Orang Gila Pengantar Uang
0
komentar
"Di bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin, dan juga pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? " Adz Dzaariyaat : 20 - 21
Kisah Nyata (suer...! ♥) dikisahkan langsung oleh seorang penjual nasi (istri , suami dan keluarganya) kepada admin :
Al Kisah hidup sepasang suami istri yang sudah bertahun tahun hidup dalam kesedihan , rumah tak punya , warung tempat jualan nasi pun menyewa , tak hanya itu ; penderitaan mereka karena ternyata sanak famili tidak sama sekali ikut membantu keduanya. sungguh pedih dan menyedihkan ketika semua yang ditempati oleh keluarga itu (rumah dan warung nasi) adalah milik adik nya sendiri.
"Bu Sayang" begitulah panggilan akrab ibu pemilik warung itu, dengan ditemani suami dan anak-anaknya setiap hari mereka harus berjualan nasi dari pagi hingga sore hari bahkan tak jarang hingga malam hari. Saat syahur (waktu sebelum subuh) hingga menjelang subuh mereka sudah kepasar untuk membeli sayur dan kebutuhan untuk berjualan nasi.
Paginya mereka harus juga menyiapkan segala sesuatunya (kebutuhan untuk berjualan) serapi mungkin agar terlihat baik oleh para pelanggan.
Suatu ketika .......
Karena terhimpit beban yang memang sudah tidak kepalang tanggung , akhirnya sepasang suami istri itu , meminta nasehat kepada seorang kyai (pemilik pondok pesantren) agar dimudahkan dalam menjalani kehidupan dan diberikan amalan agar usahanya lancar.
Singkat cerita ; keduanya pun mulai mengamalkan segala apa yang diberikan oleh pak kyai , mulai dari shalat rutin , sampai amalan dzikr tengah malam, namun ...... dibalik itu semua ada satu pesan kyai dimana kedua orang pasangan suami istri itu haruslah bersabar menjalani kehidupan selama 3 bulan lamanya.
Sial dan Naas tak dapat ditolak , setelah menjalankan perintah pak kyai , bukannya kebaikan dan kelancaran usaha yang datang kepada keduanya, melainkan ujian dan godaan yang semakin berat. setiap hari selalu ada saja pengemis atau orang gila yang datang dan menghancurkan serta memporak-porandakan tempat jualan mereka. Tidak hanya disitu ; karena dagangan mereka (lauk pauk , minuman , rokok , dll) seringkali diambil orang tidak dikenal dengan paksa dan tanpa membayar sepeserpun.
Sesekali kedua pasangan itu harus juga membuat lauk dan sayur baru karena belum juga siang , dagangan mereka habis tanpa mendapatkan keuntungan. pedih dan perih menghiasi kehidupan pasangan tersebut bahkan ketika mereka semakin dekat kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Tidak ada sedikitpun senyuman dan canda pada kehidupan mereka , karena apa yang mereka alami justru kepedihan yang semakin menjadi jadi, Namun........ karena ini memang pesan dari pak Kyai (pemilik pondok pesantren) mereka berdua tetap tabah menjalaninya , meski dengan tetesan keringat dan air mata.
Satu bulan , dua bulan , tiga bulan .... mereka jalani kehidupan dengan ujian dan cobaan yang pedih , hingga suatu ketika , di pagi buta seperti biasa keduanya berangkat ke warung untuk mulai menjalankan usahanya. ditemuinya seorang pengemis tua dengan pakaian compang camping (mirip orang gila) sedang duduk didepan warung mereka.
Cobaan lagi...... cobaan lagi .......... dalam pikiran mereka , karena sudah terbiasa setiap hari selalu ada saja pengemis / orang gila yang meminta makan dan atau mengganggu dagangan mereka. Tanpa berpikir dan berkata panjang lebar lagi , mereka pun mempersilahkan pengemis / orang gila tadi untuk masuk ke warung dan menyuguhkan makanan dan minuman.
Namun tidak seperti biasa karena kali ini pengemis tadi sangat sopan dan tidak banyak tingkah dan bicara, setelah disuguhkan makanan dan minuman, dihabiskannya suguhan dari bu sayang dan pak sayang tanpa sisa. dengan kemudian meminta kepada pak sayang agar diantarkan ke statiun terdekat karena ingin pulang kembali kerumahnya.
Pak sayang pun tidak menolak dan atau menghardiknya , diantarkan pengemis tadi ke statiun terdekat sekaligus diberinya uang saku untuk bekal diperjalanan, kemudian berpamitan pulang kembali ke warung.
Tak diduga dan tak disangka setelah pak sayang sampai ke tempatnya berjualan ada sesuatu milik pengemis tadi yang tertinggal , sesuatu yang dibungkus dalam kain seperti layaknya bungkusan kain milik orang gila. serta merta pak sayang pun berlari kembali menyusul pengemis tadi ke statiun untuk mengantarkan bungkusan miliknya yang tertinggal.
Dicari kesana kemari dan ditanyakan kesana dan kesini disekitar statiun namun tak juga ditemukan pengemis tadi, setelah sekian lama mencari dan dirasa sudah tidak mungkin lagi ditemukan , pak sayang pun kembali pulang membawa bungkusan tadi.
Singkat cerita .... karena merasa penasaran dengan isi bungkusan tadi, pak sayang dan bu sayang kemudian dibukanya dan.........
Subhanallah......... Ternyata bungkusan tadi berisi uang Rp. 50.000 dan Rp. 20.000 dengan jumlah kurang lebih 50. juta rupiah.. tersungkur dan menangis .... mereka berdua seraya memanjatkan puji syukur tiada henti - hentinya , tangisan pun tak urung keluar dari mereka berdua, entah malaikat mana yang barusan tadi mengantarkan uang itu.
Namun......... beberapa saat kemudian mereka kembali teringat, bahwa uang itu bukan milik mereka dan mereka berdua takut dan khawatir kalau - kalau uang itu mendatangkan mudharat bagi mereka berdua. akhirnya dibawalah uang itu dan disampaikan segala apa yang terjadi kepada mereka kepada Pak Kyai.
Diceritakan berbagai kisah dengan panjang lebar oleh Pak Kyai, dan diberitahukannya bahwa pengemis / orang gila tadi adalah pesuruh Allah / hamba Allah yang memang mau mengantarkan uang kepada mereka , pun demikian dengan para pengemis dan orang gila yang memporak porandakan dagangan mereka , serta para tamu yang makan dan minum serta mengambil rokok tanpa membayar adalah ujian bagi mereka.
Karena telah lulus dari berbagai ujian dan cobaan, dikirimlah hadiah kepada mereka sebagai balasan kesabaran , keikhlasan , keridhaan , serta tawakkal mereka kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Kisah Nyata "Warung Bu Sayang" (Memory Perjalanan Mencari Jati Diri dan Tanda - Tanda Kekuasaan Ilahi)
Wallahu A'lam
0 komentar:
Post a Comment