslimin akan dipandang hebat oleh negara-negara kafir jika kekuatan kaum muslimin hilang ? Maka, jalan untuk mengembalikan kekuatan kaum muslimin adalah dengan meninggalkan sikap saling bermusuhan, menjauhi bantah-bantahan, dan berusaha untuk bersatu.

Maka, betapa sedih hati ini di kala kita berusaha menyeru kepada persatuan, dengan mendakwahkan dan menyebarkan sunnah, serta memberi peringatan kepada umat segala bahaya baik yang dekat maupun yang agak jauh, di saat itu pula muncul kata-kata, Jangan memecah belah barisan kaum muslimin dari dalam…! Jangan melempar debu dari luar…! Jangan membangkitkan perselisihan di antara kaum muslimin…! Kita menjalin kerja sama dalam masalah-masalah yang kita sepakati dan saling toleran terhadap masalah-masalah yang masih kita perselisihkan. 

Kenapa juga harus berselisih.....?!

Jalani saja apa yang saudara dapatkan, perbedaan apapun yang ada kesemuanya adalah ujian , maka ..... berlomba-lombalah berbuat kebajikan. kelak Allah Subhanahu Wata'ala yang akan menjelaskan tentang semua yang kita perselisihkan (Al Ayat)

Bersambung ..... Insya allah ......

0 komentar:

Post a Comment

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About