Menggapai Keikhlasan Hati Dari Rahasia Qalbu

Posted by "membaca Al Quran 0 komentar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

Sahabat Fillah yang Insya Allah selalu dalam bimbingan-NYA…

renungan jelang senja kali ini adalah tentang… “…apakah yang qt lakukan atau perbuat… berniat untuk ke-Ridhaian Allah SWT… ataukah… berniat untuk sebuah keMarah-an dan keKecewa-an…?...”

Allah SWT berfirman… “Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” [QS. 64 – At Taghabuun : 11]

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” [QS. 57 – Al Hadiid : 22]

dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu… dia berkata… :

saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda… : “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya… Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan… Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-NYA… maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-NYA… Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya… atau karena wanita yang ingin dinikahinya… maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan…” [HR. Bukhari dan Muslim]

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam pun bersabda… : "Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) benuk tubuh dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat hati kalian." [HR. Musim]

mudah-mudahan bermanfaat… Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh… salam santun fillah…

“Apakah setiap yang qt lakukan atau perbuat… berniat untuk ke-Ridha-an Allah SWT… atau… berniat untuk suatu ke-Marah-an dan ke-Kecewa-an…?”

Alkisah… di sebuah padepokan yang asri… tampak sang Guru sedang santai sambil memandangi kumpulan bunga anggrek… yang tertata artistik… terawat… dan sedang mekar-mekarnya dengan indah…

Pada suatu hari ketika hendak berkelana… di kumpulkanlah seluruh santri-santrinya… kemudian dia berpesan kepada santri-santrinya… "Anak-anakku… guru akan pergi mengunjungi kakek guru… dan saudara-saudara seperguruan lainnya… kalian tetaplah rajin belajar dan berlatih… dan jangan lupa untuk hati-hati merawat tanaman bunga anggrek kesayangan guru ini ya…"

para santri-santri menerima pesan itu dengan patuh…  “berapa lama guru akan meninggalkan kami…?” tanya salah seorang santrinya… “mungkin paling cepat 2 bulan guru baru akan tiba kembali…” jawab sang guru…

Esok harinya para santri secara bergilir dengan teliti memelihara pohon-pohon bunga anggrek tersebut…

Namun…
pada suatu hari… ketika salah seorang santri sedang merapikan… dan menyiram bunga-bunga anggrek kesayangan sang Guru… tanpa sengaja dia menyenggol rak-rak pohon tersebut… “Prang…!!!” bunyi keras mengiringi berjatuhannya pot -pot bunga anggrek… dan tampak beberapa pot pecah berantakan… dan tanaman anggrek pun berserakan di sekitarnya… para santri dengan rasa panik dan ketakutan berusaha membenahi sebisanya… tetapi apa daya… hanya sedikit yang terselamatkan… dan dengan sangat hati-hati… para santri mencoba untuk menata kembali bunga Anggrek yang masih bisa diselamatkan…

Dengan rasa was-was… para santri dia pun menunggu gurunya pulang… untuk meminta maaf dan siap menerima hukuman apapun yang akan diberikan oleh sang Guru…

Setelah sang Guru kembali dari perjalanan… maka dikumpulkannya seluruh santri-santrinya… untuk menanyakan khabar dan keadaan para santri-santrinya… setelah selesai acara “temu kangen” antara sang Guru dan santri-santrinya… salah seorang santri berdiri untuk memohon waktu sejenak kepada sang Guru…

“ada apa gerangan santri ku…?” tanya sang Guru…
“Guru… saya ingin meminta ma’af…” kata santri tersebut…
“Lho… ada salah apa gerangan…?” tanya sang Guru kembali…
“Guru… saya mohon ma’af… saya mengaku salah… saya telah mengecewakan Guru… Saya telah menjatuhkan beberapa pot Anggrek kesayangan Guru… dan saya siap menerima hukuman dari Guru… sekali lagi saya mohon ma’af Guru…” jelas santri yang telah memecahkan pot-pot…

dan mendengar kabar itu… sambil tersenyum dan dengan tenang sang Guru yang bijaksana tersebut berkata… :

"Santri-santriku sekalian… Memang bunga anggrek adalah bunga kesayangan Guru… makanya Guru merawatnya dengan baik sehingga berbunga dengan indah… Perlu kalian ketahui… Guru menanam bunga anggrek alasan utamanya adalah… untuk menikmati indahnya warna-warni bunga-bunga anggrek… dan yang lebih utama lagi adalah… untuk merenungkan sekaligus bersyukur atas keindahan ciptaan Allah SWT… selain itu untuk memperindah lingkungan di sekitar sini…  dan INGATLAH BAIK-BAIK… Guru menanam bunga Anggrek tersebut… BUKANLAH DEMI UNTUK KEKECEWAAN dan KEMARAHAN…”

Sambil merubah posisi berdirinya… sang Guru yang bijaksana tersebut melanjutkan nasehatnya… “walaupun Guru menyukai bunga anggrek… tapi Guru tidak terikat akan bunga-bunga itu… untuk itulah Guru tidak perlu marah ataupun kecewa karena anggrek… tetapi pesan Guru… lain kali dalam mengerjakan sesuatu apapun kalian harus ekstra lebih hati-hati… bunga anggrek bisa ditanam lagi… tapi ketidakhati-hatian adalah sikap yang harus selalu diwaspadai… karena bisa berakibat negatif dan berdampak buruk bagi siapa pun…"

Sahabat Fillah… coba qt renungkan perkataan sang Guru yang bijaksana tersebut… “…sungguh benar… ‘bahwa… bukan demi untuk kemarahan dan kekecewaan Guru menanam tanaman anggrek…"

qt pun bisa belajar dari sini…

Sahabat Fillah… pesan Bijak nan Bajik dari kisah tersebut diatas adalah… seandainya amarah dan kekecewaan sedang menguasai kita… cobalah berhenti sejenak dan pikirkanlah…

"Bukan demi marah dan kecewa qt berkenalan… berteman… bersahabat…"… "Bukan demi marah dan kecewa qt menjadi suami istri…"… "Bukan demi marah dan kecewa qt melahirkan dan mendidik anak…"… dan… “Bukan demi marah dan kecewa qt memutuskan sesuatu untuk segala sesuatunya…”… dengan demikian… Insya Allah sikap toleransilah yang akan muncul… Kemarahan dan kekecewaan akan mencair…

dan kedamaian pun akan menyertai hati serta kehidupan kita… Ketika kita hendak bertengkar dengan kenalan… teman… sahabat… keluaraga… orang rumah… tetangga… hendaklah perlu diingat… perjumpaan yang telah terjadi… bukan demi untuk rasa marah dan kecewa… tapi sudah sepatutnya lah qt untuk mensyukuri… karena dibalik setiap peristiwa dalam hidup qt… ada hikmah yang tersembunyi… ada ilmu Allah yang perlu qt renungkan… Mari kita semua belajar untuk berlapang dada… Insya Allah dalam kehidupan qt akan penuh ketenangan serta kedamaian… mudah-mudahan bermanfaat…

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…

salam santun fillah…

“RQ / AA” Bekasi…

0 komentar:

Post a Comment

Blogger news

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About