Lima Jenis Ciuman Yang Harus Diketahui

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Dalam beberapa kebudayaan, ciuman merupakan simbol penghormatan, seperti para Anglo-Saxon yang mencium Alkitab. Dalam periode awal Kristen, ciuman adalah suatu ritual, dan hingga kini masih dianggap seperti itu dalam kegiatan tertentu, seperti ketika mencium kaki Paus, relik, atau cincin uskup. Crawley menyatakan bahwa ciuman sangatlah penting dalam agama untuk menunjukkan bahwa ciuman adalah suatu ritual. Di Gereja, ritual ciuman dilakukan setelah prosesi pembaptisan, juga sebagai penghormatan kepada orang-orang suci dan pahlawan agama. Crawley mencontohkan, "Yusuf mencium Yakub, dan Paulus dicium oleh murid-muridnya. Yusuf mencium ayahnya yang telah meninggal," dan kebiasaan ini dipertahankan dalam peradaban kita sebagai ciuman perpisahan pada saudara yang telah meninggal, walaupun sekte tertentu melarang hal ini.


Ada unsur khas dalam ritual Kristen yang diamati oleh Justin pada abad kedua dan kini disebut sebagai ciuman perdamaian. Conybeare berpendapat bahwa ciuman ini berasal dari Sinagog Yahudi sementara Philo, filsuf Yahudi kuno menyebutnya ciuman kerukunan. Crawley menjelaskan, "Firman Allah membawa permusuhan bersama dengan kerukunan dan ciuman cinta." Santo Siril juga menulis bahwa "ciuman ini adalah tanda bahwa jiwa kita bersatu, dan bahwa kita membuang semua ingatan tentang luka."

Dalam Islam, kaum Muslim berusaha untuk menyentuh atau mencium Hajar Aswad ketika melaksanakan ibadah haji atau umrah. Mereka melakukannya karena mengikuti apa yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW, bahkan ciuman dan berpelukan saat bertemu dengan saudara dalam islam juga disunnahkan.

Berbicara tentang ciuman berikut ada lima jenis ciuman utama yang biasa dilakukan oleh manusia : ciuman cinta, ciuman kasih sayang, ciuman kedamaian, ciuman penghormatan, dan ciuman persahabatan, yang penjelasannya adalah sebagai berikut ;

Ciuman cinta

Berciuman adalah aktivitas seksual yang paling umum dilakukan oleh remaja selain berpegangan tangan. Nyrop membahas pentingnya ciuman sebagai ekspresi langsung dari cinta dan emosi erotis. Ia menggambarkan ciuman cinta sebagai "pesan gembira dari kerinduan cinta, keabadian cinta, dan hasrat." Ia menambahkan, bahwa ciuman cinta "menganugerahkan perasaan memabukkan serta kebahagiaan yang tak terbatas, dan oleh karena itu melampaui semua kebahagiaan duniawi lainnya". Ia juga membandingkannya dengan prestasi dalam kehidupan, "bahkan karya seni tertinggi pun tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan ciuman penuh gairah cinta dari seorang wanita". Nyrop juga berpendapat bahwa semua orang membutuhkan ciuman dan ciuman mampu membawa orang pada kedewasaan.

Ciuman kasih sayang

Ciuman juga dapat dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kasih sayang tanpa unsur erotisme. Ciuman jenis ini mengekspresikan rasa kasih sayang, rasa syukur, simpati, kebahagiaan, dan kesedihan mendalam. Contoh yang paling umum adalah perasaan kasih sayang orang tua untuk anaknya. Meskipun begitu, Ciuman ini tidak hanya terjadi antara antara orang tua dan anak, tetapi juga bisa terjadi di antara anggota keluarga dan bahkan orang lain di luar ikatan keluarga. Tradisi ini tertulis dalam Alkitab, seperti ketika Orpa mencium ibu mertuanya dan ketika Musa pergi menemui ayah mertuanya, ia melakukan penghormatan dan menciumnya, dan mereka saling bertanya tentang kesejahteraan. Ciuman dalam keluarga di bangsa Yunani disebutkan ketika Odiseus tiba di rumahnya dan bertemu gembala-gembalanya yang setia. Kasih sayang bisa menjadi penyebab ciuman, tidak hanya di kalangan orang-orang yang saling mencintai, tetapi juga sebagai ungkapan rasa syukur yang mendalam. Ketika Paulus pergi meninggalkan pemimpin jemaat di Efesus, mereka semua menangis, dan mencium Paulus. Selain itu, ciuman juga dilakukan untuk menunjukkan rasa simpati atas meninggalnya seseorang.

