Rahasia 'Gitu Aja Kok Repot'
0
komentar
Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing." Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya
Almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur identik dengan kata-kata 'Begitu Saja Kok Repot'. Apa rahasia kata-kata yang sering dilontarkan Gus Dur saat masih hidup itu.
Kebanyakan orang menganggap 'Begitu Saja Kok Repot' adalah sekedar joke milik Gus Dur. Namun bagi Zanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, kata-kata sederhana itu sarat dengan makna. Betapa tidak, kata-kata itu berasal dari ilmu fikih. Yakni berasal dari kosakata arab Yasir Wa La Tuasir yang artinya permudah dan jangan dipersulit.
"Kata-kata Gus Dur yang akrab ditelinga kita, yakni Begitu Saja Kok Repot itu bukan sekedar guyonan. Namun mempunyai makna yang cukup dalam. Kata-kata itu berasal dari fikih Islam; Yasir Wa La Tuasir. Artinya, permudah dan jangan dipersulit," kata putri kandung Gus Dur ini, di Jombang.
Oleh karena itu, sambung Yenny, ayahnya tidak pernah mempersulit segala urusan. Semua orang yang mengalami kesulitan dan datang ke Gus Dur akan selalu dibantu. Gus Dur tidak pernah memandang latar belakang, suku, ras, agama, dan golongan.
Perempuan yang baru melepas masa lajang ini menambahkan, pernah suatu ketika ayahnya menasehati tentang pandawa dan kurawa. Bagi kebanyakan orang pandawa adalah symbol kebaikan. Sedangkan kurawa adalah symbol kebobrokan. Namun bagi Gus Dur, hal itu tidak bisa dilihat secara hitam putih. "Bagi Gus Dur, kurawa adalah kebobrokan yang berproses menuju kebaikan,' kata Yenny menirukan nasehat sang ayah.
Kebanyakan orang menganggap 'Begitu Saja Kok Repot' adalah sekedar joke milik Gus Dur. Namun bagi Zanuba Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, kata-kata sederhana itu sarat dengan makna. Betapa tidak, kata-kata itu berasal dari ilmu fikih. Yakni berasal dari kosakata arab Yasir Wa La Tuasir yang artinya permudah dan jangan dipersulit.
"Kata-kata Gus Dur yang akrab ditelinga kita, yakni Begitu Saja Kok Repot itu bukan sekedar guyonan. Namun mempunyai makna yang cukup dalam. Kata-kata itu berasal dari fikih Islam; Yasir Wa La Tuasir. Artinya, permudah dan jangan dipersulit," kata putri kandung Gus Dur ini, di Jombang.
Oleh karena itu, sambung Yenny, ayahnya tidak pernah mempersulit segala urusan. Semua orang yang mengalami kesulitan dan datang ke Gus Dur akan selalu dibantu. Gus Dur tidak pernah memandang latar belakang, suku, ras, agama, dan golongan.
Perempuan yang baru melepas masa lajang ini menambahkan, pernah suatu ketika ayahnya menasehati tentang pandawa dan kurawa. Bagi kebanyakan orang pandawa adalah symbol kebaikan. Sedangkan kurawa adalah symbol kebobrokan. Namun bagi Gus Dur, hal itu tidak bisa dilihat secara hitam putih. "Bagi Gus Dur, kurawa adalah kebobrokan yang berproses menuju kebaikan,' kata Yenny menirukan nasehat sang ayah.
Wallahu A'lam
Sumber ikilah.com
0 komentar:
Post a Comment