Menuju Ampunan Allah
0
komentar
“Berlomba-lombalah kamu sekalian menuju ampunan Tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikanNya kepada yang dikehendakiNya” (QS. Al Hadid: 21).
Begitu dahsyat perlombaan merebut hati manusia, sehingga tidak sedikit yang mengalami kekalahan dan kesengsaraan. Seperti kekalahan dalam merebut hati rakyat dalam pemilihan umum. Tak mungkin semuanya menang. Namun, tidak demikian dengan perlombaan menuju ampunan Allah.
Bila penduduk dunia ini berlomba menuju ampunan Allah, setiap jengkal bumi ini akan damai. Akan jauh dari pelanggaran, kekalahan, kesengsaraan, dan sejenisnya. Sebab, semakin banyak manusia berpartisipasi dalam menuju ampunan Allah, semakin tercipta rasa persaudaraan antar sesama manusia. Semakin banyak manusia yang merasa dirinya sama dengan orang lain sebagai makhluk Allah. Semua akan merasa tak punya ilmu, kecuali hanya setetes saja.
Dengan cara demikian, akan hilang kebencian antar sesama. Tak akan timbul keinginan untuk menganiaya orang lain. Akan tak ada pembunuhan. Sebab, setiap orang yang berlomba menuju ampunan Allah faham bahwa kebencian, menganiaya orang lain, membunuh, dan kejahatan lainnya, merupakan sikap dan perbuatan yang menjauhkan diri dari ampunan Allah.
Juga, tak ada kekalahan dalam berlomba menuju ampunan Allah. Kalau melakukan dengan benar, semua akan meraih kemenangan. Apalagi Allah berjanji mengampuni hamba-hambaNya, tanpa membeda-bedakan, yang benar-benar mencari ampunanNya.
Semua manusia pasti melakukan kesalahan. Karena itu, bertindak keliru atau memiliki keterbatasan bukanlah suatu ‘aib akan tetapi yang dikatakan ‘aib itu adalah terus-menerus di dalam kesalahan ini, membiarkannya dan tidak mempedulikannya. Hendaknya seorang hamba memandang kepada keagungan Dzat Yang ia maksiati dan lakukan kesalahan terhadap-Nya dan janganlah memandang kepada kecilnya suatu kemaksiatan. Dari itu, hendaknya ia bersegera untuk bertobat dan kembali kepada-Nya serta meminta ampunan-Nya. Allah Ta’ala berfirman,
“Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah wahai kaum Mukmiin, semoga kamu beruntung.” (an-Nuur:31)
Dan firman-Nya, “Katakanlah, ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dial-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az-Zumar;53)
Betapa besarnya ampunan Allah dan betapa luas kekuasaan-Nya. Sekalipun semua makhluk berkumpul maka sama sekali mereka tidak dapat mempengaruhi bertambah atau berkurangnya kekuasaan-Nya tersebut. Seorang Muslim hendaknya berhati-hati dalam semua perbuatannya sehingga ia bisa membersihkan dan memperbaikinya. Semuanya sudah diperhitungkan atasnya, dicatat di dalam lembaran amal-amalnya baik kecil mau pun besar. Allah Ta’ala berfirman, “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasan-nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat balasan-nya pula.” (az-Zalzalah:7-8)
Hendaknya seorang Muslim menghitung dirinya sendiri di dalam kehidupan ini sebelum dirinya diperhitungkan nanti pada hari Kiamat yang karenanya dia akan mencela dirinya sendiri, mencercanya, menyesali namun penyesalan yang tiada guna. Umar bin al-Khaththab RA berkata, “Hitunglah dirimu sebelum dirmu diperhitungkan dan timbanglah ia sebelum dirimu ditimbang dan bersiap-siaplah untuk Hari ‘al-‘Ardl al-Akbar’ (sidang terbesar terhadap kaum Mukminin pada hari Kiamat).”
Wallahu a’lam
0 komentar:
Post a Comment