Dalam dongeng, ciuman kasih sayang kadang-kadang memainkan peran penting, contohnya untuk memasang mantra atau untuk mematahkan kutukan jahat, kadang-kadang juga untuk mengembalikan seseorang ke wujud aslinya. Kekuatan ciuman ditemukan dalam berbagai literatur di berbagai negara, misalnya dalam roman Perancis kuno (Lancelot, Guiglain, Tirant le blanc) ketika sang putri diubah oleh kekuatan jahat menjadi naga yang mengerikan dan hanya bisa kembali menjadi manusia jika ada ksatria gagah berani yang menciumnya. Dalam cerita "Si Cantik dan Si Buruk Rupa," seorang pangeran yang diubah menjadi monster dicium oleh seorang gadis dan kembali menjadi manusia.

Ciuman kasih sayang juga dapat dilakukan setelah kematian seseorang. Dalam Kitab Kejadian tertulis bahwa ketika Yakub mati, Yusuf mendekati wajah ayahnya dan menangis atas-Nya dan menciumnya. Dalam Islam, ada hadis tentang Abu Bakar (Shahabat, ayah mertua, sekaligus penerus Rasulullah Muhammad) yang menceritakan bahwa ketika sang nabi wafat, Abu Bakar pergi ke dalam kemah Muhammad, menyingkap wajahnya, dan menciumnya. Nyrop menulis bahwa "Ciuman adalah bukti kasih sayang terakhir yang dapat kita berikan kepada orang yang kita kasihi. Di zaman kuno ciuman dipercaya akan ikut menyertai manusia ke dunia bawah

Ciuman perdamaian 

Ciuman perdamaian digunakan sebagai ungkapan cinta rohani yang mendalam dalam Gereja Kristen primitif. Kristus berkata, "Damai bersamamu, damaiku untukmu" dan kemudian anggota Gereja Kristus saling memberikan kedamaian simbolis melalui ciuman. Santo Paulus berulang kali berbicara tentang "ciuman suci". Dalam suratnya kepada orang Romawi, dia menulis: "Hormatilah sesama manusia dengan ciuman suci," sedangkan dalam surat pertamanya ke Tesalonika, ia mengatakan: "Salam semua saudara dengan ciuman suci."
Ciuman suci juga digunakan dalam perayaan sekuler. Pada Abad Pertengahan, Orang-orang menunjukkan perdamaian dengan cara berciuman, bahkan para ksatria saling berciuman sebelum pergi berperang dan saling memaafkan kesalahan masing-masing. Ciuman suci juga ditemukan dalam ritual gereja, misalnya pembaptisan, pernikahan, pentahbisan, penguburan. Seiring berakhirnya abad pertengahan, ciuman tidak lagi digunakan sebagai tanda resmi perdamaian

Ciuman penghormatan telah dipraktikan oleh orang-orang pada masa kuno untuk menghormati dewa, raja dan kaisar, kuil dan altar. Untuk menunjukan penghormatan, orang-orang juga mencium tanah. Selain itu matahari dan bulan juga disalami dengan ciuman.

Ketika nabi Hosea menyesalkan kebodohan orang Israel, ia menyebutkan bahwa mereka menciumi patung sapi. Pada masa kuno, orang-orang menciumi tangan, kaki, dan mulut patung yang menjadi sesembahan mereka. Cicero menulis bahwa bagian bibir dan janggut patung Herkules di Agrigentum selalu diciumi oleh para penyembahnya.

Ciuman pada salib dengan patung Yesus dianggap sebagai sesuatu yang suci. Di beberapa negara hal itu dilakukan sambil melakukan sumpah bahwa yang akan dikatakan adalah benar. Selain itu, orang Kristen juga menciumi patung Bunda Maria dan para Santo.

Ciuman penghormatan

Ciuman penghormatan juga mewakili kerendahan hati dan rasa hormat. Ciuman ini dilakukan secara luas pada zaman kuno, dan Nyrop memberikan contoh: "Orang-orang melemparkan diri ke tanah di depan pemimpin mereka dan menjilati jejak kakinya." Pada masa Romawi, para budak menciumi tangan tuan mereka; murid mencium gurunya dan prajurit mencium kaptennya.Orang-orang juga mencium tanah sebagai tanda rasa syukur ketika kembali ke tempat asalnya, misalnya ketika Agamemnon kembali setelah Perang Troya. Pada masa modern, ciuman penghormatan sudah jarang dilakukan kecuali di gereja

Ciuman persahabatan

Ciuman juga umum digunakan dalam budaya Amerika dan Eropa sebagai salam antara teman atau kenalan. Ciuman ramah ini sekarang umum dilakukan di antara pria dan wanita. Sebelum abad ke-20, ciuman ini jarang dilakukan di antara pria kecuali oleh keluarga kerajaan. Ciuman ini kadang dilakukan untuk menyertai jabat tangan. Ciuman ini juga dilakukan oleh tamu yang telah dijamu dengan baik oleh tuan rumah

0 komentar:

Post a Comment

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About