Shalat Sunnah Dhuha
0
komentar
Shalat Sunnah Dhuha adalah salah satu shalat sunat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa shalat Dhuha pada waktu pagi hari diantaranya adalah hadist yang diriwayatkan oleh muslim :
"Pada setiap pagi, pada tiap-tiap ruas persendian di antara kalian memiliki hak, yaitu shadaqoh. Setiap tasbih adalah shadaqoh, setiap tahmid adalah shadaqoh, setiap tahlil adalah shdaqoh, setiap takbir adalah shadaqoh, amar ma’ruf termasuk shadaqoh, mencegah dari kemungkaran termasuk shadaqoh, maka yang mencukupi demikian itu adalah shalat dhuha dua rokaat.” (HR. Muslim)
Didalam Surah Adh-Dhuha Allah swt bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam: “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2).
Jika kita hanya membacanya saja tanpa memikirkan dan memahami ayat diatas yang kita dapat hanyalah bacaan di mulut selepas itu hilanglah sudah , padahal didalam ayat diatas jelas - jelas Allah Subhanahu wata'ala bersumpah demi waktu sepenggalah naik dan malam yang jika kita mau memahami lebih dalam maka akan kita dapatkan dua waktu shalat yakni Dhuha dan Tahajjud.
Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang utama paling dalam setiap harinya, disamping shalat wajib yang memang sudah ditentukan waktunya.
Sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha : “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu dilain sa’at ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).
Mukjizat Dhuha
Kalau kita amati disekitar kita, setiap pagi setiap orang di dunia disibukkan dengan usaha, aktivitas dan urusannya masing-masing. Entah itu bekerja di kantor yang jadi pegawai, ngajar disekolah yang berprofesi jadi guru, mencari penungpang yang jadi sopir atau becak, mencari berita bagi yang jadi wartawan, menaiki perahu bagi yang nelayan dan pergi kesawah sambil membawa cangkul bagi yang pekerjaannya hidupnya sebagai petani, ada yang ke pasar, ke took dan lain sebagainya. Semua itu adalah pekerjaan yang baik karena mau bekerja dan berkarya. Karena kalau kita baca sejarah, semua para Nabi bekerja keras. Tidak ada Nabi yang kerjanya hanya menunggu keajaiban rezeki yang datang dari langit. Tetapi ditengah kesibukannya – sebelum memulai usahanya – para utusan Allah itu melakukan permohonan kepada Allah untuk dilancarkan usahanya. Seperti melakukan shalat dhuha atau yang lainnya.
Waktu dhuha adalah waktu yang penuh dengan fadhilah, terutama untuk mengawali aktivitas, baik yang bersifat duniawi (bisnis) atau yang bersifat ukhrawi. Kenapa disebut waktu yang penuh fadilah? Karena saat itu manusia sibuk dengan usuhanya sendiri-sendiri dan terkadang lupa akan Tuhannya, sepertinya yang mereka lakukan adalah hasil jerih usuhanya sendiri. Mereka banyak yang lupa bahwa rezeki yang ia dapatkan adalah datang dan merupakan anugerah (memberian) dari Allah.
Sampai saat ini, shalat dhuha dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu shalat untuk melancarkan rezeki dan bisa memperpanjang umur. Tidak sedikit orang yang sukses di dunia ini yang keluar dari (madrasah) shalat dhuha dan shalat sunnah lain seperti tahajjud. Karena Rasulullah menganjurkan bagi pengikutnya sebelum melakukan aktivitas seharus shalat dhuha terlebih dahulu. Shalat dhuha menjadi pintu awal untuk kesuksesan seseorang dalam aktivitasnya. selain itu Shalat merupakan media untuk minta sesuatu kepada Sang Rahman dan Sang Rahim. maka sudah sepantasnya dan sudah selayaknya kita memohon kepadanya terlebih dahulu sebagai perwujudan seorang hamba yang tiada daya dan upaya selain dari pertolongan-Nya.
Kalau kita amati disekitar kita, setiap pagi setiap orang di dunia disibukkan dengan usaha, aktivitas dan urusannya masing-masing. Entah itu bekerja di kantor yang jadi pegawai, ngajar disekolah yang berprofesi jadi guru, mencari penungpang yang jadi sopir atau becak, mencari berita bagi yang jadi wartawan, menaiki perahu bagi yang nelayan dan pergi kesawah sambil membawa cangkul bagi yang pekerjaannya hidupnya sebagai petani, ada yang ke pasar, ke took dan lain sebagainya. Semua itu adalah pekerjaan yang baik karena mau bekerja dan berkarya. Karena kalau kita baca sejarah, semua para Nabi bekerja keras. Tidak ada Nabi yang kerjanya hanya menunggu keajaiban rezeki yang datang dari langit. Tetapi ditengah kesibukannya – sebelum memulai usahanya – para utusan Allah itu melakukan permohonan kepada Allah untuk dilancarkan usahanya. Seperti melakukan shalat dhuha atau yang lainnya.
Waktu dhuha adalah waktu yang penuh dengan fadhilah, terutama untuk mengawali aktivitas, baik yang bersifat duniawi (bisnis) atau yang bersifat ukhrawi. Kenapa disebut waktu yang penuh fadilah? Karena saat itu manusia sibuk dengan usuhanya sendiri-sendiri dan terkadang lupa akan Tuhannya, sepertinya yang mereka lakukan adalah hasil jerih usuhanya sendiri. Mereka banyak yang lupa bahwa rezeki yang ia dapatkan adalah datang dan merupakan anugerah (memberian) dari Allah.
Sampai saat ini, shalat dhuha dikenal oleh banyak orang sebagai salah satu shalat untuk melancarkan rezeki dan bisa memperpanjang umur. Tidak sedikit orang yang sukses di dunia ini yang keluar dari (madrasah) shalat dhuha dan shalat sunnah lain seperti tahajjud. Karena Rasulullah menganjurkan bagi pengikutnya sebelum melakukan aktivitas seharus shalat dhuha terlebih dahulu. Shalat dhuha menjadi pintu awal untuk kesuksesan seseorang dalam aktivitasnya. selain itu Shalat merupakan media untuk minta sesuatu kepada Sang Rahman dan Sang Rahim. maka sudah sepantasnya dan sudah selayaknya kita memohon kepadanya terlebih dahulu sebagai perwujudan seorang hamba yang tiada daya dan upaya selain dari pertolongan-Nya.
Wallahu A'lam
Baca lebih lanjut disini atau Shalat Dhuha atau Do'a Shalat Dhuha
0 komentar:
Post a Comment